Fachri, FaridzRizal (2014) Studi Fluks Karbon Dioksida (Co2) Perairan Pesisir Timur Pulau Bintan, Propinsi Kepulauan Riau. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perubahan iklim merupakan tantangan paling serius dihadapi dunia pada saat ini. Interngovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 1997 menemukan fakta bahwa suhu rata-rata bumi telah meningkat sebesar 0,4-0,8°C (sekitar 1°F) sejak akhir abad 19, dan ini sebagian besar dikarenakan meningkatnya konsentrasi gas CO2 global sebagai indikator utama ukuran gas rumah kaca di atmosfer. Total konsentrasi CO2 di air laut diperkirakan pada tahun 2050 mencapai 463-623 ppmv. Perairan pesisir mempunyai peran penting dalam proses pertukaran CO2 udara-laut. Laut dan ekosistem pesisir, seperti hutan bakau, terumbu karang dan padang lamun dapat mengurangi sejumlah besar karbon dengan menyimpannya dalam tanaman dan juga di sedimen melalui proses alam, ini sering disebut sebagai Blue Carbon. Observasi dan riset mengenai Blue Carbon masih topik bahasan baru di Indonesia. Oleh karena itulah diperlukan suatu penelitian awal tentang fluks CO2 yang terjadi antara air laut dengan atmosfer khususnya di wilayah perairan pesisir. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 07 Maret-05 April 2013 di perairan pesisir timur Pulau Bintan, Propinsi Kepulaun Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pertukaran CO2 udara-laut di perairan termasuk komponen sink dan source, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut. Pendugaan nilai fluks CO2 udara-laut di perairan didapatkan dengan mengukur beberapa parameter fisika-kimia perairan (meliputi suhu, salinitas, silikat dan fosfat) serta sistem CO2 (meliputi Dissolved Inorganic Carbon/DIC, total alkalinitas, pH dan tekanan parsial CO2 udara-laut/pCO2). Nilai pCO2 laut diketahui dengan pengaplikasian model OCMIP (Ocean Carbon Cycle Model Intercomparison Project) yang dikembangkan oleh Orr et al., (1999). Nilai fluks CO2 didapatkan dari persamaan fungsi kecepatan transfer gas CO2 dengan selisih tekanan parsial CO2 udara-laut (ΔpCO2). Sedangkan untuk penentuan parameter penting terhadap nilai fluks CO2 digunakan analisis data statistik melalui metode Principal Component Analysis (PCA). Hasil analisis data dari beberapa parameter fisika-kimia perairan dan sistem CO2 yang telah didapatkan, secara umum cukup homogen, diduga ini dikarenakan pengaruh musim dan dinamika perairan yang terjadi di perairan Kepuluan Natuna dan Laut Cina Selatan. Selain itu juga tidak adanya sungai besar yang bermuara ke laut membuat nilai nutrien sangat rendah, sehingga pengaruh input daratan terhadap kondisi perairan timur Pulau Bintan sangat kecil. Hasil analisis fluks CO2 menunjukkan bahwa perairan pesisir timur Pulau Bintan berperan sebagai sink (penyerap CO2 dari atmosfer) dengan kemampuan daya serap laut terhadap CO2 berkisar antara 0,22-1,82 mmolC/m2/hari, Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa titik penelitian yang terdapat di wilayah ekosistem terumbu karang memiliki daya serap CO2 yang lebih tinggi dari atmosfer. Hasil analisis statistik PCA, parameter utama yang mempengaruhi proses fluks CO2 udara-laut adalah (Dissolved Inorganic Carbon) DIC, Salinitas, pCO2 air laut dan dfifferential partial pressure of CO2 (ΔpCO2).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2013/279/051400231 |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere > 551.46 Oceanography and submarine geology |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 21 Jan 2014 14:52 |
Last Modified: | 21 Jan 2014 14:52 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133289 |
Actions (login required)
View Item |