Surawardana, Agus (2011) Strategi Hidup Rumahtangga Nelayan Pandega Pada Alat Tangkap Payang Di Desa Pagagan, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Indonesia merupakan negara kepulauan (Archipelagic State) yang terdiri dari sekitar 17.504 pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km2 dan bentang garis pantai sepanjang 95.181 km. Sudah sewajarnyalah sektor kelautan menyumbang pendapatan terbesar di Indonesia. Akan tetapi hal ini bertolak belakang dengan kenyataan bahwa para pelaku ekonomi yang menggantungkan hidupnya dari kekayaan laut hanya sebagian kecil saja yang dapat hidup dengan layak. Ketidakpastian pendapatan yang di[peroleh oleh nelayan menuntut nelayan untuk beradaptasi untuk mempertahankan hidup keluarganya. Desa Pagagan terletak di selat Madura dan merupakan wilayah Kabupaten Pamekasan. Mata pencaharian masyarakat setempat yaitu sebagai nelayan yaitu 26,3% dari seluruh jumlah penduduk. Oleh karena itu banyak dari mereka yang menggantungkan hidupnya pada laut. Dalam lima tahun terakhir, perairan Selat Madura mengalami eksploitasi hasil laut secara berlebihan atau overfishing. Sehingga mereka harus melakukan berbagai upaya mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari: (1) Kondisi sosial ekonomi rumahtangga nelayan pandega Desa Pagagan. (2) Curahan waktu kerja masing-masing anggota rumahtangga nelayan pandega Desa Pagagan. (3) Pendapatan masing-masing anggota rumahtangga nelayan pandega Desa Pagagan. (4) Strategi hidup rumahtangga nelayan pandega Desa Pagagan. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Pagagan Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan Jawa Timur pada bulan September 2010. Metode yang dgunakan dalam penelitian ini adalah survai, Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Sedangkan analisa data yang digunakan yaitu analisa satu variabel/ tabel frekuensi dan analisa deskriptif kualitatif. Seluruh nelayan responden Desa Pagagan berusia produktif dan berpendidikan Sekolah Dasar dengan jumlah tanggungan anggota keluarga lebih dari 3 orang mereka semua adalah suku Madura sehingga bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Madura. Kegiatan perekonomian rumahtangga nelayan responden Desa Pagagan terdiri dari kegiatan perikanan dan non perikanan. Kegiatan perikanan terdiri dari kegiatan penangkapan dan non penangkapan. Nelayan responden menggunakan alat tangkap payang dengan 34 hasil tangkapan berupa ikan teri. Sistem bagi hasil yang digunakan yaitu sistem maron. Kegiatan non penangkapan biasa dilakukan oleh istri dan sebagian anak nelayan responden. Adapun kegiatan tersebut yaitu pemindangan, penjual ikan, penjual tiram, buruh pabrik pengolahan ikan. Sedangkan kegiatan non perikanan yaitu menjadi buruh tani, petani, pekerja bangunan, penjual makanan, dan sopir. Kondisi fisik bangunan rumah nelayan responden dinding terbuat dari tembok, atap menggunakan genting, lantainya seabagian besar menggunakan keramik, fasilitas yang dimiliki yaitu kendaraan (sepeda dan motor), alat elektronik (televisi), perabot rumahtangga (kursi, meja, tempat tidur, dan lemari), dan kamar mandi tanpa WC. Dalam satu tahun curahan waktu kerja curahan waktu kerja suami adalah 326-402 HOK/tahun. Curahan waktu kerja isteri nelayan adalah antara 172-317 HOK/tahun. Curahan waktu kerja anak nelayan adalah 180 HOK/tahun dan 317 HOK/tahun. Pendapatan rumahtangga nelayan merupakan pendapatan seluruh anggota rumahtangga nelayan baik dari sektor perikanan maupun non perikanan. Sebagai kepala rumahtangga, pendapatan nelayan responden Desa Pagagan yaitu ≤ Rp 10.000.000,00 per tahun dengan persentase sebesar 53,3%. Begitupun juga istri responden (53,3%) memiliki pendapatan ≤ Rp 10.000.000,00 per tahun. Namun sebagian besar rumahtangga nelayan yang dipilih sebagai responden justru tidak memiliki pendapatan yaitu sebesar 93,4%. Dari seluruh responden, hanya 2 rumahtangga yang anaknya bekerja dengan jumlah pendapatan yang berbeda yaitu Rp 2.700.000,00 per tahun dan 18.100.000,00 per tahun dengan persentase masing-masing yaitu sebesar 3,3%. Strategi hidup yang diterapkan oleh rumahtangga nelayan Desa Pagagan yaitu perilaku ekonomi (diversifikasi pekerjaan dan menjual barang), pola hubungan sosial (arisan, utang, tahlilan, menjaga hubungan baik dengan juragan dan pemberi pinjaman), dan migrasi (andon). Kesimpulan dari penelitian ini antara lain: kondisi sosial ekonomi rumahtangga nelayan Desa Pagagan: seluruh nelayan Desa Pagagan merupakan suku Madura yang terorganisasi dalam kelompok nelayan, berusia produktif dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar, dan jumlah tanggungan keluarga lebih dari 3 orang. Kegiatan perekonomian nelayan pandega pada alat tangkap payang Desa Pagagan terdiri dari kegiatan perikanan (penangkapan dan non penangkapan), kegiatan non perikanan, dan kondisi fisik rumah nelayan pandega cukup baik dengan fasilitas kendaraan, alat elektronik, perabot rumahtangga sederhana, dan kamar mandi tanpa WC. Alat tangkap yang digunakan adalah payang dengan sistem bagi hasil maron. Curahan waktu kerja masing-masing anggota rumahtangga nelayan Desa Pagagan terdiri dari curahan waktu kerja suami adalah 326-402 HOK/tahun, isteri nelayan adalah antara 172-317 HOK/tahun, dan anak nelayan adalah 180 HOK/tahun dan 317 HOK/tahun. Pendapatan masing-masing anggota rumahtangga nelayan Desa Pagagan terdiri dari pendapatan suami yaitu ≤ Rp 10.000.000,00 per tahun endapatan istri yaitu ≤ Rp 10.000.000,00 per tahun, pendapatan anak yaitu Rp 2.700.000,00 per tahun dan 18.100.000,00 per tahun. Strategi hidup yang diterapkan oleh rumahtangga nelayan Desa Pagagan yaitu perilaku ekonomi (diversifikasi pekerjaan dan menjual barang), pola hubungan sosial (arisan, utang, tahlilan, menjaga hubungan baik dengan juragan dan pemberi pinjaman), dan migrasi (andon). Saran yang diberikan antara lain: rumahtangga nelayan hendaknya lebih mengoptimalkan pekerjaan dengan nominal pendapatan yang tinggi baik dari sektor perikanan maupun non perikanan. Perlu adanya keahlian khusus untuk mengolah hasil tangkap agar menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga. Pengolah ikan secara tradisional hendaknya mencari informasi mengenai pengolahan ikan agar memiliki nilai ekonomis tinggi untuk meningkatkan pendapatan pengolah ikan.. Dan Perlu adanya lembaga keuangan baik formal maupun informal seperti misalnya koperasi untuk membantu rumahtangga nelayan dalam hal peminjaman uang untuk mencegah rumahtangga nelayan terjerat oleh sistem pinjaman kepada rentenir dengan tingkat bunga yang tergolong tinggi.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2011/131/051102597 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 25 Jul 2011 11:04 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 07:26 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132805 |
Preview |
Text
051102597.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |