Efektivitas dan Efisiensi Penyerapan Orthofosfat pada Limbah Detergen dengan Menggunakan Kayu Apu (Pistia stratiotes L.) dan Kiambang (Salvinia molesta)

Ibrahim, PutriSapira (2014) Efektivitas dan Efisiensi Penyerapan Orthofosfat pada Limbah Detergen dengan Menggunakan Kayu Apu (Pistia stratiotes L.) dan Kiambang (Salvinia molesta). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian karena untuk mendapatkan air yang bersih sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi sulit karena air sudah banyak tercemar oleh berbagai limbah dari hasil kegiatan manusia, salah satunya yaitu limbah domestik yang bersifat cair, berasal dari buangan limbah yang mengandung detergen. Detergen dapat menyebabkan pencemaran lingkungan karena dalam limbah tersebut mengandung fosfat yang tinggi. Sehingga perlu adanya alternatif pengolahan yang mudah, murah, dan efektif dalam pengaplikasiannya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan tanaman air Kayu apu (Pistia stratiotes L.) dan Kiambang (Salvinia molesta) yang dikenal sebagai tanaman air yang dapat menyerap orthofosfat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tanaman yang lebih efektif sebagai penyerap orthofosfat pada limbah detergen menggunakan Kayu apu (Pistia stratiotes L.) dan Kiambang (Salvinia molesta) selama masa tanam enam hari, dan untuk mengetahui parameter kualitas air yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Reproduksi Ikan dan Laboratorium Ilmu-Ilmu Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Analisis kandungan fosfat pada jaringan tanaman dilakukan di Laboratorium Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Februari 2014 - Maret 2014. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu Kayu apu (Pistia stratiotes L.) dan Kiambang (Salvinia molesta) sebagai faktor A dan lama tanam sebagai faktor B. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu uji pendahuluan dan uji sesungguhnya. Uji pendahuluan dilakukan untuk menentukan konsentrasi limbah detergen yang akan digunakan untuk uji sesungguhnya. Konsentrasi yang digunakan pada uji pendahuluan yaitu 100%, 75%, 50%, dan 25%. Pada uji sesungguhnya konsentrasi yang digunakan yaitu 25% berdasarkan kemampuan tanaman untuk tetap bertahan hidup selama hari pengamatan yang dilakukan selama enam hari dengan selang waktu pengamatan setiap dua hari. Berat basah tanaman yang digunakan yaitu 200 gram. Parameter kualitas air yang diamati yaitu suhu, pH dan DO. Hasil penelitian kandungan fosfat (sebagai P2O5) pada akar tumbuhan air Kiambang (Salvinia molesta) pada hari ke 2, 4, dan 6 berturut-turut sebesar 255 mg/l, 618 mg/l, dan 740 mg/l. Kandungan fosfat pada akar tumbuhan air Kayu apu (Pistia stratiotes L.) pada hari ke 2, 4, dan 6 berturut-turut sebesar 322 mg/l, 699 mg/l, dan 767 mg/l. Kandungan fosfat pada daun tumbuhan air Kiambang (Salvinia molesta) pada hari ke 2, 4, dan 6 berturut-turut sebesar 91 mg/l, 170 mg/l, dan 274 mg/l. Kandungan fosfat pada daun Kayu apu (Pistia stratiotes L.) pada hari ke 2, 4, dan 6 berturut-turut sebesar 123 mg/l, 256 mg/l, dan 337 mg/l. Hasil pengukuran konsentrasi orthofosfat dalam air pada awal penelitian sebelum diberi tumbuhan air sebesar 1,1 mg/l dan selanjutnya mengalami penurunan menggunakan Kiambang (Salvinia molesta) pada hari ke 2, 4, dan 6 berturut-turut sebesar 0,98 mg/l, 0,90 mg/l, dan 0,82 mg/l atau dengan persentase penurunan sebesar 10,91%, 18,18%, dan 25,45%. Sedangkan penurunan orthofosfat oleh Kayu apu (Pistia stratiotes L.) pada hari ke 2, 4, dan 6 berturut- turut sebesar 0,76 mg/l, 0,69 mg/l, dan 0,67 mg/l atau dengan persentase penurunan sebesar 30,91%, 37,27%, dan 39,09%. Hasil pengamatan kualitas air selama penelitian didapatkan kisaran suhu = 230C-250C, oksigen terlarut = 3,88 mg/l–5,25 mg/l, derajat keasaman (pH) = 8,10-8,60. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu berdasarkan hasil BNT, faktor A (jenis tumbuhan air) berpengaruh sangat nyata terhadap penyerapan orthofosfat pada limbah detergen dengan hasil keefektifan tertinggi adalah A1 (Kayu apu) sebesar 175. Dan faktor B (lama tanam) berpengaruh sangat nyata terhadap penyerapan orthofosfat dengan hasil keefektifan tertinggi B3 (hari ke-6) sebesar 284,5. Hasil pengamatan kualitas air secara keseluruhan masih dalam kisaran normal yaitu suhu selama penelitian baik untuk Kiambang (Salvinia molesta) maupun Kayu apu (Pistia stratiotes L.) berkisar antara 230C - 250C, pH berkisar antara 8,10-8,60, oksigen terlarut berkisar antara 3,88 mg/l–5,25 mg/l. Saran dari penelitian ini yaitu dalam pengolahan limbah detergen sebaiknya menggunakan tanaman yang lebih efektif dan efisien yaitu Kayu apu (Pistia stratiotes L.) dengan pengolahan selama enam hari sehingga dapat menghasilkan kualitas limbah yang lebih baik. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai pengolahan limbah detergen dengan menambahkan pupuk N agar kebutuhan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman terpenuhi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/144/051403549
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 30 Jun 2014 08:54
Last Modified: 30 Jun 2014 08:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133441
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item