Kajian Budaya Rokat Tase’ (Petik Laut) Masyarakat Pesisir Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan

Firmansyah, Arif (2015) Kajian Budaya Rokat Tase’ (Petik Laut) Masyarakat Pesisir Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Dusun Jumiang, Desa Tanjung, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Propinsi Jawa Timur pada bulan Januari – Februari 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penyelenggaraan kebudayaan Rokat Tase’ di Desa Tanjung Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan dan untuk mengetahui alasa masyarakat disana masih mempertahankan kebudayaan ini Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, untuk pengumpulan data yang digunakan antara lain dokumentasi, wawancara, dan observasi. Sedangkan jenis dan sumber data yang diperoleh dari data primer adalah hasil wawancara yang diperoleh dari ketua panitia penyelenggara kebudayaan Rokat Tase’ di Desa Tanjung, pemuka agama setempat, dan budayawan Madura. Dan untuk data sekunder adalah Keadaan umum lokasi penelitian, Letak geografis lokasi penelitian, Keadaan penduduk daerah tempat penelitian berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Pekerjaan. Desa Tanjung, Kecamatan pademawu, Kabupaten Pamekasan sebelah timur berbatasan dengan selat madura, sebelah barat dan utara adalah desa pademawu timur kecamatan pademawu, sebelah selatan adalah desa padeglan. Penduduk desa tanjung rata-rata mata pencahariannya adalah seorang nelayan, hal ini sebanding dengan tempat tinggal mereka yang terletak di pesisir pantai jumiang. Dan rata-rata pendidikan terakhir mereka adalah lulusan Sekolah Dasar (SD). Sarana yang paling banyak terletak di Desa Tanjung adalah musholla atau wakaf, hal ini dapat terbukti bahwa agama yang dipeluk oleh masyarakat sekitar sangatlah kuat yaitu agama islam, dan dapat menunjukkan karakteristik suatu masyarakat. Dari hasil penelitian didapat bahwa proses pelaksanaan kebudayaan Rokat Tase’ di desa Tanjung ini berlangsung selama 2-3 hari, penyelenggaraannya dilaksanakan pada bulan Suro ( Muharram dalam kalender Islam). untuk tanggal pelaksanaannya tidak menentu tergantung dari kesiapan para panitia untuk menyelenggarakan. Selama 2-3 hari tersebut terdapat beberapa bagian acara dimana terjadi akulturasi kebudayaan kejawen, agama Hindu-Budha, dan Islam. seperti kepercayaan terhadap Nyi Roro Kidul sebagai penguasa pantai di bagian Selatan, pelarungan sesajian yang berisikan kepala kerbau, dan beberapa peralatan rumah tangga sehari-hari. Sedangkan sisi agama Islam nya terdapat pada acara pengajian (Hatamil Qur’an ) dan iring-iringan bacaan shalawat nabi sesaat sebelum pelarungan sesajian berlangsung. Masyarakat desa Tanjung mendapatkan bantuan dana dari pihak sponsor yang mendukung, banyak unsur politik yang ikut serta meramaikan acara ini demi kelancaran kepentingan politik mereka pada saat pemilihan umum berlangsung nanti. Selain itu, para pemilik kapal (juragan) menyumbang dana yang lebih besar daripada anak buah kapal (ABK), untuk kuantitas dari dana yang disumbangkan tidak ditentukan (seikhlasnya). Rokat Tase’ ini memiliki nilai-nilai luhur serta tingkat kearifan lokal yang perlu dilestarikan, maka dari itu masyarakat pesisir desa Tanjung masih mempertahankan tradisi ini sampai sekarang. Pada mulanya, penyelenggaraan tradisi ini tidak bisa lepas dari sosok Nyi Roro Kidul sebagai makhluk ghaib yang dipercayai sebagai penguasa pantai Selatan. Persembahan sesajian yang dilarungkan merupakan bentuk rasa syukur dan permintaan kepada sosok ghaib tersebut. Adanya ajaran Hindu-Budha dan Kepercayaan Kejawen yang melekat pada pola pikir masyarakat nelayan di desa Tanjung mulai berkurang dengan masuknya ajaran agama Islam. Adanya akulturasi antara Islam dalam Kebudayaan Rokat Tase’ ini tampak dari tata cara penyelenggaraan yakni terdapat beberapa susunan acara seperti pembacaan surat Al-Qur’an serta pembacaan sholawat Nabi. Dampak positif dari diadakannya tradisi Rokat Tase’ ini adalah masyarakat diajarkan cara untuk menghormati apa yang telah diberikan oleh Allah SWT berupa lautan yang berisikan sumber daya hayati yang siap digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari para nelayan, dan menghormati makhluk ghaib yang berada di lautan dengan memberi mereka sesajian. Dampak negatif tradisi Rokat Tase’ ini jika dipandang dari aspek ekonomi adalah berkurangnya kekayaan mereka. Hal ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan yang dikeluarkan setiap nelayan baik berstatus juragan maupun ABK meskipun nilai nya berbeda-beda. Akan tetapi, dengan semakin banyaknya pihak yang membantu acara ini, cukup untuk meringankan beban nelayan dalam hal dana yang dikeluarkan. Karena pada kenyataannya, hal yang tertanam dalam benak mereka bahwa meskipun mengeluarkan/menghabiskan kekayaannya kepada hal tersebut, hal ini akan membuahkan hasil yang lebih banyak seperti zakat, infaq dan sedekah pada ajaran agama Islam dan hal ini memang terbukti. Inilah yang menjadi alasan utama mereka rela mengeluarkan dana yang begitu besar pada penyelenggaraan tradisi Rokat Tase’ ini seperti yang ditulis pada Alquran surat Ar-Ruum ayat 60.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/510/051500428
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 27 Jan 2015 08:17
Last Modified: 22 Oct 2021 03:15
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133847
[thumbnail of Laporan_Skripsi.pdf]
Preview
Text
Laporan_Skripsi.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item