Pengaruh Pemberian Immunostimulan Ekstrak Fenol Gracilaria verrucosa Dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila

Malonga, WinArigaMansur (2014) Pengaruh Pemberian Immunostimulan Ekstrak Fenol Gracilaria verrucosa Dengan Dosis Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio) Yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sistem budidaya pada ikan air tawar, khususnya pada ikan mas (Cyprinus carpio) telah mencapai tahap intensifikasi. Hal tersebut memicu peningkatan produksi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, kenaikan produksi pada budidaya air tawar mencapai 82,71%. Produksi ikan mas turut mengalami kenaikan sebesar 11,88% dibandingkan tahun 2010. Namun tetap saja dalam pelaksanaan budidayanya masih terdapat banyak kendala. Salah satunya adalah serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas sp. Pencegahan secara umum dilakukan dengan menggunakan antibiotik, namun pemakaiannya tidak lagi diperbolehkan karena dapat menjadi residu dalam tubuh ikan da dapat mencemari lingkungan. Untuk itu, perlu ditemukan bahan lain sebagai alternatif tindakan pencegahan terhadap infeksi bakteri patogen. Salah satu cara yaitu dengan menggunakan rumput laut G. verrucosa. yang mempunyai kandungan fenol yang dapat berfungsi sebagai antimikroba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa rendemen ekstrak fenol G. verrucosa serta untuk mengetahui dosis optimal ekstrak fenol G. verrucosa yang berpengaruh terhadap rata-rata tingkat kelulus hidupan (SR), rata-rata pertumbuhan spesifik (SGR) dan rata-rata pertumbuhan (GR) ikan mas yang terinfeksi A. hydrophila. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012-Februari 2013 di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan, ditambah dua kontrol dan masing-masing diulang sebanyak tiga kali. Perlakuan yang digunakan adalah pemberian ekstrak fenol G. verrucosa pada dosis A(1 gr/l), B(1,5 gr/l), C(2 gr/l) dan K(-) (0 gr/l). K(+) dan K(n) sebagai pembanding. Parameter utama pada penelitian ini adalah pengamatan terhadap tingkat pertumbuhan (GR dan SGR) dan kelulushidupan (SR) ikan mas. Sedangkan parameter penunjang adalah patologi klinis, pH, suhu dan DO. Penelitian pendahuluan dilakukan terhadap jenis pelarut dan waktu maserasi terbaik, dosis ekstrak fenol G. verrucosa yang digunakan untuk penelitian inti dan waktu terbaik untuk maserasi yang dilanjutkan dengan uji tantang. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa jenis pelarut terbaik adalah pelarut etanol 96% dengan lama maserasi 48 jam. Hasil tersebut didapatkan dari pengukuran konsentrasi ekstrak fenol dengan menggunakan kurva standart. Untuk penelitian pendahuluan terhadap dosis, dilakukan dengan menghitung kematian 50% terhadap ikan uji yang sebelumnya direndam pada range dosis 1 – 5 gr/l dan ditemukan hasil bahwa kematian 50% terjadi pertama kali pada dosis 3 gr/l, diikuti oleh dosis 4 dan 5 gr/l. Sehingga dosis yang digunakan untuk penelitian inti adalah 1; 1,5 dan 2 gr/l. Selanjutnya penelitian pendahuluan dilanjutkan untuk mengetahui lama perendaman dengan ekstrak fenol yang sesuai untuk nantinya dilakukan uji tantang. Range waktu lama perendaman, diambil dari range waktu penelitian pendahuluan sebelumnya yaitu pada 10, 12 dan 14 jam perendaman. Pengamatan dilakukan dengan menghitung kematian 50% pada ikan uji. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kematian 50% terjadi pertama kali pada 12 jam perendaman, sehingga waktu lama perendaman yang digunakan adalah pada 10 jam lama perendaman. Hasil penelitian inti karakteristik G. verrucosa meliputi rendemen dan kadar air. Hasil penelitian terhadap rendemen menunjukkan bahwa hasil rendemen ekstrak fenol G. verrucosa sebesar 0,9% dan kadar air sebesar 10%. Hasil tersebut dipengaruhi oleh jenis pelarut dan lama waktu perendaman. Jenis pelarut etanol adalah jenis pelarut universal yang mampu menarik senyawa polar, semi polar dan non polar. Sehingga ada kemungkinan senyawa fenol yang diinginkan tidak dapat ditarik secara maksimal karena banyaknya senyawa polar lain yang ikut tertarik. Nilai kadar air juga cukup rendah, hal ini terjadi karena pengukuran kadar air dilakukan pada bahan kering. Pada pengamatan terhadap gejala klinis, terjadi penurunan tingkat gejala klinis pada ikan yang telah diberi perlakuan dengan penambahan imunostimulan sebelumnya ditunjukkan dengan tingkat kerusakan yang tidak terlalu parah. Apabila dibandingkan dengan ikan kontrol negatif, kerusakan yang ditimbulkan lebih banyak dan diikuti dengan kematian pada ikan. Hal ini dikarenakan meningkatnya daya tahan tubuh ikan akibat pemberian imunostimulan yang berulang disertai jeda waktu antar perendaman, sehingga meminimimalkan stres respon pada ikan. Jeda waktu yang diberikan akan memulihkan kondisi stres pada ikan akibat penambahan bahan aktif ekstrak fenol G. verrucosa Pada pengamatan tingkat pertumbuhan ikan didapati dosis ekstrak fenol G. verrucosa sebesar 1,5 ppt merupakan dosis yang paling optimal dalam menekan pertumbuhan A. hydrophila. Tingkat pertumbuhan ikan yang diberikan dosis 1,5 ppt lebih normal, karena pertumbuhan ikan tidak mengalami penurunan berarti pasca serangan bakteri uji. Berbeda dengan ikan yang diberikan dosis sebesar 1 ppt dan 2 ppt, ikan uji mengalami penurunan tingkat pertumbuhan. Pada tingkat kelulushidupan dosis terbaik juga 1,5 ppt. tingkat kelulusan ikan uji yang direndam dengan dosis 1,5 ppt sebesar 86,66%. Sedangkan yang lain dibawah 75%. Apabila dibandingkan dengan Ikan kontrol, tingkat pertumbuhan dan kelulushidupan ikan yang diberi rendaman G. verrucosa jauh lebih baik. Ikan kontrol tingkat pertumbuhannya selalu turun ketika diinfeksikan A. hydrophila dan kelulushidupannya sangat rendah yakni sebesar 36,66%. Parameter penunjang yaitu pengamatan terhadap kualitas air diantaranya pH, suhu dan DO. Pengamatan terhadap parameter tersebut, memberikan kisaran nilai yang telah sesuai dengan kelangsungan hidup ikan mas. Suhu berkisar antara 25-260C, pH 7,63-7,79 dan DO 5,64-6,39 mg/l Berdasarkan hasil penelitian ini, untuk menurunkan tingkat gejala klinis dan histopatologi otot pada ikan mas (C. carpio), disarankan mengggunakan dosis ekstrak fenol G. verrucosa sebesar 1,5 gr/l.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/150/051403626
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 03 Jul 2014 09:15
Last Modified: 03 Jul 2014 09:15
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133448
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item