Konflik Pemanfaatan Tanah Bengkok Antar Pengerajin Gerabah (Studi Kasus pada Desa Sri Kedaton, Kabupaten Amuktia)

Afosfa, Eka Wilda Diah (2018) Konflik Pemanfaatan Tanah Bengkok Antar Pengerajin Gerabah (Studi Kasus pada Desa Sri Kedaton, Kabupaten Amuktia). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai konflik pemanfatan tanah bengkok antara pengerajin yang akhirnya menghasilkan penerapan pengelolaan pemanfataan tanah bengkok di Amuktia. Tujuan dilakukan penelitian adalah menjelaskan, memahami, dan menganalisa mengenai konflik antar pengerajin gerabah terhadap pemanfaatan tanah agar lebih teratur pembagian atas hak tanah. Efensiensi kepala desa mengakomodir pihak berkonflik dalam dinamika konflik pemanfaatan tanah bengkok. Penelitian ini mengunakan Teori Lewis A.Coser dalam menganalisis konflik pemanfataan tanah bengkok melibatkan para pengerajin. Teori Lewis A. Coser menjelaskan bahwa konflik yang tidak dikelola dengan sebaik mungkin akan mengakibatkan konflik negatif memperlemah kerangka masyarakat. Sehingga diperlukan adanya pihak ketiga yang dinamakan oleh Coser sebagai katup penyelamat atau Safety-Valve. Katup merupakan mekanisme khusus yang digunakan sebagai jalan keluar meredakan permusuhan. Coser telah membedakan konflik menjadi dua yakni konflik realistis dan non realistis. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah terlihat perbedaan atas ketidaksamaan kepentingan sehingga memperlihatkan prilaku berkonflik. Ketidaksamaan kepentingan pihak modern yakni penimbunan tanah dan penggunaan alat dapat mempercepat hasil gerabah. Berdasarkan dari hasil gerabah pengerajin modern digunakan sebagai memenuhi kebutuhan primer, skunder, serta tersier. Kemudian kepentingan pihak modern yakni mengutamakan keberagaman variasi gerabah, penggunakan alat sederhana sebagai penunjang keahlian kreatifitas untuk membentuk gerabah. Sehingga tidak menentukan kuantitas setiap produksi gerabah. Hasil dari gerbah tradisional digunakan sebagai memenuhi kebutuhan primer dan skunder. Konflik pemanfataan tanah untuk kerajinan gerabah merupakan konflik non-coercive. Safety-Valve (katup penyelamat) pada pemanfaatan tanah yaitu Kepala Desa sebagai aktor penyelesai permasalahan yang dihadapi pengerajin modern dan tradisonal.

English Abstract

This study discusses the use of communal land conflict between craftsmen which eventually resulted in the application of management of communal land use in Amuktia. The purpose of the studies was to explain understanding and analyzing the conflict between pottery craftsmen as an analysis of land used that more regular distribution of land rights. The efficiency of the village head accommodates conflict parties in the dynamics conflik over teh used of communal land. This study uses the theory of Lewis A.Coser in analyzing communal land use conflicts in involving between craftsmen. The theory of Lewis A. Coser explains that analysis in conflict that are not managed as well as possible will result in negative conflicts weakening the community framework. There is a need a third party business name by Coser as a safety valve. Coser has distinguished conflict into two: realistic and non-realistic conflicts. The method in this uses qualitative method in this study uses qualitativemethods with a case study approach. The results obtained from the research are visible is a difference in the inequality of interest that they show conflicting behavior. The inequality of the interests of modern parties, and use of tools can accelerate the results of pottery. Based on the results of the pottery modern craftsmen are used as meeting primary, secondary, and tertiary needs. Then the interests of the modern party, namely prioritizing the diversity of pottery, using simple tools as supporting creative skills to form pottery. So it does not determined the quantity of each pottery production. The results of traditional gerbas are used to meet primary and secondary needshen the interests of the modern party, namely prioritizing the diversity of pottery, using simple tools as supporting creative skills to form pottery. So it does not determine the quantity of each pottery production. The results of traditional gerbas are used to meet primary and secondary needs. Conflict of land use for pottery is a non-coercive conflict. Safety-Valve (rescue valve) on land use, namely the Village Head as an actor resolving problems faced by modern and traditional craftsmen.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIS/2018/793/05180543
Uncontrolled Keywords: Konflik, Pemanfaatan Tanah Bengkok, Safety-Valve, Pengerajin Gerabah, Non-Coercive Conflict, Utilization of Crooked, Safety-Valve Land, Craftsman, Village Head, Non-Coercive
Subjects: 300 Social sciences > 303 Social Processes > 303.6 Conflict and conflict resolution > 303.69 Conflict resolution
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 30 Oct 2018 03:33
Last Modified: 22 Oct 2021 05:08
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/13281
[thumbnail of Eka Wilda Diah Afosfa.pdf] Text
Eka Wilda Diah Afosfa.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item