Sasmito, Dwi Andrias (2018) Pemanfaatan Grebeg Memetri Desa Sebagai Strategi Destinasi Wisata Desa Wonosari Nongkojajar Kabupaten Pasuruan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memahami serta menguraikan proses komodifikasi budaya yang dilakukan oleh masyarakat Desa Wonosari pada upacara selamatan Grebeg Memetri Desa sebagai bentuk untuk meningkatkan jumlah pengunjung wisata Desa Wonosari. Permasalahan penelitian ini terletak pada bagaimana proses komodifikasi budaya yang dilakukan oleh masyarakat Desa Wonosari terhadap upacara selamatan Grebeg Memetri Desa. Penelitian ini menggunakan konsep komodifikasi serta metode cultural studies untuk mengurai fenomena budaya Grebeg Memetri Desa sebagai budaya yang berada di Desa Wonosari Kabupaten Pasuruan. Hasil penelitian menyatakan (1) Masyarakat Desa Wonosari memaknai Grebeg Memetri Desa sebagai sebuah tradisi tolak balak yang memiliki nilai kesakralan. (2) Pemaknaan oleh masyarakat Desa Wonosari terhadap kesakralan Grebeg Memetri Desa merupakan hasil dari interaksi sosial yang diturunkan secara turun temurun oleh generasike generasi pendahulu mereka. (3) Masyarakat Desa Wonosari juga tidak merasakan adanya perubahan makna pada selamatan Grebeg Memetri Desa setelah Grebeg Memetri Desa ini masuk ke dalam Agenda resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasuruan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya satupun aturan adat serta tata cara ritual selamatan Grebeg Memetri Desa yang berubah. (4) Masuknya Grebeg Memetri Desa ke dalam agenda resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasuruan dirasa membawa dampak yang positif bagi masyarak setempat, bahkan hal tersebut tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat lokal diluar Desa Wonosari ikut merasakan dampaknya. Dampak positif ini berupa meningkatnya perekonomian masyarakat Desa Wonosari serta membawa Desa Wonosari menjadi Desa yang lebih eksis di tataran lokal dan Nasional. (5) Masuknya Grebeg Memetri Desa ke dalam agenda resmi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasuruan juga dinilai bagi sebagian kecil masyarakat membawa dampak yang negatif. Menurut sebagian masyarakat menyebutkan, hal tersebut dikarenakan tidak adanya sinergitas anatara Pemerintah Kabupaten Pasuruan dan masyarakat Desa Wonosari, terutama dalam hal pendanaan untuk kegiatan selamatan Grebeg Memetri Desa.
English Abstract
This study aims to understand and describe the process of cultural commodification carried out by the Wonosari Village community at a ceremony to celebrate the Grebeg Memetri Desa as a form to increase the number of visitors to Wonosari Village. The problem of this research lies in how the process of cultural commodification carried out by the Wonosari Village community towards the ceremony of the rescue of Grebeg Memetri Desa. This study uses the concept of commodification and cultural studies methods to unravel the cultural phenomenon of Grebeg Memetri Desa as a culture in Wonosari Village, Pasuruan Regency. The results of the study stated (1) The Wonosari Village community interpreted the Grebeg Memetri Desa as a balak reject tradition that had sacred values. (2) The meaning of the people of Wonosari Village towards the sacredness of Grebeg Memetri Desa is the result of social interactions handed down from generation to generation by their predecessor generations. (3) The Wonosari Village community also did not feel any change of meaning in the Grebeg Memetri Desa after the Village Memetri Grebeg entered into the official Agenda of the Pasuruan Regency Culture and Tourism Service. This is due to the absence of any customary rules as well as the changing ritual procedures for the Grebeg Memetri Desa ritual. (4) The entry of the Grebeg Memetri Desa into the official agenda of the Pasuruan Regency Culture and Tourism Service was felt to have a positive impact on the local community, even this did not rule out the possibility for the local community outside Wonosari Village to feel the impact. This positive impact is in the form of an increase in the economy of the Wonosari Village community and bring Wonosari Village into a more existing village at the local and national level. (5) The entry of the Grebeg Memetri Desa into the official agenda of the Pasuruan Regency Culture and Tourism Office was also assessed by a minority of people with a negative impact. According to some people, this is due to the lack of synergy between the Government of Pasuruan Regency and the Wonosari Village community, especially in terms of funding for the activities of Grebeg Memetri Desa's activities.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIS/2018/784/051810534 |
Uncontrolled Keywords: | Pariwisata, Komodifikasi Budaya, Ritual, Grebeg Memetri Desa, Cultural Sttudies Tourism, Commodification of Culture, Ritual, Grebeg Memetri Desa, Cultural Sttudies |
Subjects: | 300 Social sciences > 306 Culture and institutions |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 20 Dec 2018 02:00 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 05:02 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/13310 |
Text
Dwi Andrias Sasmito.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |