pengaruh salinitas dan sistem kultur yang berbeda terhadap kelulushidupan dan laju pertumbuhan udang vannamei (Litopenaeus vannamei)

Sodiq, M. Jakfar (2013) pengaruh salinitas dan sistem kultur yang berbeda terhadap kelulushidupan dan laju pertumbuhan udang vannamei (Litopenaeus vannamei). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Udang putih spesies Litopenaeus vannamei atau lebih populer di Indonesia sebagai udang vannamei adalah salah satu jenis udang unggul yang kini mulai dibudidayakan di tambak. Keunggulan udang vannamei (L. vannamei) dibandingkan dengan udang windu (Penaeus monodon) yaitu lebih responsif terhadap pakan yang diberikan atau nafsu makannya tinggi, lebih tahan terhadap serangan penyakit, tahan terhadap lingkungan yang kurang baik dan udang vannamei juga memiliki harga jual yang cukup tinggi di tingkat pasaran nasional ataupun internasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh salinitas dan sistem kultur terhadap kelulushidupan dan laju pertumbuhan udang vannamei (L. vannamei). Penelitian menggunakan metode eksperimen dan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (2 faktor). Faktor pertama adalah salinitas, yaitu menggunakan salinitas 3 ppt dan 25 ppt, serta faktor kedua adalah sistem kultur, yaitu, sistem polikultur (nila dan udang vannamei) dan monokultur. Parameter uji pada penelitian ini adalah parameter utama yaitu kelulushidupan (SR), laju pertumbuhan spesifik (SGR) dan konversi pakan (FCR). Parameter penunjang dalam penelitian ini adalah suhu, pH, DO (oksigen terlarut). Hasil uji sidik ragam menunjukkan bahwa salinitas tidak memberikan pengaruh nyata terhadap SR, SGR, dan FCR udang vannamei. Di sisi lain faktor sistem kultur dan interaksi kedua faktor tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap SR, SGR, dan FCR udang vannamei. Selanjutnya pada uji BNT didapatkan bahwa sistem polikultur menghasilkan kelulushidupan udang vannamei yang lebih baik (78,5%) daripada sistem monokultur. Keberadaan ikan nila mampu menekan populasi bakteri patogen seperti vibrio yang dapat membahayakan kehidupan udang. Di sisi lain, sistem monokultur menghasilkan hasil laju pertumbuhan (7,82%BB/hari) dan FCR (1,26) yang lebih baik dari pada sistem polikultur. Hal ini terjadi karena pada sistem monokultur tidak terjadi persaingan tempat sehingga memungkinkan laju pertumbuhan udang menjadi maksimal. Hasil pengukuran kualitas air sebagai parameter penunjang menunjukkan hasil kualitas air yang baik dengan kisaran suhu (27 - 31 °C); pH (7 - 8,6) dan DO (4,1 – 6,8 mg/l).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2013/207/051309534
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology > 551.4 Geomorphology and hydrosphere > 551.46 Oceanography and submarine geology
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Ilmu Kelautan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 13 Nov 2013 10:35
Last Modified: 09 May 2022 03:50
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133221
[thumbnail of skripsi_fulllllll.pdf] Text
skripsi_fulllllll.pdf

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item