Pengaruh Jarak Tanam Yang Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria verrucosa di Tambak-Tambak BBAP Situbondo

RizqiyyahMuyassaroh (2009) Pengaruh Jarak Tanam Yang Berbeda Terhadap Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria verrucosa di Tambak-Tambak BBAP Situbondo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pertumbuhan rumput laut memerlukan habitat sesuai kebutuhan hidupnya seperti kualitas air yang harus terjaga, karena air merupakan media bagi kehidupan rumput laut. Selain itu, bagi rumput laut jenis Gracilaria verrucosa kurang optimumnya pertumbuhan merupakan salah satu kendala dalam usaha pembudidayaannya. Salah satu usaha untuk meningkatkan pertumbuhan Gracilaria verrucosa yaitu dengan cara mengatur jarak tanam yang sesuai bagi pertumbuhannya. Pengaturan jarak tanam adalah memberikan kemungkinan tanaman untuk tumbuh dengan baik tanpa mengalami banyak persaingan dalam hal pengambilan unsur hara dan cahaya matahari. Kerapatan tanaman sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman (Soeriatmadja, 1981 dalam Wuryaningsih, 2009). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan laju pertumbuhan rumput laut Gracilaria verrucosa pada jarak tanam berbeda dan pada tambak berbeda sumber air. Penelitian ini dilaksanakan di tambak milik BBAP Situbondo yang berada di Desa Pulokerto Kabupaten Pasuruan Jawa Timur pada bulan Oktober - November 2008. Metode penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) menggunakan perlakuan yaitu 10 cm, 20 cm, 30 cm dan 40 cm. Sampel diambil secara acak pada tambak yang sumber airnya berasal dari tambak lain (tambak I) dan tambak yang sumber airnya berasal dari saluran air utama (tambak II) masing-masing 3 kali ulangan. Pengukuran pertumbuhan rumput laut dan pengukuran kualitas air dilakukan tiap minggu sekali selama 6 minggu. Analisa hasil penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen tersarang, dari hasil sidik ragamnya diketahui bahwa perlakuan jarak tanam yang berbeda dapat mempengaruhi laju pertumbuhan Gracilaria verrucosa pada tiap tambak. Dimana F hitung perlakuan 95,857 > F tabel (0,05 ; 3 ; 15) = 6,48 dan > F (0,01 ; 3 ; 15) = 9,34. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa notasi perlakuan A (a), B (ab) dan C (b) masih saling berhubungan, berarti penanaman jarak 10 cm, 20 cm dan 30 cm memiliki perbedaan pengaruh yang tidak signifikan. Namun, perlakuan D (c) yakni jarak tanam 40 cm memiliki notasi berbeda dari perlakuan lain sehingga jarak tanam 40 cm memiliki pengaruh sangat signifikan terhadap laju pertumbuhan Gracilaria verrucosa. Laju pertumbuhan terendah ditunjukkan oleh perlakuan A (10 cm), yakni 36,45 % (tambak I) dan 61,90 % (tambak II). Rapatnya jarak tanam menyebabkan thallus saling bersinggunggan akibatnya ketersediaan nutrient dan cahaya terbatas sehingga terjadi kompetisi antar rumput laut. Kondisi ini mengakibatkan laju pertumbuhan lambat. Sedangkan laju pertumbuhan perlakuan D (40 cm) adalah yang tertinggi yakni 62,06 % (tambak I) dan 70,45 % (tambak II). Jarak tanam 40 cm membuat tanaman tidak saling bersinggunggan sehingga distribusi nutrient oleh arus serta cahaya dapat sampai ke sela-sela thallus rumput laut dan di tiap sisinya. Keleluasaan rumput laut untuk mendapatkan nutrient dan cahaya dapat menghindarkan rumput laut dari terjadinya kompetisi sehingga laju pertumbuhan berlangsung baik. Jarak 10 cm terlalu rapat karena hasil pertumbuhan adalah yang terendah sedangkan jarak 40 cm mencapai laju pertumbuhan tertinggi. Namun, rentang jarak tanam 40 cm terlalu lebar mengakibatkan lahan kurang efektif dimanfaatkan. Dari perbandingan laju