Pengelolaan Hutan Mangrove Pada Kawasan Tambak Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Di Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur

Puspita, NoviyantiYuda (2012) Pengelolaan Hutan Mangrove Pada Kawasan Tambak Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Di Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pengelolaan hutan mangrove di Desa Kandang Semangkon Kecamatan Paciran dilakukan oleh masyarakat sekitar atau biasa disebut dengan “Kelompok 74,2” yang merupakan kelompok pembudidaya udang vannamei (Liptopenaeus vannamei) di Desa Kandang Semangkon. Mangrove di Desa Kandang Semangkon merupakan sabuk hijau (green belt) mangrove di kawasan tersebut yang sangat penting akan keberadaannya. Pengelolaan hutan mangrove dilakukan dengan tetap menjaga kelestarian hutan mangrove agar tidak rusak oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, tidak ada pengelolaan secara khusus, sebab mangrove di daerah Pantai Utara Kabupaten Lamongan merupakan mangrove yang sulit untuk dikembangkan dikarenakan substratnya yang keras. Akibat tidak adanya pengelolaan hutan mangrove secara khusus maka mangrove di daerah ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat sekitar, ada yang digunakan sebagai kayu bakar dan ada juga yang digunakan sebagai tiang penyangga lampu. Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pentingnya peranan ekologis dan sosial ekonomis hutan mangrove dalam mendukung pengelolaan wilayah pesisir di Desa Kandang Semangkon, ntuk mengetahui tingkat kepedulian dan partisipasi masyarakat di Desa Kandang Semangkon dalam pengelolaan wilayah pesisir dan untuk mengetahui peran Pemerintah Daerah dalam mendukung pengelolaan wilayah pesisir secara berkelanjutan di Desa Kandang Semangkon. Penelitianinidilaksanakan pada tanggal 10-14 Februari 2012 dan tanggal 9-22 April 2012 yang berlokasi di Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Metode yang digunakandalampenelitianiniadalahmetode studi kasus dan metode surey vegetasi. Metode studi kasus dengan metode pengumpulan data adalah purposive sampling. Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Cara pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan studi pustaka. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif, sedangkan metode survey dengan metode pengumpulan data Quadrat Sampling Technique. Data dianalisis dengan menggunakan analisis vegetasi. Dari hasil penelitian didapatkan peranan ekologis hutan mangrove di Desa Kandang Semangkon yaitu 1). Melindungi pantai dari proses erosi atau abrasi, 2). Pelindung tambak budidaya udang dari gelombang dan juga dari penyakit dan 3). Tempat melakukan pemijahan atau asuhan (nursery ground) bagi udang, ikan, kepiting dan kerang, sedangkan peran sosial ekonomis mangrove yaitu sebagai mata pencaharian tambahan masyarakat sekitar, yakni pencari rajungan, kepiting, kerang, tiram, sipan, cacing laut dan ikan serta penghasil kayu bakar, pewarna pakaian dan tempat penelitian. Tingkat kepedulian masyarakat Desa Kandang Semangkon terhadap pengelolaan pesisir terutama hutan mangrove masih terbilang rendah. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya kegiatan dan aktivitas dalam pelestarian kawasan hutan mangrove diantaranya, minimnya kegiatan penanaman bibit mangrove, kurang optimalnya pengawasan terhadap mangrove dan kurangnya pengelolaan hutan mangrove.Hal ini disebabkan sebagian besar dari mereka beranggapan kondisi hutan mangrove masih dalam kondisi yang baik dan berfikir mangrove akan dapat tumbuh sendiri secara alami tanpa adanya penanaman. Partisipasi masyarakat yang pernah dilakukan di Desa Kandang Semangkon yaitu 1). Penanaman mangrove yang diadakan oleh Balai Desa Kandang Semangkon pada