Analisis Sistem Pemasaran Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio) Serta Peran Sub Raiser Ikan Hias Pada Kawasan Minapolitan Di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Sakti, WahyuTri (2014) Analisis Sistem Pemasaran Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio) Serta Peran Sub Raiser Ikan Hias Pada Kawasan Minapolitan Di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Permasalahan yang sering muncul pada pemasaran ikan mas koi di Kecamatan Nglegok yaitu panjangnya saluran pemasaran di tingkat pedagang, sehingga menyebabkan tidak efisiennya proses pemasaran dan berdampak semakin tingginya perbedaan harga pada saat berada pada tingkat konsumen (penghobi). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa aspek pemasaran yang terdiri dari teknis, lembaga, saluran pemasaran dan segmentasi pasar, fungsi-fungsi, penentuan harga, sistem pembelian, cara pemasaran, cara penentuan harga, keuntungan, margin, efisiensi pemasaran serta kendala dalam pemasaran, profil Sub raiser ikan hias, menganalisa aspek sosial yang meliputi hubungan kontrak sosial serta peran pemerintah, menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Propinsi Jawa Timur. Sedangkan waktu pelaksanaannya mulai pada bulan Agustus sampai dengan September 2013. Metode pengambilan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan triagulasi. Jenis penelitian termasuk studi kasus. Jumlah populasi pembudidaya sebanyak 29 orang dan jumlah populasi pedagang sebanyak 19 orang. Sedangkan jumlah sampel pembudidaya sebanyak 11 orang dan sampel pedagang adalah 9 orang. Serta teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Hasil dari pembahasan pada aspek pemasaran meliputi: Teknis kegiatan: panen dan penyortiran, tawar-menawar, distribusi, karantina, dan pemasaran ke konsumen. Lembaga pemasaran: ada 9 dan 1 lembaga pemberi jasa. Saluran dan segmentasi pasar ada 9: saluran pemasaran yang paling panjang dan tidak efisien adalah saluran pemasaran 1. Saluran yang paling pendek dan efisien adalah saluran pemasaran 9, yaitu pembudidaya langsung ke konsumen. Penerapan fungsi pemasaran, pembudidaya: semua fungsi dilaksanakan kecuali fungsi fisik,dan informasi pasar. Pada broker, semua fungsi dilaksanakan kecuali fungsi fisik,dan penanggungan resiko. Pada pedagang lokal, tipoh, pengecer dan gede, semua fungsi dilaksanakan. Sistem pembelian: borongan, jatilan dan per ekor. Cara pembayaran: langsung/cash, separoh, dan dibayar belakang/diutang. Cara pemasaran: aktif, pasif dan kombinasi/campuran. Keuntungan terbesar yaitu responden 1 sebesar Rp. 6.269.169,-, karena hasil panen responden pembudidaya 1 memiliki kualitas yang baik sehingga mempengaruhi harga jual dari ikan mas koi yang dipanen. Margin terbesar adalah showroom ikan hias sebesar Rp. 5.700.000-, besar kecilnya suatu margin pemasaran disebabkan oleh, kualitas ikan, segmentasi pasar, dan kekuatan penawaran. nilai efisiensi antar lembaga pemasaran terendah adalah broker sebesar 0,28%. Nilai efisiensi saluran pemasaran terendah adalah saluran pemasaran langsung yaitu sebesar 2,2%. Adapun penyebab dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu panjang-pendeknya suatu saluran, alokasi biaya yang digunakan, segmentasi pasar, serta kondisi lain yang dapat mempengaruhi suatu keuntungan. Profil Sub raiser ikan hias, meliputi: Lokasi, bertempat di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Fungsi: sebagai sarana penelitian, pemasaran, sertifikasi ikan. Tujuan, peningkatan produksi, kualitas, pendukung Sub raiser Cibinong-Bogor, penanggulangan penyakit, dan pariwisata. Manfaat: promosi, pemasaran, dan informasi. Sarana: kolam karantina, stock, filter, ruang packing, lab basah dan quality control, gudang peralatan dan pakan, rumah dinas, kantor pengelola, dan mess operator. Prasarana: kondisi jalan, sumur bor, transportasi, area parkir kontes. Program rutin yang dilaksanaka : penyuluhan, pelatihan dan kunjungan rutin pada kelompok pembudidaya.Faktor pendukung: sarana dan prasarana, tempat strategis, dan dukungan pemerintah. Faktor penghambat: kurangnya SDM dan persepsi yang kurang tepat. Aspek sosial ekonomi: hubungan kontrak sosial bagi hasil panen, serta aturan tidak tertulis dalam kegiatan arisan. Peran pemerintah yaitu: peran pengaturan misalkan, penetapan peraturan. Peran fasilitas misalkan pemerintah mendirikan Sub raiser ikan hias, dan Peran intervensi misalkan, memberikan sertifikat sehat (Health Certificate). Faktor pendukung dalam budidaya dan pemasaran: Permintaan yang selalu ada tiap tahunnya, kondisi geografis yang mendukung, dan kepopuleran Kota Blitar. Faktor penghambat dalam budidaya dan pemasaran: Kualitas benih yang belum baik, kurangnya SDM dan kondisi cuaca yang tidak menentu.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/11/051401155
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 21 Feb 2014 14:35
Last Modified: 21 Feb 2014 14:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133402
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item