pertumbuhan tambak II minggu ke 6 baik jarak 20 cm dan 30 cm menunjukkan angka 13,2 %. Maka untuk memaksimalkan lahan, jarak tanam 20 cm dapat digunakan asalkan sumber air didapatkan secara langsung dari saluran air utama. Selain itu, diketahui bahwa tambak berbeda sumber air berpengaruh sangat nyata terhadap laju pertumbuhan Gracilaria verrucosa dimana F hitung tambak 345,211 > F (0,05 ; 1 ; 15) = 10,8 dan > F (0,01 ; 1 ; 15) = 16,59. Perbedaan tambak berarti perbedaan sumber air yang akan mempengaruhi laju pertumbuhan rumput laut. Hal ini juga dibuktikan dari perbandingan laju pertumbuhan tambak II (66,05 %) lebih baik dibandingkan laju pertumbuhan rumput laut tambak I (51,84 %). Rendahnya kualitas air akibat kurangnya nutrient dan homogenitas air pada tambak I mengakibatkan laju pertumbuhan rumput laut tambak tersebut lebih rendah dari laju pertumbuhan rumput laut tambak II. Dalam uji sidik ragam selanjutnya diketahui bahwa tambak berpengaruh terhadap perlakuan. F hitung perlakuan 29,214 > F(0,05 ; 3 ; 15) = 6,48 dan > F(0,01 ; 3 ; 15) = 9,34 yang berarti perbedaan sumber air pada kedua tambak mempengaruhi perlakuan. Sumber air berbeda, menyebabkan intensitas pergerakan air tiap tambak berbeda. Tekanan dan gerakan air yang dihasilkan saat air masuk mempengaruhi tali pengikat dan thallus rumput laut di tiap perlakuan. Jika banyak gerakan air, maka tali pengikat dan thallus rumput laut tidak saling menyinggung. Sehingga cahaya serta distribusi nutrient dapat sampai ke sela-sela thallus dan laju pertumbuhan di tiap perlakuan berlangsung baik. Hasil kualitas air, menunjang pertumbuhan Gracilaria verrucosa kecuali salinitas sedikit diatas kisaran optimum sehingga berakibat kerontokan thallus. Orthofosfat juga diatas kisaran, sehingga banyak lumut dipermukaan tambak. Hasil pengukuran kualitas air tiap tambak : suhu tambak I dan II berkisar 29 0C- 330C dan 300C- 330C, kecerahan tambak I dan II berkisar 29 – 36 cm dan 32-36,5 cm, salinitas tambak I dan II berkisar 27-31 ‰ dan 25-32 ‰, pH tambak I dan II berkisar 8-9, rata-rata kadar oksigen terlarut tambak I dan II : 5,31 mg/l dan 5,65 mg/l, rata-rata nitrat tambak I dan II : 0,31 ppm dan 0,34 ppm, ortofosfat pada tambak I dan II : 0,18 ppm dan 0,19 ppm. Kesimpulan penelitian ini, rerata laju pertumbuhan Gracilaria verucossa pada tambak dengan sumber air yang berasal dari tambak lain dengan jarak tanam 10 cm adalah sebesar 9,62 %, jarak tanam 20 cm sebesar 8,22 %, sedangkan jarak tanam 30 cm sebesar 11,83 % dan pada jarak tanam 40 cm sebesar 12,9 %. Sedangkan pada tambak yang sumber airnya berasal langsung dari saluran air utama, pada jarak tanam 10 cm adalah sebesar 12,6 %, jarak tanam 20 cm sebesar 13,8 %, pada jarak tanam 30 cm sebesar 14,66 % dan pada jarak tanam 40 cm adalah sebesar 16,0 %. Rerata persentase laju pertumbuhan Gracilaria verrucosa dari tambak I mempunyai persentase laju pertumbuhan sebesar 66,05 %, dimana hasil tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan tambak II yakni sebesar 51,84 %. Saran, pengaturan letak pintu tambak lebih baik langsung berhubungan dengan saluran air utama. Pada penelitian lebih lanjut diharapkan dilakukan pengukuran parameter arus dan pengukuran lanjutan mengenai biomassa optimum rumput laut Gracilaria verrucosa pada jarak tanam berbeda

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2009/49/050903010
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 14 Dec 2009 14:26
Last Modified: 21 Oct 2021 04:20
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132605
[thumbnail of 050903010.pdf]
Preview
Text
050903010.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item