Efanty, DwiCharismaFebrina (2011) Kajian Penerapan Sistem National Single Window Terhadap Kegiatan Ekspor Perikanan Indonesia : Studi Kasus Pada Balai Karantina Ikan Tanjung Perak Surabaya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Ketergantungan antar negara satu dengan negara lain memicu meningkatnya aktifitas perdagangan internasional dan lalu lintas barang ekspor – impor. Di tengah pesatnya kegiatan perdagangan internasional, Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai hambatan birokrasi dan perijinan. Selain biaya, proses pengelolaan dokumen ekspor – impor di Indonesia dianggap lamban dan tidak efektif. Dalam hal ini pemerintah mencanangkan program dan sistem yang terintegrasi. Sistem ini diberi nama National Single Window (NSW), yaitu berkaitan dengan kelancaran arus keluar masuknya barang (perdagangan) tiap-tiap negara, dengan menggunakan media teknologi informatika. Diharapkan dengan adanya sistem National Single Window ini dapat meningkatkan nilai dan volume ekspor perikanan Indonesia. Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah untuk mengetahui Penerapan sistem National Single Window pada Balai Karantina Ikan, Kebijakan-kebijakan sistem national single window yang diterapkan dalam kepengurusan dokumen ekspor – impor, Perbandingan Volume/nilai ekspor perikanan Indonesia sebelum dan sesudah diterapkannya sistem National Single Window dan Analisis sisi positif dan negatif diterapkannya Sistem National Single Window bagi pengguna (Eksportir). Tujuan Umum Penerapan Sistem NSW adalah untuk Meningkatkan kecepatan penyelesaian proses ekspor-impor melalui peningkatan efektifitas dan kinerja sistem layanan yang ter-integrasi antar seluruh entitas yang terkait , meminimalisasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam penanganan lalulintas barang ekspor-impor, terutama terkait dengan proses customs release and clearance of cargoes, meningkatkan validitas dan akurasi data dan informasi yang terkait dengan kegiatan ekspor dan impor,meningkatkan daya saing perekonomian nasional dan mendorong masuknya investasi. NSW di lingkup Pusat Karantina Ikan telah diimplementasikan pada 5 Unit Pelaksanaan Tekhnis Karantina Ikan yaitu :BKI Karantina Ikan Kelas II Tanjung Priok, Jakarta, SKI Kelas I Tanjung Emas Semarang, SKI Kelas I Tanjung Perak Surabaya,Balai Besar Karantina Ikan Soekarno-Hatta Jakarta, dan SKI Kelas II Belawan Medan. Kenaikan volume ekspor ikan dan udang dari tahun 2006 – 2007 – 2008, kemudian pada tahun 2009 mengalami penurunan, dan meningkat lagi pada tahun 2010. Sedangkan penggunaan sistem NSW dimulai pada tahun 2008. Penurunan volume ekspor pada periode 2008-2009 dapat disebabkan karena adanya krisis global yang di akibatkan oleh krisis ekonomi di Amerika, sehingga mempengaruhi nilai tukar rupiah. Sebelum diterapkannya Sistem NSW tahap pertama, prosedur pengurusan perijinan ekspor di sebagian besar GA (Government Agencies) ditangani secara semi-manual.Namun setelah adanya sistem NSW menjadi elektronik melalui fasilitas link yang ada pada Portal NSW. Segi Positif dalam segi biaya dapat dilihat dari penggunaan Cold Storage, sebagai contoh dari penjualan udang beku sebesar 25.000 kg dan ikan beku sebesar 30.000kg perusahaan dapat menghemat biaya penimbunan dalam hal ini adalah penggunaan cold storage sebesar Rp 15.750.000,- ( Rp 22.050.000 – Rp 6.300.000 ). Dalam penggunaan sistem NSW telah hampir memenuhi ke 4 Asas Kemudahan Administrasi, yaitu yang pertama kepastian, Sistem NSW merupakan sistem pelayanan kepabeanan yang memungkinkan terjadinya pertukaran data kepabeanan secara elektronik berbasis internet (web-based) melalui suatu common-portal yang berfungsi sebagai media layanan tunggal elektronik untuk meningkatkan pelayanan ekspor-impor. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu peraturan mengenai pertukaran dan penggunaan data elektronik di bidang kepabeanan yang menjadi landasan hukum penerapan Sistem NSW di Indonesia. Namun, hingga saat penerapan Sistem NSW tahap pertama dimulai, Indonesia belum memiliki perangkat hukum yang mengatur mengenai penggunaan data elektronik (cyberlaw). Hanya Bea cukai yang telah dilengkapi dasar hukum, namun berbeda halnya dengan GA, dimana pada awal penerapan Sistem NSW, belum memiliki dasar hukum yang jelas mengenai penggunaan data elektronik sebagai alat bukti yang sah dalam prosedur kegiatan mereka. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Penggunaan Sistem Elektronik Dalam Rangka Indonesian National Single Window sebagai landasan hukum penggunaan data elektronik bagi seluruh entitas yang terlibat dalam penerapan Sistem NSW. Kedua adalah efisiensi, penerapan Sistem NSW ditujukan untuk memperbaiki efisiensi pelayanan penanganan customs clearance. Pada penerapan Sistem NSW, terjadi perubahan tata cara penyampaian perijinan Pada prosedur sebelumnya, penyampaian perijinan dilakukan secara manual dengan menggunakan hardcopy. Saat ini penyampaian perijinan dilakukan secara elektronik melalui pengiriman elicensing dari inhouse system GA yang terkait. Ketiga adalah kenyamanan, dengan adanya otomasi proses customs clearance melalui penerapan Sistem NSW, PPJK ( Perusahaan Pengurusan Jasa Kepelabuhanan) merasakan kenyamanan dalam mengurus perijinan ekspor. Sebelum adanya penerapan NSW mereka harus menyampaikan perijinan ekspor secara manual. Kini respon atas permohonan perijinan ekspor yang diajukan PPJK akan langsung dikirimkan GA secara elektronik Selain itu eksportir merasakan kenyamanan dari pemanfaaatan fasilitas-fasilitas yang disediakan di Portal NSW, seperti pada pemanfaatan fasilitas pelacakan (track and trace) dokumen. Keempat adalah kesederhanaan, penerapan Sistem NSW secara teknis tidak banyak merubah sistem dan prosedur dan cukup mudah untuk diimplementasikan oleh Eksportir dan PPJK. Secara topologi, antara trade dan port itu menjadi satu pelayanan dalam portal. Kemudian posisi dari customs, dari instansi-instansi perijinan itu semua tersambung ke Portal dengan port service di portal menjadi satu function yang nanti bisa diakses oleh masing-masing sesuai fungsi. Transaksi yang dilakukan oleh eksportir tidak banyak berubah, hal ini sengaja dilakukan agar tidak banyak hal yang terlalu berubah.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2011/29/051102776 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 25 Jul 2011 11:14 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 07:55 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132866 |
Preview |
Text
051102776.pdf Download (5MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |