Rinaldi, AdnanYasin (2014) persepsi nelayan alat tangkap mini trawl terhadap perikanan yang berkelanjutan di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Menurut Lukito (2008), pesisir selatan Jawa Timur memiliki potensi perikanan tangkap mencapai 590.020 ton per tahun. Sedangkan berdasarkan Dinas Komunikasi dan Informatika Propinsi Jawa Timur (2009), bahwa potensi perikanan tangkap yang sudah dieksploitasi di wilayah perairan Jawa Timur pada tahun 2007 sekitar 382.000 ton. Sedangkan pada tahun 2008 hanya mencapai 314.463 ton. Selama ini pengkajian perikanan lebih banyak dilakukan secara parsial dalam pandangan teknologi, ekologi dan biologi. Hal ini sering dijadikan tolak ukur menjadikan perikanan yang lestari. Beberapa kajian menunjukkan bahwa peranan nelayan menjadi faktor dominan yang menentukan berhasil tidaknya suatu program kerja perikanan. Tanpa partisipasi nelayan, pembangunan sektor perikanan akan mengalami kebuntuan. Perubahan pola pikir nelayan perlu menjadi salah satu agenda pembangunan sektor perikanan, diantaranya dapat dilakukan melalui pendidikan, penyuluhan dan penegakan regulasi (Wiyono, 2007). Tujuan Penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan nelayan tetap menggunakan alat tangkap "mini trawl" meskipun jelas dilarang, untuk memahami persepsi nelayan terhadap penangkapan ikan yang berkelanjutan dan penyelamatan ekosistem laut dan untuk mengetahui penyebab dan menemukan solusi mengenai sering adanya konflik antara sesama nelayan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan data primer berupa hasil kuisioner dan wawancara kepada para nelayan serta pihak – pihak yang berkaitan seperti Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasuruan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Kondisi perairan Selat Madura yang telah overfishing , menyebabkan kelangkaan sumberdaya perikanan di perairan Lekok. Hal tersebut membuat nelayan harus melaut hingga ke perairan lain. Kebanyakan nelayan mulai beralih ke alat tangkap modern yang bersifat aktif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Faktor sosial dan ekonomi menjadi alasan nelayan Lekok tetap menggunakan alat tangkap ilegal. Nelayan di Kecamatan Lekok mengetahui bahwa alat tangkap tongep , WCW atau mini trawl merupakan alat tangkap ilegal, karena sumberdaya laut yang semakin menipis dan biaya operasional yang semakin melambung, membuat mereka tetap menggunakan alat tangkap ilegal tersebut dikarenakan menurut mereka alat tangkap tersebut lebih produktif dan efisien, sehingga mampu menutupi biaya operasional dan mendapatkan hasil yang lebih banyak. Meskipun alat tangkap tersebut sangat tidak ramah lingkungan dan kerap menimbulkan konflik, mereka tidak punya pilihan lain untuk tetap menggunakan alat tangkap tersebut karena kondisi ekonomi mereka tidak kunjung membaik apabila menggunakan alat tangkap tradisional. Konflik yang terjadi dibagi menjadi tiga yaitu konflk kelas, konflik cara produksi / alat tangkap dan konflik usaha. Konflik kelas yang dimaksud adalah konflik yang terjadi antara nelayan tongep (mini trawl) yang tergolong dalam nelayan modern, yang mayoritas berasal dari Desa Wates dan sedikit dari Desa Jatirejo dengan nelayan tradisional (jaring rajungan, trammel nets dan gill nets ) milik nelayan Semedusari. Konflik alat tangkap kerap timbul akibat perbedaan persepsi penggunaan alat tangkap yang melibatkan nelayan Lekok dengan nelayan dari Bangkalan Madura. Konflik usaha melibatkan para nelayan dengan para agen dan pengamba’ . Peran pemerintah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan dalam memecahkan suatu konflik dengan melakukan mediasi terhadap pihak – pihak yang berkonflik, didampingi oleh tokoh – tokoh masyarakat dan tokoh agama. Dan juga pihak Dinas Kelautan dan Perikanan sendiri rajin mengadakan penyuluhan dan pembinaan kepada para nelayan mengenai peraturan – peraturan yang berlaku. Pihak Polisi Perairan (POLAIR) sebagai penegak hukum, telah berusaha menegakkan hukum yang berlaku. Dan bersikap lebih tegas terhadap setiap pelanggaran hukum yang terjadi. Namun keadaan nelayan di lapangan, membuat penegakkan hukum menjadi cukup sulit. Karena kerap menimbulkan dilema di benak para aparat, karena kondisi nelayan yang tidak kunjung mengalami peningkatan taraf hidup dan kondisi perekonomian yang semakin sulit. Dari penelitian ini disarankan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan perlu melakukan suatu pendekatan sosial ekonomi untuk pendeteksian dini terhadap konflik yang akan terjadi dan juga untuk menyatukan persepsi para nelayan agar berhenti menggunakan alat tangkap ilegal. Dan pihak POLAIR sebagai aparat hukum diharapkan lebih tegas dalam menegakkan huum yang berlaku, sering terjadinya pelanggaran akibat dari lemahnya penegakkan hukum disana.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FPR/2014/80/051402292 |
| Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan |
| Depositing User: | Endang Susworini |
| Date Deposited: | 21 Apr 2014 09:55 |
| Last Modified: | 19 Oct 2021 06:20 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133901 |
Preview |
Text
DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
LAMPIRAN_1.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR_LAMPIRAN.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Lembar_pengesahan.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
KATA_PENGANTAR.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR_TABEL.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
RINGKASAN.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_1.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_2.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_3.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Bab_4.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
BAB_5.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
COVER.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR_GAMBAR.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR_ISI.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |