Kajian Profil Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pulau Gili Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo

Juniarta, HagiPrimadasa (2012) Kajian Profil Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pulau Gili Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Panjang pesisir di wilayah Indonesia yang menduduki pesisir terpanjang kedua setelah Kanada ini menyebabkan sektor perikanan merupakan potensi sumber daya alam yang menjajikan dari negara ini yang perlu dijaga kelestariannya. Kearifan lokal merupakan tata nilai kehidupan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang berbentuk religi, budaya ataupun adat istiadat yang umumnya dalam bentuk lisan dalam suatu bentuk sistem sosial suatu masyarakat. Keberadaan kearifan lokal dalam masyarakat merupakan hasil dari proses adaptasi turun menurun dalam periode waktu yang sangat lama terhadap suatu lingkungan yang biasanya didiami ataupun lingkungan dimana sering terjadi interaksi didalamnya. Di beberapa wilayah di tanah air sudah banyak kearifan lokal yang menjadi contoh dalam pengelolaan lingkungan yaitu diantaranya Panglima Laot, Awig-awig dan Mane’e. kearifan lokal tersebut diterapkan hampir turun menurun oleh masyarakat setempat misalnya untuk Panglima Laot di Aceh dan awig-awig di Buleleng Bali dan keberadaannya sangat mempengaruhi kelestariaan lingkungan setempat. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)Mendeskripsikan nilai-nilai kearifan lokal apa saja yang terdapat pada masyarakat pesisir Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo, (2)Menjelaskan eksistensi kearifan lokal di masyarakat pulau Gili, (3) Menjelaskan fungsi dan manfaat kearifan lokal yang ada di dalam masyarakat pulau Gili, dan (4) Bagaimana membangun model penegelolaan berbasis kearifan lokal masyarakat. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumber Asih, Kabupaten Probolinggo yang berada di Provinsi Jawa Timur. Penentuan lokasi ini karena Pulau Gili memiliki potensi perikanan tangkap dan pengolahan hasil perikanan yang melimpah dan memiliki prospek yang baik. Waktu penelitian dilaksanakan di bulan Februari 2012. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan etnografi. Studi etnografi (ethnographic studies) mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya, kelompok sosial atau sistem Data yang diambil adalah data primer berupa hasil wawancara dan observasi sedangkan data sekunder diperoleh dari data tertulis yang didapat dari lokasi penelitian tersebut. Analisis data yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif mengenai kearifan lokal dalam masyarakat Pulau Gili Ketapang. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa di wilayah pesisir dan lautan Pulau Gili Ketapang terdapat potensi perikanan yang melimpah. Pulau Gili Ketapang memiliki beberapa budaya dan tradisi yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai model pembangunan sumber daya perikanan berkelanjutan dengan berbasis masyarakat lokal. Dengan model co manajemen ini setidaknya lebih memberdayakan masyarakat lokal dan juga setidaknya ada dampak positif terhadap ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Pulau Gili Ketapang seperti yang telah dijabarkan pada bab-bab satu hingga empat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa (1) Terdapat tujuh tradisi atau budaya yang terdapat di pulau Gili Ketapang, yaitu : Petik laut, onjem, nyabis, andun, kontrak kerja, pengambek, dan telasan. (2) Dari ketujuh tradisi tersebut hanya dua yang berpotensi sebagai kearifan lokal yang memenuhi syarat menurut Christy (1992) yang dapat digunakan dalam membangun hak guna wilayah perikanan. Yaitu onjem dan petik laut. Pembangunan yang dapat diterapkan dengan melihat kondisi budaya dan kondisi masyarakat setempat adalah model pembangunan berkelanjutan dengan berbasis masyarakat lokal atau yang lebih sering disebut co manajemen. (3) Terdapat dua pendekatan yang harus dilakukan pada konsep pembangunan yang dilakukan pada masyarakat pulau Gili Ketapang, yaitu pendekatan struktural dan pendekatan non struktural. Untuk pendekatan non struktural diperlukan beberapa pendekatan, diantaranya adalah, Pengembangan keterampilan masyarakat, Peningkatan pengetahuan dan wawasan lingkungan. Peningkatan animo masyarakat agar berperan serta. Peningkatan