Budianto, PrimaFarid (2012) Implementasi Pengembangan Pariwisata Di Pulau-Pulau Kecil Terhadap Masyarakat Pesisir Desa Lihunu, Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Meningkatnya kecenderungan pasar pariwisata internasional untuk berwisata di kawasan yang masih alami memberikan peluang bagi pengembangan pariwisata di pulau-pulau kecil. Selanjutnya, dalam Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM.67/UM.001/MKP/2004 tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata di Pulau-Pulau Kecil, disebutkan salah satu prinsip pengembangan pariwisata di pulau-pulau kecil adalah prinsip partisipasi masyarakat. Dijelaskan bahwa proses pelibatan masyarakat baik secara aktif maupun pasif harus dimulai sejak tahap perencanaan hinggga tahap pengelolaan dan pengembangan. Salah satu wilayah pulau kecil di Indonesia yang kaya akan sumber daya lautnya adalah Desa Lihunu, Pulau Bangka Kecamatan Likupang Timur yang berbatasan dengan Pulau Gangga dan Pulau Talise Kecamatan Likupang Barat. Daya tarik utama Desa Lihunu adalah keindahan pantai dengan pasir berwarna putih bersih, keindahan laut dan panorama sekitar untuk berbagai atraksi wisata alam dan wisata bahari seperti rekreasi pantai, memancing, berperahu, berenang, dan menyelam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penerapan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 67/UM 001/MKP/2004 terhadap masyarakat pesisir di Desa Lihunu-Pulau Bangka Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara. Mengetahui dan menganalisis pengembangan perikanan di Desa Lihunu-Pulau Bangka, Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara dengan pengelolaan melalui konsep kepariwisataan mengacu pada Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2004 tersebut. Serta mengetahui dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat yang dialami dalam pengembangan sumber daya pesisir di Desa Lihunu-Pulau Bangka, Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di wilayah Desa Lihunu, Pulau Bangka Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Dan waktu pelaksanaannya pada Bulan Oktober sampai dengan November 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan subjektivitas bersifat mikro sampai makro. Mata pencaharian masyarakat lokal yang bermukim di Pulau Bangka sebagian besar utamanya adalah nelayan. Namun tidak sedikit pula yang mengelola perkebunan dan lahan pertanian yang lain. Semua potensi yang dimiliki Pulau Bangka khususnya wilayah Desa Lihunu dimanfaatkan dalam bidang perikanan dan dikembangkan ke arah sektor pariwisata. Potensi alam di Desa Lihunu meliputi kondisi pantai dan pasir, kondisi perairan dan ombak, kondisi terumbu karang dan bebatuan, serta kondisi flora dan fauna. Di Desa Lihunu terdapat beberapa kondisi pantai yang memiliki keindahan yang unik dibandingkan dengan pantai lain. Pantai-pantai tersebut adalah Pantai Sabora, Pantai Totohe, Pantai Sahaung, Pantai Panjang, Pantai Kalipepu, dan Pantai Sengkamau. Wilayah Desa Lihunu memiliki perairan yang tenang dan v berombak tidak terlalu kencang. Hanya pada saat tertentu pada bulan Desember-Pebruari saat musim/angin barat kondisi ombak cukup kencang. Perairan yang berombak tenang di wilayah pesisir desa Lihunu sangat menunjang untuk fishing ground ikan-ikan karang. Dengan kondisi perairan tenang dan kualitas yang masih baik, yang dibuktikan dengan mudahnya nelayan mendapatkan tangkapan berupa ikan-ikan karang dengan menggunakan peralatan tradisional, hal ini membuktikan pula bahwa kondisi tersebut mendukung keberadaan, bertumbuh dan berkembangnya terumbu karang dalam perairan di wilayah pesisir Desa Lihunu. Kondisi bebatuan di permukaan perairan di Pulau Bangka yang masuk dalam wilayah administratif Desa Lihunu memiliki kenampakan yang unik dan mempesona. Meskipun termasuk dalam wilayah pesisir, namun sebagian besar wilayah Desa Lihunu merupakan tanah yang subur untuk lahan pertanian. Vegetasi yang dapat tumbuh di wilayah ini tidak hanya didominasi oleh oleh satu jenis tanaman saja. Di wilayah daratan, di wilayah Desa Lihunu yang berbatasan langsung dengan hutan alami memiliki potensi fauna yang beraneka ragam yang dapat dijadikan alternatif selain usaha perikanan, namun belum dikembangkan ke arah sektor pariwisata. Salah satu diantaranya adalah keberadaan rusa Bangka. Selain rusa, fauna khas Sulawesi yang terkenal yaitu kuskus masih dapat dijumpai di pedalaman hutan alami di wilayah Desa Lihunu. Daya tarik lainnya di Desa Lihunu sebagai destinasi wisata tentu tidak lain adalah pemandangan bawah lautnya. Pada kondisi masyarakat sebagai nelayan, sumber daya manusia sebagai stakeholder utama pengelola sumber pesisir Desa Lihunu telah berhasil mengelola wilayahnya dengan sangat baik. Pada sektor pariwisata, masyarakat di Desa Lihunu menunjukkan bahwa secara kuantitas sumber daya manusia di tempat ini sangat menunjang untuk kegiatan pengembangan pariwisata, namun ditinjau dari segi kualitas dan kemampuan aktualisasi diri serta partisipasinya, masih rendah. Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang belum optimal dan maksimal terutama pada sektor pariwisata, dengan cara memberikan pelatihan peningkatan keterampilan dan mempermudah akses pendidikan formal yang dilakukan oleh instansi terkait, seperti DKP dan Disbudpar secara langsung, serta meningkatkan sinkronisasi Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata di Pulau-Pulau Kecil dan undang-undang tentang kepariwisataan dengan otonomi daerah yang harus dilakukan oleh lembaga pemerintahan di daerah. Dengan turunnya Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2004 berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Desa Lihunu, menjadi lebih baik secara ekonomi, sosial, serta budaya masyarakat. Pengaruh paling nyata adalah mulainya pengembangan perikanan di Desa Lihunu yang dilakukan dengan pengelolaan melalui konsep kepariwisataan, yaitu kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya perikanan tidak hanya dengan penangkapan dan budidaya, tetapi lebih diarahkan pada kegiatan menjual jasa untuk wisata menyelam (diving). Kuantitas sumber daya manusia, serta program-program instansi terkait menjadi daya dukung dalam pengembangan perikanan dengan konsep pariwisata (minawisata). Sedangkan rendahnya kualitas sumber daya manusia terutama minimnya keterampilan yang dimiliki masyarakat lokal, menjadi faktor penghambat belum dapat berjalannya pengembangan potensi-potensi pesisir yang terdapat di Desa Lihunu.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2012/43/051205703 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 16 Jan 2013 09:17 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 03:21 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133053 |
Preview |
Text
ARTIKEL_SKRIPSI.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Laporan_Skripsi.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |