Perencanaan Pengembangan Usaha Pengeringan Ikan Asin Milik Ibu Moni Di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek

Azizu, AzeliaMonica (2014) Perencanaan Pengembangan Usaha Pengeringan Ikan Asin Milik Ibu Moni Di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pengeringan ikan atau ikan asin pada kenyataan masih dianggap sebelah mata dalam industri pengolahan ikan. Hal ini didasarkan pada kenyataannya, usaha yang bergerak dibidang pengolahan ikan asin masih tampak dikelola dengan sederhana dan dalam skala mikro. Dalam pelaksanaan usaha pengeringan ikan asin di Kabupaten Trenggalek khususnya di daerah Watulimo memilki beberapa potensi misal, ketersediaan bahan baku ikan asin diperoleh dari pelabuhan ikan (PPN) sehingga jarak antara tempat bahan baku dan tempat produksi cukup dekat serta prospek pasar yang menjanjikan. Walaupun salah satu yang menjadi kelemahan usaha yaitu dalam hal packing yang masih sederhana serta belum mencantumkan label dan kode produksi. Sehingga perlu adanya pengembangan dalam modifikasi packing pada usaha pengeringan ikan asin. Tujuan dari penelitian ini adalah 1). Kondisi terkini usaha pengeringan ikan asin milik Ibu Moni dilihat dari aspek teknis, aspek pasar, aspek finansiil dan aspek manajemen. 2). Strategi pengembangan usaha pengeringan ikan asin milik Ibu Moni dengan analisis SWOT. 3). Perencanaan dalam pengembangan usaha pengeringan ikan asin milik Ibu Moni. Penelitian telah dilaksanakan pada Usaha Pengeringan Ikan Asin Milik Ibu Moni Di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, pada bulan Februari – Mei 2014. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunkaan yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Data kualitatif meliputi aspek teknis, aspek pasar, dan aspek manajemen. Data kuantitatif meliputi aspek finansiil dan analisis SWOT. Aspek teknis meliputi Sarana produksi yang meliputi tanah dan bangunan, bahan baku (ikan dan garam), peralatan. Prasarana produksi meliputi kondisi jalan dan transportasi, sumber penyedia air, sistem komunikasi dan sumber penyedia listrik. Proses pembuatan terdiri dari proses penggaraman dan pengeringan.Setelah ikan asin kering lalu dipacking dengan menggunakan kardus. Masa penyimpanan hanya berlangsung satu hari. Sedangkan untuk pengangkutan menggunakan mobil pick up milik tengkulak atau pengepul Aspek pasar meliputi produk yang ikan asin yang dihasilkan yaitu ikan layang, ikan teri, ikan layur, ikan petek dan ikan selar. Harga Ikan asin ditentukan sesuai dengan musim ikan saat itu. Saat musim puncak (Juli-Oktober) ikan asin yang diproduksi yaitu ikan layang dengan harga Rp.10.000/kg, ikan layur Rp.6.000/kg, ikan teri Rp.5.000/kg, dan ikan selar Rp.4.000/kg, sedangkan bila musim sedang (April-Juni dan November-Desember) harga ikan layang Rp.12.000/kg, ikan teri Rp.6.000/kg, ikan layur Rp.7.000/kg, ikan petek Rp.4.000/kg dan ikan selar Rp.4.000/kg. Tempat dari usaha pengeringan ikan asin ini berada di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Promosi yang dilakukan oleh usaha pengeringan ikan asin masih sederhana melalui saluran komunikasi telepon. Saluran pemasaran untuk ikan asin ini dilakukan secara tidak langsung. Aspek finansiil usaha pengeringan ikan asin dengan melihat layak usaha tersebut selama satu tahun dianalisis dengan perhitungan jangka pendek. Modal tetap usaha yang digunakan sebesar Rp.15.933.500, sedangkan modal lancar sebesar Rp.2.523.953.900 dan modal kerja sebesar Rp. 2.527.684.834. Biaya tetap yang digunakan usaha sebesar Rp. 86.117.834, total biaya variabel sebesar Rp 2.441.567.000 sehingga biaya total sebesar Rp. 2.527.684.834. Total penerimaan sebesar Rp. 3.034.000.000 per sembilan bulan, keuntungan yang didapatkan sebesar Rp. 506.315.166. R/C Ratio sebesar 1,20, rentabilitas usaha sebesar 20,03%. BEP musim puncak ikan (Juli-Oktober) BEP unit yaitu ikan layang sebanyak 77821,9 kg, ikan teri sebanyak 2806,5 kg, ikan layur sebanyak 1062,4 kg dan ikan selar sebanyak 1063 kg dan BEP sales yaitu ikan layang sebesar Rp. 77.821.909, ikan layur sebesar Rp. 6.374.728, ikan teri sebesar Rp.14.032.602, dan ikan selar sebesar Rp. 4.252.210. Sedangkan musim sedang (April-Juni dan November-Desember) ikan pada untuk BEP unit yaitu ikan layang sebanyak 23,66 kg, ikan layur sebanyak 83,53 kg, ikan teri sebanyak 27,84 kg, ikan selar sebanyak 69,33 kg dan ikan petek sebanyak 68,49 kg dan BEP sales untuk ikan layang sebesar Rp 284.012, ikan layur sebesar Rp. 584.754, ikan teri sebesar Rp. 167.068, ikan selar sebesar Rp. 277.330 dan ikan petek sebesar Rp.27.997. Aspek manajemen meliputi kegiatan perencanaan yaitu menjaga agar kualitas ikan, memiliki tempat produksi tetap, meningkatkan jumlah produksi, dan mengembangkan daerah pemasaran ikan asin. Kegiatan pengorganisasian meliputi pemilik usaha yang bertugas mengontrol kerja setiap kegiatan produksi juga ikut membantu para pekerja. Kegiatan pengarahan dilakukan dalam bentuk ikut bekerja sehingga tercipta komunikasi yang baik antara pemilik usaha dan pekerja. Sedangkan kegiatan pengawasan dalam usaha ini dilakukan secara langsung oleh pemilik usaha meliputi bahan baku (ikan dan garam), alat-alat produksi, proses penggaraman, penjemuran sampai pada packing ikan asin. Berdasarkan analisis SWOT adapun usaha pengeringan ikan berada di kuadran I. Strategi yag harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Strategi pengembangan yang harus dilakukan meliputi meningkatkan jumlah produksi dengan mengoptimalkan SDA untuk memenuhi permintaan pasar, memanfaatkan bantuan pemerintah dalam bentuk penggunaan alat produksi secara optimal untuk menghasilkan ikan asin dan mengembangkan jaringan distibusi untuk meningkatkan wilayah pemasaran. Perencanaan dalam pengembangan usaha pegeringan ikan asin. Berdasarkan hasil NPV Rp. 2.938.290.771, Net B/C sebesar 185,41 , IRR sebesar 3185 %, PP 0,04 tahun. Disimpulkan aspek finansiil jangka panjang selama (sepuluh tahun) bahwa usaha tersebut layak untuk dapat dijalankan. Saran yang diberikan peneliti untuk usaha pengeringan ikan asin antara lain: pelaku usaha, diharapkan variasi bahan baku ikan asin tidak hanya sebatas lima jenis ikan saja, tetapi dapat ditingkatkan/ dikembangkan pada bahan baku hasil laut lainnya. Kalangan akademisi, dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel lebih besar dan bervariasi untuk melengkapi studi tentang perencanaan pengembangan usaha pengeringan ikan asin. Pemerintah daerah, diharapkan dapat memberikan batuan terkait pengembangan usaha pengeringan ikan asin. Bantuan dapat berupa pinjaman untuk modal usaha, alat-alat produksi yang lebih modern dan pemasaran hasil produksi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/325/051405899
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 30 Sep 2014 11:20
Last Modified: 21 Oct 2021 07:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133643
[thumbnail of skripsi...pdf]
Preview
Text
skripsi...pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item