Pengaruh Lama Waktu Pemaparan Laserpunktur Pada Titik Reproduksi Kerang Abalone (Haliotis squamata) Betina Terhadap Kematangan Gonad

Aulia, Lensa (2014) Pengaruh Lama Waktu Pemaparan Laserpunktur Pada Titik Reproduksi Kerang Abalone (Haliotis squamata) Betina Terhadap Kematangan Gonad. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kerang abalone merupakan komoditi perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Namun pada umumnya Kerang abalone membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat memulai bereproduksi. Kematangan gonad pada kerang abalone betina tropis rata-rata dimulai pada ukuran 5 cm dimana ukuran tersebut dapat dicapai ketika abalone telah mencapai umur 1,5-2 tahun. Karena pertumbuhan abalone yang lambat dan ketersediaan indukan yang masih terbatas menyebabkan penyediaan benih kerang abalone masih bersifat terbatas pula. Oleh karena itu, diperlukan penerapan teknologi tepat guna yang bertujuan untuk mempercepat penyediaan induk kerang abalone secara masal, berkelanjutan dan memiliki kualitas yang baik untuk menunjang keberhasilan budidaya kerang abalone yang nantinya akan berakibat pula pada terpenuhinya permintaan pasar. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses kematangan gonad kerang abalone adalah dengan cara pemaparan menggunakan laserpunktur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan gonad kerang abalon betina (Haliotis squamata) yang terpapar laserpunktur dengan lama waktu pemaparan yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pembenihan dan Budidaya Air Payau, Situbondo dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan April sampai dengan Juni 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dan rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan dengan lama waktu pemaparan laserpunktur yang berbeda pada tiap perlakuan yaitu perlakuan A dengan lama waktu pemaparan laserpunktur selama 50 detik, perlakuan B dengan lama waktu pemaparan laserpunktur selama 100 detik, perlakuan C dengan lama waktu pemaparan laserpunktur selama 150 detik dan perlakuan D dengan lama waktu pemaparan laserpunktur selama 200 detik. Sedangkan untuk sampel kontrol dipelihara tanpa diberi perlakuan. Lama waktu pemeliharaan dilakukan selama 2 minggu. Parameter utama yang diamati pada penelitian ini adalah Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indeks Kematangan Gonad (IKG) dan histolgi gonad, sedangkan parameter penunjang yang diamati adalah kualitas air media pemeliharaan yang meliputi suhu, pH dan oksigen terlarut (DO). Hasil dari penelitian ini adalah pada perlakuan A dengan lama waktu penyinaran 50 detik dan B dengan lama waktu penyinaran 100 detik memiliki tingkat kematangan gonad yang sama yaitu berada pada tingkat II yaitu fase mulai matang. Pada perlakuan C dengan lama waktu penyinaran selama 150 detik memiliki hasil terbaik dengan kematangan gonad pada tingkat III yaitu fase matang gonad. Sedangkan pada perlakuan D gonad sama dengan kontrol yaitu tingkat kematangan gonad berada pada tingkat I yaitu fase belum menghasilkan telur. Hasil pengamatan langsung secara morfologi ini didukung pula dengan hasil histologi dan pengamatan IKG dimana hasil terbaik adalah pada perlakuan C dengan indeks kematangan gonad sebesar 9,626%. Perlakuan terbaik kedua yaitu pada perlakuan B dengan nilai indeks kematangan gonad sebesar 7,270%. Selanjutnya perlakuan A dengan indeks kematangan gonad sebesar 6,531%. Setelah itu perlakuan D memiliki nilai indeks kematangan gonad sebesar 5,596. Sedangkan nilai indeks kematangan gonad terendah adalah pada kontrol (tidak diberi perlakuan) dengan nilai indeks kematangan gonad sebesar 5,513. Berdasarkan perhitungan analisis ragam diketahui bahwa pemaparan laserpunktur pada titik reproduksi kerang abalone betina memiliki pengaruh berbeda nyata terhadap kematangan gonad. Sedangkan dari perhitungan polinomial orthogonal diketahui bahwa nilai x maksimum adalah 131,75 detik dengan nilai indeks kematangan gonad maksimum sebesar 8,5411%. Dari kesimpulan tersebut maka dapat dikatakan bahwa hipotesa 1 (H1) diterima. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pemaparan laserpunktur pada titik reproduksi kerang abalone betina memiliki pengaruh nyata terhadap kematangan gonad. Perlakuan terbaik yang digunakan adalah pada perlakuan C dengan lama waktu pemaparan laserpunktur selama 150 detik yang telah mencapai TKG III jika dibandingkan dengan perlakuan A dengan lama waktu pemaparan 50 detik dan perlakuan B dengan lama waktu pemaparan 100 detik yang masih mencapai TKG II. Sedangkan perlakuan D dengan lama waktu pemaparan 200 detik dan kontrol (tanpa perlakuan) yang masih pada TKG I. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas telur kerang abalone yang distimulasi menggunakan laserpunktur dan juga penelitian lebih lanjut mengenai kualitas benih kerang abalone yang berasal dari induk yang distimulasi kematangan gonadnnya menggunakan laserpunktur.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/420/051407145
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 05 Nov 2014 14:29
Last Modified: 21 Oct 2021 08:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133749
[thumbnail of 45.pdf]
Preview
Text
45.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item