Nurhidayah, Ayu (2014) Peran Gender Pada Informasi Asimetris Dalam Perdagangan Perikanan Di Tpi (Tempat Pelelangan Ikan) Brondong, Lamongan, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Peran gender adalah dimana peran laki-laki dan perempuan yang dirumuskan oleh masyarakat berdasarkan tipe seksual maskulin dan feminitasnya. Misal peran laki-laki ditempatkan sebagai pemimpin dan pencari nafkah karena dikaitkan dengan persepsi masyarakat yang menganggap bahwa laki-laki adalah makhluk yang lebih kuat, dan identik dengan sifat-sifatnya yang super dibandingkan dengan perempuan. Dalam dunia nyata informasi adalah hal yang sangat penting. Dalam ekonomi, pada perdagangan terdapat informasi-informasi yang dimiliki oleh setiap pihak. Informasi yang sempurna dibutuhkan demi kelancaran suatu kegiatan ekonomi, sebab secara tidak langsung informasi sangatlah berkaitan dengan efisiensi suatu kegiatan ekonomi. Oleh karena itu adanya informasi dapat menimbulkan biaya tersendiri, sehingga tak heran jika terdapat tindakan yang berupaya untuk menyembunyikan informasi dari pihak yang lain. Beberapa pihak mungkin mendapatkan informasi lebih banyak dibandingkan pihak lainnya dan hal ini disebut dengan informasi asimetris. Dalam perdagangan perikanan, informasi asimetris terjadi jika pihak pembeli (tengkulak) memiliki informasi lebih banyak tentang harga ikan dibandingkan penjual (nelayan), meskipun kondisi sebaliknya mungkin juga terjadi. Dilihat dari pekerjaan masyarakat di daerah pesisir yang sebagian besar adalah seorang nelayan yang penghasilannya tidak menentu dan kadang lebih rendah dari harapan mereka. Oleh karena itu, beberapa perempuan pesisir juga ikut serta dalam proses perdagangan perikanan. Mereka bekerja sebagai penjual ikan atau yang dikenal dengan tengkulak, agar bisa membantu memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga mereka. Dengan alasan ekonomi tersebut, maka tidak menutup kemungkinan kalau beberapa dari mereka melakukan tindakan informasi asimetris yang bisa memberi keuntungan bagi mereka. Dilihat dari permasalahan tersebut, maka pada penelitian ini akan membahas tentang peran dan dampak dari informasi asimetris dengan judul “Peran Gender Pada Informai Asimetris Dalam Perdagangan Perkanan di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Brondong, Lamongan, Jawa Timur”. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk 1) Mengetahui peran gender pada informasi asimetris dalam perdagangan perikanan; 2) Mengetahui terjadinya informasi asimetris yang dilakukan oleh tengkulak dan nelayan dalam perdagangan perikanan; 3) Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya sistem informasi asimetris dalam perdagangan perikanan yang dilakukan di TPI Brondong Lamongan, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, selain itu peneliti juga menggunakan analisis harvard dan model analisis pohon masalah. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data primer yang dilakukan meliputi observasi, wawancara, kuesioner serta dokumentasi. Sedangkan cara pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan Stratified Random Sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran gender yang terjadi pada informasi asimetris dalam perdagangan perikanan di TPI Brondong lebih banyak dilakukan oleh seorang perempuan yang disebabkan karena kurangnya pendapatan suami, dan karena perempuan dikenal lebih kreatif dan pintar dalam penentuan harga serta dalam hal tawar menawar. Oleh karena itu sebagian besar tengkulak yang ada disana adalah perempuan dan nelayan adalah seorang laki-laki. Proses terjadinya informasi asimetris yang ada di Desa Brondong ini berawal dari kurangnya modal bagi para nelayan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang menyebabkan nelayan untuk meminjam modal kepada tengkulak sebagai penyelesaian masalah mereka yang dianggap cukup mudah, sehingga mereka harus menerima konsekuensi yang diberikan oleh tengkulak, yaitu harus menjual hasil tangkapan mereka kepada tengkulak, namun karena merasa ada ikatan hutang budi nelayan harus mau menjual hasil tangkapan mereka dengan harga lebih murah kepada tengkulak. Faktor penyebab terjadinya informasi asimetris yang ada di TPI Brondong, yaitu ketidak seimbangan informasi, keadaan ekonomi nelayan yang kurang, sifat tidak mau tahu dari pembeli, serta adanya sifat merasa berkuasa yang dimiliki oleh penjual ikan atau tengkulak.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2014/315/051405724 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 29 Sep 2014 13:59 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 07:18 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133633 |
Preview |
Text
LAPORAN_Skripsi.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |