Zaini, Ainul (2014) Analisis Daya Dukung Perairan Tambak Di Desa Gebang Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir. Kegiatan budidaya tambak yang terus menerus menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, yang ditandai dengan menurunnya kualitas air. Disamping itu perkiraan daya dukung untuk budidaya perairan tawar merupakan masalah yang kompleks, karena dalam masalah ini melibatkan interaksi antara faktor kimia, faktor fisika dan faktor biologi perairan. Maka diperlukan adanya analisis daya dukung perairan tambak dengan pendekatan produktivitas primer, dimana pengambilan nilai produktivitas primer dalam penelitian ini dilakukan dengan metode klorofil-a. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan potensi maksimum dari spesies atau populasi dalam kaitannya dengan sumber-sumber alami dan kualitas perairan Penelitian ini dilaksanakan di tambak tradisional budidaya ikan bandeng, di Desa Gebang Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Kemudian dilanjutkan dengan analisis parameter kimia, identifikasi fitoplankton dan klorofil-a di Laboratorium Ilmu - Ilmu Perairan, Universitas Brawijaya, Malang yang dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji daya dukung perairan tambak di Desa Gebang Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Karena dengan mengetahui daya dukung perairan maka akan dapat mengetahui potensi dari perairan tambak tersebut dalam upaya pengembangan budidaya tambak di Desa Gebang Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo di masa mendatang. Materi dalam penelitian ini adalah daya dukung perairan dengan pendekatan produktivitas primer dengan menggunakan metode klorofil-a, pengukuran panjang dan berat ikan dan untuk parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu, kecerahan, pH, oksigen terlarut, CO2 bebas, nitrat, orthofosfat dan fitoplankton. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif observasional dan teknik pengambilan data dilakukan dengan observasi langsung di lapangan dan wawancara.. Pengambilan sampel dilakukan di tambak pada 3 titik pengambilan sampel yaitu inlet atau outlet, tengah dan bagian tepi tambak sebanyak 4 kali pengambilan sampel dengan selang waktu pengambilan selama 7 hari sekali. Sedangkan untuk pengambilan sampel ikan didapatkan dari tambak dengan menggunakan alat tangkap jaring. Dari hasil pengukuran klorofil-a didapatkan nilai berkisar antara (3,50 – 10,79) mg/m3, sementara untuk hasil produktivitas primer didapatkan nilai berkisar antara (1,79 – 3,57) gr c/m2/hari. Untuk nilai kelimpahan fitoplankton berkisar antara (395.090 – 617.051) ind/ml dimana perairan tambak ini tergolong perairan eutrofik. Dan menurut index diversitasnya nilainya berkisar antara 0,92 – 1,86 dimana nilai tersebut menunjukan index diversitasnya sedang. Berdasarkan hasil perhitungan daya dukung perairan tambak berdasarkan nilai produktivitas primer di atas didapatkan rata-rata produksi ikan sebesar 3.734,22 kg ikan/1,8ha/150hari. Sementara hasil produksi ikan di tambak sebesar 1.200 kg. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa produksi ikan yang didapatkan di tambak tersebut masih rendah dan tidak melebihi potensi perairan tambak berdasarkan perhitungan produktivitas primer. Dilihat dari kondisi pertumbuhan ikan di tambak budidaya ikan bandeng ini berdasarkan hasil dari perhitungan hubungan panjang berat yang didapatkan berdasarkan persamaan y = a + bx, didapatkan nilai b sebesar 1,43 dengan nilai a sebagai intercept yaitu 1,80. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai b yang didapatkan dapat diartikan bahwa pengaruh nilai b terhadap berat ikan sebagai akibat dari perubahan panjang relatif kecil. Sedangkan menurut faktor kondisi ikan pada tambak ini nilai rata-rata tiap minggunya berkisar antara 0,950577 hal ini menunjukan keadaan ikan pada tambak ini tergolong kurus. Data parameter kualitas air yang diperoleh yaitu parameter fisika didapatkan bahwa suhu berkisar antara (29 – 32)°C, kecerahan berkisar antara (30 – 34) cm. Parameter kimia didapatkan pH berkisar antara (8 – 9), DO berkisar antara (5,10 – 7,90) mg/L, CO2 Bebas berkisar antara (0 – 0,42) mg/L, nitrat berkisar antara (0,14 – 0,31) mg/L dan fosfat berkisar antara (0,002 – 0,08) mg/L. Dari hasil pengukuran parameter fisika dan kimia menunjukan kondisi perairan di tambak budidaya ikan bandeng ini menunjang untuk pertumbuhan kegiatan budidaya. Hal ini dapat dilihat dari parameter fisika dan kimia perairan pada tambak ini tergolong ke dalam perairan Eutrofik tetapi masih dalam batas yang optimal untuk pertumbuhan organisme perairan. Dari data penelitian diatas didapatkan hasil potensi yang tinggi namun hasil produksi yang didapatkan di tambak masih rendah. Sementara itu untuk kondisi kesuburan perairan didapatkan kondisi yang cukup baik untuk pertumbuhan fitoplankton namun dari analisis hubungan panjang dan berat ikan didapatkan hasil ikan di tambak dalam kondisi kurus. Hal ini menunjukkan bahwa diperairan tambak tersebut mengalami masalah, dari data jenis fitoplankton yg ditemukan terdapat spesies Nitzschia, spesies ini masuk dalam kelompok spesies “toxin producer” dan merupakan spesies penyebab ”harmful algal bloom” (HAB). Definisi HAB adalah pertambahan populasi fitoplankton yang dapat menimbulkan kerugian baik pada biota perairan maupun ekosistem disekitarnya. Peristiwa HAB oleh “toxin producer” disebabkan metabolit sekunder, yang bersifat toksik dari fitoplankton penyabab HAB tersebut. Toksin tersebut dapat terakumulasi pada biota budidaya seperti ikan. Sementara itu kondisi poduktivitas primer yang tinggi mampu menyediakan fitoplankton sebagai pakan alami yang cukup banyak namun tidak mampu mendukung pertumbuhan ikan bandeng. Hal ini dikarenakan kebiasaan makan ikan bandeng yang menjadikan makanan alami berupa klekap sebagai makanan utamanya, maka dari itu keberadaan fitoplankton di perairan tambak masih cukup melimpah. Berdasarkan analisis daya dukung perairan tambak didapatkan hasil produksi tambak yang masih rendah, dikarenakan produktivitas primer yang tinggi yang menyebabkan keberadaan fitoplankton yang melimpah. Maka dari itu perlu adanya upaya peningkatan produksi tambak yaitu dengan cara melakukan budidaya secara polikultur dengan tujuan mengurangi keberadaan fitoplankton dengan menambahkan ikan-ikan yang bersifat planktivora yang menjadikan fitoplankton sebagai makanan utama seperti ikan nila.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2014/384/051406330 |
Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 24 Sep 2014 08:25 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 08:14 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133708 |
Preview |
Text
Ainul_Zaini-Laporan_Skripsi.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |