Analisa Kandungan Timbal (Pb) Pada Kerang Bulu (Anadara Antiquata L.) Dengan Ukuran Berbeda Di Muara Sungai Gisik Cemandi Sidoarjo Jawa Timur

Putih, LifiTyas (2014) Analisa Kandungan Timbal (Pb) Pada Kerang Bulu (Anadara Antiquata L.) Dengan Ukuran Berbeda Di Muara Sungai Gisik Cemandi Sidoarjo Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pencemaran logam berat di perairan yang berasal dari aktivitas–aktivitas yang ada di wilayah pesisir telah mengancam organisme yang hidup di dalamnya. Kegiatan industri merupakan salah satu bentuk aktivitas dari masyarakat yang menghasilkan limbah logam berat. Logam berat Pb merupakan salah satu bahan pencemar yang dihasilkan dari kegiatan tersebut. Logam berat Pb masuk ke badan perairan dan mempengaruhi air, sedimen dan kerang bulu. Kerang Bulu hidup dengan cara membenamkan diri di dasar perairan pada substrat berlumpur dan bersifat filter feeder yaitu mendapatkan makanan dengan cara menyaring air yang masuk ke dalam tubuhnya. Logam berat Pb yang masuk ke dalam tubuh kerang, secara otomatis akan terjadi proses bioakumulasi yaitu penumpukan logam berat di dalam tubuh kerang. Kerang yang mengandung logam berat Pb pada akhirnya dikonsumsi oleh manusia dan logam berat Pb yang berbahaya itu akan terakumulasi ke dalam tubuh. Telah dilakukan penelitian tentang analisa kandungan timbal (Pb) pada kerang bulu (Anadara antiquata L.) dilaksanakan di Muara Sungai Gisik Cemandi, Sidoarjo, Jawa Timur pada bulan Desember 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui kandungan Pb pada kerang bulu ukuran kecil (<2,5 cm), ukuran sedang (2,5-3 cm), ukuran besar (>3 cm), (2) mengetahui kandungan Pb pada kerang bulu dengan kandungan Pb pada air dan sedimen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei di 9 lokasi titik sampling secara acak yang berada di bibir muara sungai, dekat hutan mangrove dan di tengah muara sungai menuju pantai dan analisis kandungan logam berat yang dilakukan di Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA serta analisis kualitas air dilakukan di Laboratorium Ilmu-Ilmu Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan Pb pada air berkisar antara 0,029-0,070 ppm dan sudah diatas ketentuan Baku Mutu Air Laut menurut KMLH Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut sebesar 0,008 ppm, kandungan Pb pada sedimen berkisar antara 2,16-4,44 ppm berarti masih dibawah level target sebesar <85 ppm CEDA (1997) dalam Febriyanto (2011). Kandungan Pb pada kerang bulu ukuran kecil berkisar antara 0,199-0,355 ppm, ukuran sedang berkisar antara 0,398-0,611 ppm, ukuran besar berkisar antara 0,568-0,952 ppm berarti masih dibawah batas maksimum cemaran Pb dalam pangan kategori kekerangan moluska dan teripang menurut SNI No. 7387 tahun 2009 sebesar 1,5 ppm. Suzuki et al. (1978) dalam Hutagalung (1982) apabila kandungan Pb semakin meningkat bila dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit ginjal yang kronis. Konsumsi mingguan kerang yang direkomendasikan oleh WHO toleransinya bagi orang dewasa sebesar 3,3 kg/minggu dan anak-anak sebesar 0,5 kg/minggu. Kandungan Pb pada kerang bulu ukuran kecil < ukuran sedang < ukuran besar, hal ini diduga karena terdapat perbedaan ukuran kerang dan letak titik sampling. Nilai koefisien korelasi antara Pb pada kerang dengan air dinyatakan dengan R sebesar 0,878 berarti sangat kuat. Nilai koefisien korelasi antara Pb pada kerang dengan sedimen dinyatakan dengan R sebesar 0,929 berarti sangat kuat. Hasil analisis statistik nonparametrik korelasi spearman didapatkan kekuatan hubungan antara x dan y adalah hubungan mendekati sempurna ( > 0,90) yaitu 0,985 dan uji kruskal-wallis diperoleh bahwa P-value sebesar 0,000 < α = 5% dengan derajat bebas sebesar 2 yang berarti tolak H0 sehingga ketiga sampel tidak identik yang artinya bahwa dari ketiga sampel ukuran panjang kerang bulu sangat berbeda atau tidak identik. Analisis kualitas air didapatkan hasil suhu 300C - 320C (optimal untuk kerang), salinitas 17-19 ppt (optimal), pH 6-9 (optimal), kadar oksigen terlarut (DO) 3,1 - 4,3 mg/l, kadar bahan organik (TOM) 13,80-29,30 mg/l (rendah-tinggi). Kerang bulu dapat dijadikan sebagai biomonitoring suatu pencemaran lingkungan tentunya dengan koordinasi yang baik oleh para stakeholder dalam upaya penanggulangan pencemaran perairan. Sebaiknya masyarakat mengkonsumsi kerang bulu tidak berlebihan baik pada kerang ukuran kecil, sedang maupun besar karena diduga mengandung logam berat Pb dan bila akan mengkonsumsi sebaiknya daging kerang setelah dipisahkan dari cangkangnya direndam dengan air jeruk nipis selama ± 1 jam karena dapat mengurangi kadarlogam berat dalam tubuh kerang hampir 90%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/111/051403058
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 06 Jun 2014 08:52
Last Modified: 02 Apr 2020 10:38
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133404
[thumbnail of laporan_skripsi_pdf.pdf]
Preview
Text
laporan_skripsi_pdf.pdf

Download (8MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item