Uji Kelayakan Tambak Tradisional Ditinjau Dari Segi Biofisik Di Desa Sedati Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur

Subekti, DitaAmelia (2014) Uji Kelayakan Tambak Tradisional Ditinjau Dari Segi Biofisik Di Desa Sedati Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Potensi tambak Indonesia tersebar di seluruh provinsi di tanah air, hanya ada tiga provisi yang tidak memiliki tambak yakni Sumatra Barat, DKI dan DIY. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan tambak terluas. Sidoarjo memiliki luas tambak sekitar ±15.539,70 ha, tersebar di delapan kecamatan, yaitu Waru, Sedati, Buduran, Sidoarjo, Candi, Tanggulangin, Porong dan Jabon. Kawasan pertambakan di Sedati merupakan tambak rakyat, komoditas ikan yang dibudidayakan lebih dari 60% tambak ialah tambak ikan bandeng. Ikan bandeng adalah ikan pantai dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi bagi sebagian masyarakat yang hidup di daerah pesisir. Namun produksi ikan bandeng menurun di daerah Sedati maka untuk mengetahui melalui evaluasi kelayakan tambak terkait dengan penurunan produksi budidaya tersebut, diharapakan solusinya dapat diterapkan dan membawa lingkungan di perairan tambak di Desa Sedati menuju optimal bagi kehidupan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi biofisik tambak tradisional dilihat dari fitoplankton, kualitas air dan kualitas tanah di Desa Sedati, Kabupaten Sidoarjo dan menilai kelayakan tambak tradisional di di Desa Sedati, Kabupaten Sidoarjo berdasarkan kondisi biofisiknya. Penelitian ini dilaksanakan di Tambak tradisional di Desa Sedati Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur, Laboratorium Fisika dan Kimia Tanah Fakultas Pertanian, Laboratorium Hidrobiologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang pada bulan Juli hingga Desembar 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif. Pengambilan serta pengukuran dilakukan pada 4 tambak yakni 2 tambak sumber air berasal dari saluran irigasi dan 2 tambak sumber airnya berasal dari air sungai dengan 4 stasiun yaitu pada tiap titik tambak sehingga jumlah pengambilan sampel adalah 16 untuk sampel air dan 7 untuk sampel tanah. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 minggu. Pengambilan data primer meliputi observasi, wawancara dan partisipasi yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari jurnal, majalah, internet, buku-buku serta instansi pemerintahan yang terkait guna menunjang keberhasilan penelitian. Pengukuran dan analisis kualitas air meliputi suhu, kecerahan, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, salinitas, pH, nitrat, amonia, orthophospat, TOM, kualitas, kuantitas dan diversitas fitoplankton dan kualitas tanah meliputi tekstur tanah, pH, bahan organik tanah, potensial redoks, kapasitas tukar kation, nitogen dan fosfat. Analisis data dilakukan dengan cara data yang didapat dikelompokkan menjadi empat kelompok stasiun. Kemudian dihitung rata-rata dari masing-masing kelompok data dalam setiap variabel, kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar peran variabel tersebut dilakukan scoring Hasil penelitian tanah menunjukkan tekstur tanah pada tambak 1, 2, 3, 4 bertekstur liat. Bahan orgaik pada keempat tambak menunjukkan kisaran yang optimal yaitu 2,15% - 4,09% menurut DKP (1994) menyatakan bahwa tanah dengan kandungan bahan organik 1 - 4% merupakan tambak yang baik. Sedangkan pH berkisar antara 7,1 - 7,5, potensial redoks pada keempat tambak mempunyai kisaran yang rendah yakni (-5,3 mV) sampai (-31,6 mV). Nilai KTK pada keempat tambak tidak berbeda jauh, yakni