Sistem Pelaksanaan Upacara “Petik Laut” Di Masyarakat Desa Pesisir, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Ditinjau Dari Pelaksanaan Upacara, Relasi Gender dan Pendapatan Masyarakat)

Nasyrullah (2014) Sistem Pelaksanaan Upacara “Petik Laut” Di Masyarakat Desa Pesisir, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur (Ditinjau Dari Pelaksanaan Upacara, Relasi Gender dan Pendapatan Masyarakat). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia banyak menyimpan kekayaan alam yang patut kita syukuri. Tidak hanya dalam ruang lingkup sumberdaya alam, namun Indonesia juga mampu memperlihatkan keindahannya dalam bentuk kehidupan sosial dan budaya yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Seperti hubungan masyarakat dengan Tuhan Yang Esa, masyarakat dengan alam dan juga hubungan masyarakat dengan masyarakat lain. Bangsa Indonesia dikenal dengan warga negara yang ramah dan santun. Banyak kalangan lain yang mengatakan bahwa Indonesia sangat kaya dalam beberapa hal, seperti keindahan alam, kerukunan, budaya, agama dan kehidupan sosial lainnya. Bentuk solidaritas dan kerukunan serta semangat kerja sama masih tertanam kuat dalam jiwa penduduk negari ini. Contoh lain yang dapat diambil adalah bentuk kerja sama dalam hal gotong royong masih tetap terjalin sampai saat ini. Terutama bagi masyarakat yang masih memegang erat tali persaudaraan antar sesama manusia.Semangat ini dapat kita lihat pada masyarakat desa salah satunya dikalangan masyarakat pesisir. Salah satu kebudayaan masyarakat pesisir adalah budaya Petik Laut. Budaya ini erat sekali kaitannya dengan sistem religius. Hal ini terlihat dari kepercayaan masyarakat atas hasil tangkapan dan perlindungan dari Tuhan untuk memberikan keselamatan dan hasil tangkapan yang melimpah. Didaerah lain Petik Laut juga dikenal dengan budaya Larung. Budaya ini sudah ada sejak zaman dahulu dan masih tetap terjaga sampai saat ini. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini antara lain:Mampu membedakan perubahan makna dalam perayaan Petik Laut dari zaman dahulu hingga memasuki zaman modernisasi, mengetahui hubungan dan keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam upacara Petik Laut, dan mengetahui pendapatan masyarakat setelah terlibat selama perayaan Petik Laut.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Februari 2014. Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan data meliputi: data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dokumentasi dan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan secara purposivesampling dan jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 responden dengan menggunakan metode Slovin Formula. Petik Laut yang dikenal sebagai budaya masyarakat pesisir sudah ada sejak zaman dahulu. Masyarakat mengatakan bahwa budaya tersebut merupakan warisan dari nenek moyang yang patut dijaga dan dilestarikan. Memasuki zaman yang semakin canggih, budaya Petik Laut mengalami sedikit pergeseran makna dan arti, walaupun secara garis besar perayaan tersebut merupakan wujud syukur kepada Allah SWT. Namun, terdapat beberapa ketentuan yang mengalami perubahan.Saat ini Petik Laut lebih dikenal sebagai pesta rakyat. Dilihat dari lamanya pelaksanaan, banyaknya pertunjukan hiburan, besarnya jumlah dana yang dikeluarkan, serta acara yang dinilai lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya membuat acara ini selalu ditunggu oleh masyarakat pesisir. Perayaan ini juga dijadikan sebagai kesempatan bagi masyarakat untuk bersilaturrahmi dan sebagai acara hiburan rekreasi. Kegiatan masyarakat dalam perayaan Petik Lautsangat beragam,terdapat beberapa peran laki-laki dan perempuan dalam menyambut perayaan ini.Masing-masing peran dan tugas dari setiap warga sudah diatur oleh panitia dan sudah disusun sedemikian rupa demi kelancaran acara tersebut. Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan masyarakat diluar tugas kepanitiaan. Salah satunya adalah dengan menghias dan mengecat perahu masing-masing. Selain menghias perahu yang dilakukan oleh kaum laki-laki, terdapat pula kegiatan bagian konsumsi yang biasanya dilakukan oleh kaum perempuan. Secara konstruk gender perempuan memiliki kesempatan yang lebih besar dari pada laki-laki. Hal tersebut dikarenakan perempuan lebih banyak mengetahui cara memasak dan lebih berpengalaman. Kegiatan perayaan Petik Laut memberikan dampak yang positif kepada masyarakat. Dampak positif yang dapat diambil dari perayaan ini adalah dengan berdagang selama perayaan Petik Laut, seperti berdagang makanan, minuman, mainan anak-anak ataupun asesoris lainnya. Pendapatan yang diperoleh oleh pedagang mengalami peningkatan dibandingkan dengan hari-hari biasa. Hal ini dikarenakan banyaknya pengunjung dan masyarakat yang ikut terlibat dalam perayaan tersebut.Perempuan memiliki kesempatan yang lebih besar dibandingkan dengan laki-laki dalam meningkatkan pendapatan keluarga saat Petik Laut, bahkan sebelum perayaan Petik Laut perempuan sudah berdaya dan mampu menambah pendapatan rumah-tangga melalui berdagang. Hal tersebut dikarenakan perempuan memiliki variasi kesempatan usaha yang lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Jadi, agar dapat membangun Desa Pesisir menjadi desa yang lebih baik lagi. Saran yang dapat diberikan 1. Bagi Pemerintah, lebih meningkatkan informasimengenai perayaanPetik Lautmelalui websiteKabupaten Situbondo sehinggadapat diketahui oleh negara luar. Membuat suatu program, yaitu bersamaan dengan pelarungan sesajen pemerintah maupaun warga menanam mangrove serta melepas benih-benih ikan dan biota laut lainnya untuk menjaga kelestarian dan ekosistem laut. 2. Bagi Masyarakat, sebagai generasi muda masyarakat harus tetap bisa menjaga dan melestarikan budaya Petik Laut dan dibuatkan dokumentasi mengenai prosesi perayaan Petik Laut agar pengetahuan masyarakat lebih luas. 3. Bagi Akademisi, meningkatkan informasi dan melakukan penelitian labih lanjut mengenai perubahan dan perkembangan Petik Lautuntuk tahun-tahun berikutnya. 4. Tokoh agama, memberikan arahan dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai kepercayaan pengambilan sesajen yang diyakini menambah hasil tangkapan adalah salah dan keluar dari ajaran syariat Islam.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/107/051403017
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 02 Jun 2014 14:29
Last Modified: 02 Jun 2014 14:29
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133399
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item