kualitas pendidikan formal sumber daya manusia. Memberikan motivasi masyarakat untuk berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat. Sedangkan untuk pendekatan struktural diantaranya membentuk lembaga lokal, Peningkatan akses masyarakat terhadap informasi, Pengembangan akses masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan. Pada upacara petik laut dapat disisipkan acara yang lebih bersifat memilik manfaat terhadap lingkungan agar dapat terpenuhi sebagai kearifan lokal dalam pengelolaan wilayah perikanan diataranya : • Pada upacara larung sesaji, ditambahkan pelepasan benih-benih ikan dilaut dalam jumlah banyak sehingga ada manfaat lingkungan yang didapat tanpa mengganti isi dari larung sesaji yang asli. • Selain pada upacara larung sesaji, ditambahkan kegiatan transplatasi terumbu karang dilaut dangkal sekitar Pulau Gili Ketapang. kegiatan ini memutuhkan ahli dalam bidangnya, maka dari itu diperlukan kerja sama dengan ahli terkait tanpa melepas peran serta masyarakat Pulau Gili Ketapang. • Pada acara hiburan petik laut, yang umumnya dilangsungkan selam dua hari, selain adanya pagelaran kesenian ludruk Madura, akan lebih bermanfaat, pihak pemerintah masuk dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan sehingga penambahan wawasan dan pengetahuan masyarakat tercapai. • Upacara petik laut, seyogyanya diagendakan dalam setiap tahun dengan pasti sehingga ini bisa dijadikan komoditi pariwisata dan bisa menambah nilai jual Pulau Gili Ketapang yang seharusnya bisa dijadikan sebagai lokasi ekowisata. Pada budaya onjem atau rumpon dapat diperbaiki dan diperbanyak dengan peran serta pemerintah dalam memberikan penyuluhan yang baik dalam pembuatan rumpon, memberikan alat-alat yang dibutuhkan seperti GPS dan bantuan tenaga ahli sehingga lebih banyak onjem yang dimiliki warga. Nantinya diharapkan, pada kondisi musim paceklik, meskipun hasil ikan sedikit yang didapatkan dari rumpon, setidaknya menjamin ketersediaan ikan sebagai komoditas utama nelayan. Selain itu, adanya transplatasi terumbu karang secara jangka panjang akan meningkatkan ketersedian sumberdaya ikan dilaut. Selain itu, komoditi pariwisata juga bisa terbantu dengan adanya terumbu karang yang baik atau lestari. Saran bagi pemerintah Probolinggo adalah : (1)Pembangunan berbasis masyarakat tidak serta merta dilakukan mandiri oleh masyarakat, perlu bantuan dari pemerintah mulai dari biaya, tenaga ahli dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan agar pembangunan berkelanjutan dengan berbasis masyarakat lokal bisa terwujud. (2)Pembangunan yang dilakukan di Pulau Gili Ketapang harus melihat berbagai aspek, seperti sektor ekonomi, masyarakat, sosial, budaya, dan pemerintah desa, daerah maupun pusat. Sehingga tidak terjadi tumpang tindih kebijakan antara satu dengan yang lainnya. Untuk mewujudkan keterpaduan tersebut maka dalam perencanaan pembangunan harus mengintegrasikan semua kepentingan pada sektor-sektor yang terlibat. Maka dari itu perlu ada musyawarah untuk mencapai kata mufakat dalam perencanaan pembangunan. Seperti kerjasama Bappedakab dan Departemen Kelautan dan Perikanan Kabupaten Probolinggo dalam perencanaan rencana strategis pengelolaan pulau dan pesisir. (3) Untuk memanfaatkan potensi sumberdaya alam di pulau Gili Ketapang diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh pada usaha peningkatkan keterampilan dan pengetahuan terhadap teknik-teknik penangkapan melalui kegiatan pelatihan serta studi banding di tempat-tempat yang sudah maju dalam hal pemberdayaan masyarakat lokal. (4) Dalam merangkai kebijakan-kebijakan pemberdayaan masyarakat pesisir dan nelayan, baik dalam usaha pemanfaatan maupun dalam pengelolaan sumberdaya alam laut dan pesisir di Pulau Gili Ketapang, dan Kabupaten Probolinggo secara umum, perlu dipertimbangkan kekayaan kearifan lokal yang ada dan dilakukan identifikasi karakte

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2012/75/051203702
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 07 Nov 2012 13:56
Last Modified: 21 Oct 2021 03:32
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133085
[thumbnail of HAGI_PRIMADASA_JUNIARTA_0810840020_LAPORAN_SKRIPSI.pdf]
Preview
Text
HAGI_PRIMADASA_JUNIARTA_0810840020_LAPORAN_SKRIPSI.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item