tahun 2006 (Program dari BLH) yang melibatkan perangkat desa,Kolila (Komite Perlindungan Lingkungan Lamongan) yang terdiri dari kumpulan LSM pemerhati lingkungan pihak kepolisian serta melibatkan beberapa masyarakat desa, 2). Penanaman mangrove yang dilakukan oleh beberapa orang pembudidaya udang vannamei yang dilakukan dengan kesadaran dan inisiatif masing-masing karena keberadaan mangrove sendiri mempunyai peranan penting bagi tambak mereka yaitu sebagai penahan gelombang laut dan mencegah terjadinya abrasi. Peran pemerintah Daerah dalam upaya melestarikan kawasan pesisir sangatlah penting karena pemerintah merupakan salah satu pihak yang memiliki kebijakan dan pihak yang bertanggung jawab dalam urusan pengelolaan kawasan pesisir. Pemerintah Daerah yang berwenang dalam urusan tersebut adalah DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) dan BLH (Badan Lingkungan Hidup) di Kabupaten Lamongan, dengan bantuan dari berbagai pihak misalnya, masyarakat setempat, perangkat desa, Kolila (kumpulan dari LSM) dan pihak swasta. DKP memiliki peran dalam pengelolaan pesisir diantaranya adalah 1). Membentuk POKMASWAS di beberapa desa, 2). Melakukan pengendalian pengelolaan pesisir dengan memberdayakan masyarakat melalui pelatihan KUB (Kelompok Usaha Bersama) dan 3). Melakukan konservasi dengan melakukan tata ruang pesisir. Kegiatan yang dilakukan DKP dalam upaya melestarikan kawasan pesisir diantaranya adalah 1). Mengadakan kegiatan reboisasi atau penanaman pohon mangrove yang ditangani oleh BLH, 2). Membuat terumbu karang buatan dengan semen yang ditanam disekitar Pantai Utara Kabupaten Lamongan, 3). Pembuatan rumpon atau alat bantu penangkapan yang ramah lingkungan. BLH memiliki peran dalam pengelolaan pesisir diantaranya adalah 1). Pembinaan masyarakat melalui sosialisasi mengenai pentingnya menjaga wilayah pesisir, 2). Upaya konservasi mangrove, 3). Padat karya, 4). Melakukan mentoring dan evaluasi terhadap perkembangan dan kendala dalam melestarikan kawasan pesisir. Kegiatan yang dilakukan BLH dalam upaya melestarikan kawasan pesisir diantaranya adalah 1). Melakukan kegiatan penanaman mangrove di desa-desa wilayah pesisir yang melibatkan perangkat desa, masyarakat desa setempat, Kolila (Komite perlindungan lingkungan Lamongan), 2). Mengadakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan bibit mangrove dan 3). Pembuatan break water atau pemecah gelombang. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah 1). Peran ekologis mangrove, yaitu melindungi pantai dari proses erosi atau abrasi, sebagai pelindung daratan dan tambak budidaya udang dari gelombang, sebagai pelindung tambak budidaya udang dari penyakit dan sebagai tempat melakukan pemijahan atau asuhan (nursery ground) bagi udang, ikan, kepiting dan kerang, sedangkan peran sosial ekonomis mangrove, yaitu sebagai mata pencaharian tambahan masyarakat sekitar, yakni pencari rajungan, kepiting, kerang, tiram, sipan, cacing laut dan ikan serta penghasil kayu bakar, pewarna pakaian. 2). Tingkat kepedulian dan partisipasi masyarakat Desa Kandang Semangkon terhadap pengelolaan pesisir terutama hutan mangrove masih terbilang rendah. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya kegiatan dan aktivitas dalam pelestarian kawasan hutan mangrove serta kurang optimalnya pengawasan terhadap mangrove dan kurangnya pengelolaan hutan mangrove.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2012/53/051203680
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 08 Nov 2012 09:13
Last Modified: 21 Oct 2021 03:25
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133064
[thumbnail of Laporan_Skripsi.pdf]
Preview
Text
Laporan_Skripsi.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item