Analisis Perubahan Dan Kesesuaian Ruang Terbuka Hijau Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (Studi Kasus: Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang)

Mavista, Apri (2018) Analisis Perubahan Dan Kesesuaian Ruang Terbuka Hijau Dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (Studi Kasus: Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Keberadaan RTH sangat dibutuhkan di wilayah perkotaan serta harus diperhitungkan dalam perencanaan tata ruang kota baik secara kualitas maupun kuantitas. Menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 menyebutkan bahwa wilayah kabupaten atau perkotaan harus membuat rencana tentang penyediaan dan pemanfaatan RTH sebesar minimal 30% dari luas wilayah. RTH yang dimaksud berupa RTH publik sebesar 20% dan RTH pribadi sebesar 10%. Keseimbangan dan keserasian antara lingkungan alam dan lingkungan binaan akan tercipta apabila upaya penataan wilayah perkotaan telah sesuai dengan perencanaan pengembangan kota yang telah dibuat. Pada tahun 2008, ibukota Kabupaten Malang berpindah dari wilayah Kota ke Kecamatan Kepanjen. Kecamatan Kepanjen menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Malang. Salah satu dampak dari pemindahan ibukota kabupaten ini adalah semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk di Kecamatan Kepanjen. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi menyebabkan alih guna lahan. Alih fungsi lahan inilah yang dapat menyebabkan semakin berkurangnya RTH. Selain itu, inkonsistensi dalam menerapkan tata ruang wilayah juga menjadi permasalahan utama dari berkurangnya RTH. Oleh karena itu, diperlukan analisis untuk melihat perubahan yang terjadi pada RTH pada tahun 2007, 2012, dan 2017 serta menganalisis kesesuaian antara RTH eksisting dengan RTRW Kabupaten Malang. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial melalui Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk melihat perubahan RTH serta kesesuaian RTH eksisting dengan RTRW Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RTH pada tahun 2007, 2012 dan 2017 diidentifikasi sebagai koridor hijau sungai, koridor hijau jalan, sawah, lahan kering, taman, serta fungsi lainnya. Perubahan yang terjadi pada RTH selama tahun 2007, 2012 dan 2017 yaitu perubahan lahan kosong menjadi lahan dengan fungsi lainnya, bertambahnya koridor hijau jalan dan koridor hijau sungai di beberapa tempat serta berkurangnya luasan lahan sawah. Keberadaan RTH eksisting di Kecamatan Kepanjen belum sesuai dengan RTRW Kabupaten Malang tahun 2010-2030. Wilayah yang direncanakan sebagai pengembangan kawasan industri akan tetapi pada RTH eksisting merupakan wilayah pertanian. Selain itu wilayah yang seharusnya direncanakan sebagai lahan sawah akan tetapi pada lahan eksisting merupakan wilayah permukiman.

English Abstract

The existence of a much-needed green open space in urban areas and should be taken into account in urban spatial planning both in quality and quantity. According to UU No. 26 of 2007 states that the regency or urban area must make plans for the provision and utilization of green open space at least 30% of the total area. The green open space is in the form of public green open space of 20% and private green open space of 10%. The balance and harmony between the natural environment and built environment will be created if the efforts to organize urban areas are in accordance with the urban development planning that has been made. In 2008, the capital of Malang Regency moved from the City area to Kepanjen sub-district. Kepanjen sub-district is the center of Malang Regency government. One of the impacts of the transfer of the capital of this regency is the increasing population growth in Kepanjen sub-district. The increasing population growth causes land use conversion. This land use conversion can lead to a reduction in green open space. In addition, inconsistencies in implementing spatial planning are also the main problems of reduced green open space. Therefore, the analysis is required to see the changes that occur in green open space in 2007, 2012 and 2017 and to analyze the suitability of the existing green open space and spatial planning of Malang Regency. The analysis used in this study is spatial analysis through the Geographic Information System (GIS) to see changes in green open space and the suitability of existing green open space with spatial planning of Malang Regency. The results showed that green open spaces in 2007, 2012 and 2017 were identified as the green corridor of the river, the green corridor of the road, rice fields, dry land, parks, and other functions. Changes that occurred in green open space during 2007, 2012 and 2017 were the change of vacant land into land with other functions, the increase of the green corridor of the road and the green corridor of the river in several places and the reduction of rice field area. The existence of the existing green open space in Kepanjen sub-district is not yet in accordance with the spatial planning of Malang Regency in 2010- 2030. The area that is planned as the development of an industrial area, but the existing green open space is an agricultural area. In addition, the area that should be planned as a rice field, but on existing land is a residential area.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2018/687/051810022
Uncontrolled Keywords: Ruang Terbuka Hijau, Tata Ruang Wilayah, Analisis, Perencanaan
Subjects: 300 Social sciences > 363 Other social problems and services > 363.6 Public utilities and related services > 363.68 Park and recreation services
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 09 Jan 2019 01:47
Last Modified: 19 Oct 2021 14:49
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/13330
[thumbnail of APRI MAVISTA.pdf]
Preview
Text
APRI MAVISTA.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item