Pengelompokkan Stasiun Pengamatan di Sungai Gebyak Desa Tawangsari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang berdasarkan Makrozoobenthos

RizkaAmalia (2010) Pengelompokkan Stasiun Pengamatan di Sungai Gebyak Desa Tawangsari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang berdasarkan Makrozoobenthos. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sumber Gebyak merupakan sumber air permukaan yang langsung mengalir ke Sungai Gebyak. Aktivitas manusia di sekitar Sungai Gebyak dapat mempengaruhi nir kualitas air maupun kualitas air pada Sungai Gebyak yang juga akan berpengaruh terhadap komunitas makrozoobenthos dan faktor lingkungannya. Komunitas makrozoobenthos dan faktor lingkungannya dapat digunakan untuk mengelompokkan stasiun pengamatan di Sungai Gebyak. Hasil dari pengelompokkan stasiun pengamatan di Sungai Gebyak dapat mencerminkan aktivitas manusia yang terdapat di sekitar aliran sungai tersebut dan sebagai umpan balik untuk Perencanaan Pengelolaan Sungai Gebyak secara terpadu. Sungai Gebyak mengalir menuju ke Sungai Konto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengelompokkan stasiun pengamatan di Sungai Gebyak Desa Tawangsari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang berdasarkan makrozoobenthos guna Perencanaan Pengelolaan Sungai Gebyak secara terpadu. Penelitian ini berlokasi di Sungai Gebyak Desa Tawangsari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang dan Laboratorium Ilmu - Ilmu Perairan (IIP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang pada Desember 2009 sampai Februari 2010. Materi penelitian terdiri dari air sungai, komunitas makrozoobenthos, substrat dasar perairan serta data lapangan dalam bentuk “field sheet”. Parameter yang diukur meliputi nir kualitas air, yaitu kecepatan arus dan tipe substrat, serta kualitas air yang meliputi faktor fisika yaitu suhu air dan faktor kimia yaitu derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), bahan organik total (TOM), amonia dan kesadahan. Penelitian ini menggunakan metode survai dengan sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Penentuan stasiun pengambilan sampel berdasarkan pada perbedaan tata guna lahan dan karakteristik fisik yang ada di sekitar daerah aliran Sungai Gebyak yang terbagi menjadi 12 stasiun pengamatan. Pengambilan sampel pada setiap stasiun menggunakan teknik “kicking” sepanjang 10 m di daerah “riffle” menggunakan jala tangan dengan mata jaring 500 μm. Sampel diawetkan dengan alkohol 96 % dan diidentifikasi dengan menggunakan kunci - kunci identifikasi yang tersedia, antara lain Merritt dan Cummins (1978), Zwart dan Trivedi (1995), Smith (1996), Hortwitz et al., (1995), Quigley (1977), Hawking dan Smith (1997). Analisis data dilakukan dengan teknik ordinasi menggunakan program CANOCO (“Canonical Community Ordination”) for Windows versi 4.5. Stasiun I, II, III, IV, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII terletak di Dusun Bunder, sedangkan stasiun V dan VI terletak di Dusun Gerih Desa Tawangsari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Selama penelitian terukur kecepatan arus (32,68 –94,37 cm/s), tipe substrat dominan “cobble”, “pebble”, “gravel”, “sand” dan “silt” yang telah mengalami “smothering”, suhu air 21 – 23 oC, pH 6 – 8, DO 5,95 – 13,67 mg/l, TOM 4,42 – 135,25 mg/l, amonia 0,18 – 0,52 mg/l, dan kesadahan 44 – 91 mg/l. Makrozoobenthos yang ditemukan di Sungai Gebyak selama penelitian sebanyak 25 taksa yang terdiri dari 15 ordo yaitu Diptera, Lumbricida, Decapoda, Trichoptera, Ephemeroptera, Coleoptera, Naidida, Hemiptera, Odonata, Architaenioglossa, Lepidoptera, Bassommathopora, Neotaenioglossa, Amphipoda, dan Haplotaxida yang berasal dari 4 class yaitu Oligochaeta, Insecta, Crustacea dan Gastropoda. Hasil analisis data dengan menggunakan program CANOCO versi 4.5 dengan menggunakan “Direct Gradient Analysis” melalui “Canonical Correspondence Analysis” (CCA) dapat diketahui pengelompokkan dua belas stasiun pengamatan pada Sungai Gebyak berdasarkan komunitas makrozoobenthos dan faktor lingkungannya yang membagi stasiun pengamatan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok A dan B. Kelompok A terdiri dari stasiun I, VII, VIII, IX, X, XI, XII di Dusun Bunder dan stasiun VI di Dusun Gerih Desa Tawangsari. Kelompok B terdiri dari stasiun II, III, IV di Dusun Bunder dan stasiun V di Dusun Gerih Desa Tawangsari. Kelompok A dan B merupakan daerah dengan kondisi tercemar berat, namun untuk kelompok B kondisinya lebih berat dibanding kelompok A sebab pada kelompok B jumlah Chironomous thummi yang ditemukan lebih melimpah yaitu 80 – 722 individu, sedangkan pada kelompok A jumlah Chironomus thummi yang ditemukan berjumlah 4 – 181 individu dan pada stasiun VI tidak ditemukan Chironomus thummi. Kelompok A memiliki kecepatan arus 47,19 –94,37 cm/s (rata – rata 65,91 cm/s), TOM 4,42 – 135,25 mg/l (rata – rata 79,87 mg/l), persentase naungan sisi kanan 50 – 70 % (rata – rata 57,5 %), persentase naungan sisi kiri 40 – 70 % (rata – rata 55 %), jumlah total taksa 21 taksa, amonia 0,18 –0,37 mg/l (rata – rata 0,28 mg/l), dan lokal NPS potensial sampai jelas. Kelompok B memiliki kisaran kecepatan arus 32,68 – 66,67 cm/s (rata – rata 51,31 cm/s), TOM 5,06 – 68,89 mg/l (rata – rata 34,76 mg/l), persentase naungan sisi kanan 40 – 70 % (rata – rata 57,5 %), persentase naungan sisi kiri 30 – 60 % (rata – rata 40 %), jumlah total taksa 18 taksa, amonia 0,19 – 0,52 mg/l (rata – rata 0,33 mg/l) dan lokal NPS jelas. Saran peneliti berdasarkan hasil penelitian antara lain mengupayakan Perencanaan Pengelolaan Sungai Gebyak secara terpadu yaitu dengan pendekatan sebab, melibatkan “stakeholder”, dan peran serta masyarakat dengan mempertimbangkan aspek – aspek ekologi, sosial, ekonomi, budaya dan kelembagaan yang terkait dengan daerah aliran sungai yang bersangkutan, sehingga terwujud suatu perairan, sumberdaya dan lingkungan yang berkelanjutan, antara lain: a. Sosialisasi oleh pemerintah desa setempat terhadap masyarakat sekitar dan larangan pembuangan kotoran hewan dalam sumber dan aliran sungai serta pemanfaatan pupuk kandang. b. Penanaman menurut garis kontur dan pembuatan terasering (Dinas Pertanian). c. Penghijauan atau penanaman vegetasi penutup lahan (Dinas Kehutanan dan Dinas Pekerjaan Umum). d. Pembuatan DAM penahan erosi (Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan, dan Bina Marga). e. Pembuangan saluran khusus pembuangan limbah domestik (Dinas Kesehatan, Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi). f. Pengendalian aktivitas pengambilan batu dan pasir, yaitu teknik pengambilan batu dan pasir agar lebih memperhatikan kelestarian sumberdaya air, seperti pembagian zonasi (zona perlindungan, pemeliharaan dan pemanfaatan) (Dinas ESDM). Saran yang lain untuk mengelompokkan stasiun pengamatan adalah pengujian tentang ICI – Biotic Indeks (Invertebrata Community Indeks) dan indeks EPT.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2010/47/051003314
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 13 Dec 2010 10:02
Last Modified: 21 Oct 2021 06:04
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132726
[thumbnail of 051003314.pdf]
Preview
Text
051003314.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item