dengan kisaran terendah 34,41 me/100g. Nitrogen tanah berkisar antara 0,13%-0,26% dan fosfor sebesar 0,03%-0,07%. Sehingga, nilai klas kelayakan tanah pada keempat tambak dengan menggunakan soil quality index (SQI) dinilai sedang untuk budidaya dengan nilai didapatkan tambak 1, 2, 3, 4 berturut-turut 43,89; 44,22; 45,9; 44,89. Hasil penelitian kualitas air menunjukkan bahwa kecerahan pada keempat tambak penelitian senilai 80 cm dan suhu keempat tambak tergolong normal dengan kisaran nilai 30°C-32°C, menurut Kordi dan Gufron (2010) bahwa kisaran suhu optimal bagi kehidupan ikan di perairan tropis adalah antara 28°C - 32°C. Kisaran DO sebesar 6,6 mg/l - 7,7 mg/l. Kisaran CO2 pada tambak 1, 2, 3 sebesar 0,0098 mg/l yang berarti kadar CO2 bebas di perairan berada dalam bentuk ikatan yaitu berada dalam bentuk ion bikarbonat sedangkan pada tambak 4 sebesar 9,18 mg/l - 13,3 mg/l. Salinitas pada keempat tambak berkisar antara 8 ppt - 16 ppt. Kisaran pH pada tambak 1, 2, 3, 4 sebesar 8. Kadar nitrat tertinggi sebesar 4,076 mg/l pada tambak 4 dan kadar nitrat terkecil terdapat pada tambak 1 sebesar 2,213 mg/l. Kadar orthophospat berkisar antara 0,032 mg/l – 1,143mg/l. Ammonia pada keempat tambak berkisar antara 0,07 mg/l – 0,34 mg/l. Nilai TOM berkisar antara 4,33 mg/l – 21,11 mg/l. Dari data hasil perhitungan kelimpahan fitoplankton pada tambak 1 berkisar antara 59181-121051 ind/ml, pada tambak 2 berkisar antara 59182 - 158712 ind/ml, tambak 3 kelimpahan fitoplankton berkisar antara 110293 - 156023 ind/ml, kelimpahan fitoplankton pada tambak 4 berkisar antara 64564 - 139884 ind/ml. Sedangkan kisaran indeks diversitas pada tambak 1 berkisar 2,6478 - 3,8266 H, tambak 2 berkisar 3,7848 - 5,1886 H, tambak 3 berkisar 5,1939 - 7,2993 H dan tambak 4 berkisar 5,9691 - 8,1328 H. Sehingga nilai klas kelayakan air pada keempat tambak dengan menggunakan water quality index (WQI) pada tambak 1, 2, 3 berada dalam kategori baik sedangkan pada tambak 4 berada dalam kategori sedang Hal ini disebabkan kadar bahan organik terlarut pada tambak 4 lebih tinggi dibandingkan tambak-tambak yang lainnya. Bahan organik tersebut akan mengalami proses dekomposisi. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian adalah berdasarkan penilaian klas kelayakan dengan soil quality index tambak 1, tambak 2, tambak 3 dan tambak 4 termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan penilaian klas dengan water quality index didapatkan bahwa tambak 1, tambak 2 dan tambak 3 termasuk kategori baik sedangkan pada tambak 4 tergolong kategori sedang. Meskipun hasil penilaian untuk tanah didapatkan dalam kategori sedang. Kondisi kelayakan tambak tradisional di Desa Sedati berdasarkan kondisi biofisiknya pada tambak 1, tambak 2, tambak 3 dan tambak 4 termasuk dalam kategori sedang yang berarti kondisi tambak dapat dilakukan pengelolaan kualitas tanah yang lebih baik sehingga mendapatkan hasil produksi yang maksimal. Saran yang dapat diambil adalah berdasarkan data hasil kondisi tanah yang diperoleh maka perlu dilakukan pengelolaan kualitas tanah terutama potensial redoks yang lebih baik sehingga mendapatkan hasil produksi yang maksimal dengan cara perbaikan tanah dan pengeringan tanah dan pengurangan bahan organik.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/79/051402254
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 10 Apr 2014 07:39
Last Modified: 22 Oct 2021 04:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133899
[thumbnail of burning_skripsi.pdf]
Preview
Text
burning_skripsi.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item