Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove dan Peran masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Mangrove : Studi di Pancer Cengkrong Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

GemilangHariPertiwi (2010) Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove dan Peran masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Mangrove : Studi di Pancer Cengkrong Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Indonesia sangatlah kaya akan berbagai sumberdaya alam, termasuk keanekaragaman hayati yang terkandung di dalam ekosistem hutan mangrove. Sumberdaya alam tersebut disadari bahwa suatu ketika akan habis jika pengelolaannya dilakukan secara tidak lestari dan berkelanjutan. Dalam rangka memanfaatkan dan melestarikan dan sumberdaya alam, maka pengelolaan sumberdaya alam ditujukan kepada pemanfaatan dan perlindungan. Tujuan penelitian untuk mengetahui Karakteristik ekosistem hutan mangrove, Peran serta masyarakat dalam pengelolaan ekosistem hutan mangrove, Manfaat dan fungsi ekosistem hutan mangrove, yang meliputi ekonomi dan ekologinya, Nilai manfaat dan fungsi ekosistem hutan mangrove (use value and none use value), serta menghitung Total Economic Value (TEV) dari ekosistem hutan mangrove di Pancer Cengkrong Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif kualitatif ini menggambarkan tentang peran pemerintah dalam kaitannya dengan ekosistem hutan mangrove maupun keterkaitan ekologinya. Sedangkan deskriptif kuantitatif berdasarkan data perhitungan dan angka-angka yang diperoleh yang akan menggambarkan seberapa besar manfaat ekonomi suatu ekosistem dinilai. Luas hutan mangrove di Pancer Cengkrong Desa Karanggandu diperkirakan sekitar ± 94 hektar, membentang di sepanjang hamparan pantai Desa Karanggandu. Jenis mangrove yang mendominasi hutan mangrove Pancer Cengkrong ini yaitu Rhizopora mucronata (bakau), Rhizopora apiculata (jangkar), Sonneratia alba (pedada/bogem). Kegiatan pengelolaan hutan mangrove yang dilakukan oleh masyarakat sekitar pancer Cengkrong adalah meliputi penanaman dan pengawasan, dengan sistem pengelolaan pembentukan kelompok masyarakat yang bertugas mananam bibit mangrove dan melakukan pengawasan, pemasangan papan larangan, Koordinasi antar instansi terkait, dan pengajuan fasilitas. Pelaksanaan terhadap pengelolaan hutan mangrove di Pancer Cengkrong yang dilakukan oleh pemerintah dan kelompok masyarakat bisa dikatakan berhasil, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih ditemukan berbagai kendala-kendala diantaranya meliputi, rendahnya tingkat perekonomian sebagian masyarakat, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ekosistem hutan mangrove bagi lingkungan perairan, kurangnya tingkat kepedulian aparat penegak hukum dalam melakukan pengawasan dan pengendalian kawasan hutan mangrove serta kurangnya kontribusi sarana dan prasarana untuk melakukan pengawasan dari pemerintah daerah sehingga kurang optimalnya proses pengelolaan kawasan hutan mangrove di Pesisir Desa Karanggandu secara keseluruhan. Hutan mangrove di Pancer Cengkrong mempunyai fungsi dan manfaat ekonomi yaitu sebagai penghasil kayu, sebagai mata pencaharian penduduk sekitar, yakni pencari kepiting, kerang, udang putih, ikan konsumsi (belanak, kakap), ikan hias, dan biawak. Sedangkan untuk fungsi dan manfaat ekologi meliputi sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau sebagai filter air asin menjadi tawar, sebagai penahan gelombang, pencegah abrasi dan sebagai penangkap sedimen yang menyebabkan penambahan tanah ke arah menuju laut, sebagai daerah asuhan (nursery ground), daerah mencari makan (feeding ground) dan daerah pemijahan (spawning ground) bagi udang, kepiting, kerang, ikan, serasah mangrove mempunyai peran yang sangat penting di dalam mata rantai makanan bagi organisme dasar, air dan permukaan setelah mengalami proses dekomposisi oleh bakteri yang selanjutnya menjadi mata rantai bagi organisme lainnya. Dari hasil perhitungan, didapatkan nilai Total Economic Value (TEV) sebesar Rp.12.286.957.215 dengan nilai Direct Use Value (DUV) Rp.4.596.786.875, Indirect Use Value Rp.24.491.132.370, Option Value (OV) Rp. 12.713.970. Saran peneliti adalah (1) Masyarakat Pesisir Desa Karanggandu hendaknya meningkatkan peran aktif dalam pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya mangrove.(2) Kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian hutan mangrove dan mematuhi hukum yang berlaku guna kepentingan generasi sekarang maupun mendatang. (3) Menempatkan petugas lapang yang bertindak sebagai motivator dalam kegiatan pemeliharaan dan pengawasan hutan mangrove. (4) Diharapkan kepada dinas terkait lebih intensif dalam membimbing kelompok masyarakat guna pengelolaan hutan mangrove secara berkelanjutan (5) Hendaknya aparat Kepolisian Perairan Kabupaten Trenggalek lebih meningkatkan pengawasan, pengamanan dan pengendalian terhadap pengelolaan hutan mangrove dengan melakukan pembenahan terhadap pelaksanaan tugas dan menindak tegas pelaku pelanggaran pengalih fungsian kawasan hutan mangrove serta beberapa bentuk tindakan pengerusakan kawasan hutan secara keseluruhan. (6) Pemerintah daerah seharusnya dapat memberikan kontribusi atas pengadaan sarana dan prasarana guna menunjang kelancaran upaya pengelolaan hutan mangrove di Pancer Cengkrong.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2010/49/051003457
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 06 Dec 2010 08:46
Last Modified: 21 Oct 2021 06:04
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132728
[thumbnail of 051003487.pdf]
Preview
Text
051003487.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item