Analisis Pertumbuhan Ikan Bandeng Yang Dibudidayakan Dengan Menggunakan Sistem Monokultur Dan Polikultur Di Tambak Naungan UPT BPAP Bangil, Pasuruan, Jawa Timur

Yasa, WidytaAnggana (2014) Analisis Pertumbuhan Ikan Bandeng Yang Dibudidayakan Dengan Menggunakan Sistem Monokultur Dan Polikultur Di Tambak Naungan UPT BPAP Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Lokasi penelitian dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Budidaya Air Payau (UPTPBAP) Bangil ini terletak 4 km dari Utara kota Bangil dan berjarak 12 km dari kota pasuruan dan di laboratorium Hidrologi Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya Malang. Mulai 7 Maret sampai 16 Mei 2013. Letak lintang UPTPBAP Bangil yakni 112 0 33’ 55” hingga 113 30’ 37” bujur timur dan antara 70 32’ 34” hingga 80 30’ 20” lintang selatan. Wilayah UPTPBAP Bangil berbatasan dengan wilayah yaitu Sebelah Utara : Kabupaten Sidoarjo, Sebelah Selatan: Kelurahan Kalirejo, Sebelah Barat : Desa Masangan, Sebelah Timur : Desa Tambakan. Dilihat dari segi topografi lokasi UPTPBAP Bangil memiliki ketinggian 9 m di atas permukaan air laut. Wilayah Desa Kalianyar mempunyai Luas 11.806.150 m2, terbagi atas 15 RT dan 6 RW. Jarak bibir pantai dengan UPTPBAP Bangil ± 10 km, dimana air payau diperoleh dari sungai yang melintasi Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Budidaya Air Payau (UPTPBAP) Bangil. Tambak yang di pergunakan untuk penelitian merupakan jenis tambak tradisional dengan memiliki luas ± 2 ha yang terdiri dari tambak polikultur yaitu biota airnya terdiri dari bandeng (Chanos chanos) dan udang windu (Penaeus monodon), kemudian untuk tambak monokultur biotanya bandeng (Chanos chanos). Tujuan dari penelitian saya yakni untuk mengetahui kelimpahan fitoplankton dan untuk membandingan pertumbuhan ikan bandeng antara tambak monokultur dengan polikultur. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif obserfaktoriar dengan melakukan observasi secara langsung terhadap obyek yang diamati. Dilakukan pengamatan fiotoplankton, serta menganalisis kualitas air meliputi suhu, pH perairan, Oksigen Terlarut (DO), Salinitas, Alkalinitas, Kadar Bahan Organik (TOM), Nitrat dan Ortofosfat. Pengambilan sampel ikan dibagi dalam 2 stasiun yaitu : stasiun 1 di tambak polikultur dan stasiun 2 di tambak monokultur, kemudian pengambilan sampel air dibagi 4 titik yaitu titik 1 di outlate, titik 2 pojok tambak, titik 3 inlate, titik 4 pojok tambak. Pengambilan sampel air dan ikan dilakukan pada siang hari sekitar pukul 12.00. Kelimpahan rata-rata fitoplankton berkisar antara 10.125 ind/ml-80.062 Ind/ml. Kelimpahan fitoplankton di Tambak Polikultur nilai tertinggi pada minggu kedua yaitu 52.125 ind/ml dan monokultur didapatkan nilai tertinggi pada minggu kedua yaitu 80.062 ind/ml. Sedangkan nilai terendah terdapat pada tambak polikultur terdapat di minggu ke 4 yaitu 10.125 ind/ml dan pada tambak monokultur terdapat pada minggu ke 4 yaitu 29.812 ind/ml. Index Diversitas di tambak polikultur dan monokultur didapat nilai tertinggi terdapat pada minggu ke 2 yaitu 1,782 dan 3,083, kemudian nilai terendah terdapat pada minggu ke 4 yaitu 0,75 dan 0,346. Sedangkan nilai index diversitas pada Tambak polikultur rata-rata tiap minggunya berkisar antara 0,75 - 3,083. Analisis kualitas air di tambak polikultur yaitu suhu berkisar antara 29,20C – 34,10C, salinitas berkisar antara 8 mg/L – 14 mg/L , pH berkisar antara 7,1 – 8,2, oksigen terlarut antar 8 mg/L – .10 mg/L, alkalinitas berkisar antara 150 mg/L – .246,5 mg/L, total organik matter antara 8,53 mg/L – 20,14mg/L, nitrat berkisar 0,2 mg/L – 0,14 mg/L dan untuk ortofosfat berkisar antara 0,01 mg/L – 0,135 mg/L. Sedangkan di tambak monokultur yaitu suhu berkisar antara 30,40C – 32,90C, salinitas berkisar antara 8,2 mg/L – 15 mg/L, pH berkisar antara 6,9 – 8,2, oksigen terlarut antara 7,51 mg/L – .8,7 mg/L, alkalinitas berkisar antara 145 mg/L – .210,38 mg/L, total organik matter antara 9,17 mg/L – 22,58 mg/L, nitrat berkisar antar 0,08mg/L – 0,22mg/L, dan untuk ortofosfat berkisar antara 0,014 mg/L – 0,148 mg/L. Hasil SGR (Laju pertumbuhan spesifik) pada ikan bandeng dan udang di tambak polikultur sebesarb 1,07% - 1,49% dengan patokan nilai SGR 4,69% - 4,95% sehIngga dapat disimpulkan bahwa nilai laju pertumbuhan spesifik ikan bandeng di tambak polikultur tergolong rendah. Sedangkan hasil SGR pada ikan bandeng di tambak monokultur sebesar 3,91% - 6,28% dengan patokan nilai SGR 1,56% - 1,70% sehingga dapat disipulkan bahwa laju pertumbuhan spesifik ikan baneng di tambak monokultur juga tergolong rendah. Hasil Uji T pada ikan bandeng dan udang pada kedua tambak yakni polikultur dan monokultur untuk T hitung sebesar 12,29 dan T tabel 2,35 dengan selang kepercayaan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa ada perbedaan sistem budidaya polikultur dan monokultur terhadap pertumbuhan ikan bandeng (Chanos chanos) (T hitung < T tabel). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa pada tambak dengan sistem budidaya polikultur dan monokultur perlu pemberian pemupukan supaya pakan alami (plankton) yang tumbuh lebih bayak, dan dilakukan pengontrolan kualitas air secara berkala untuk melestarikan sumberdaya perairan tambak tersebut, serta diharapkan lebih banyak penelitian mengenai budidaya dengan dua sistem ini, agar dapat mengetahui tentang kesuburan perairan tambak, pengelolahan tambak, maupun cara budidaya yang baik.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/346/051405920
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 02 Oct 2014 13:56
Last Modified: 21 Oct 2021 07:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133666
[thumbnail of widyta_anggana_yasa_0810813011_(skipsi).pdf]
Preview
Text
widyta_anggana_yasa_0810813011_(skipsi).pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item