YogaEdwiPriananta (2008) Analisis Sistem Bagi Hasil Pada Usaha Penangkapan Dengan Alat Tangkap Purse Seine Yang Menggunakan Alat Bantu Rumpon Di Pantai Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian Ini Dilaksanakan Di Pantai Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur Pada bulan Nopember – Desember 2007. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi permasalahan sistem bagi hasil di pantai Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, mendiskripsikan sistem bagi hasil yang dilakukan oleh nelayan purse seine yang menggunakan alat Bantu rumpon, mengetahui ketergantungan nelayan purse seine terhadap pemilik modal (bakul), membandingkan pendapatan nelayan purse seine sebelum dan sesudah menggunakan rumpon, mengetahui faktor pendukung dan penghambat pada penangkapan tersebut di pantai Prigi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu untuk menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Sedangkan pengambilan data dilakukan dengan survey. Responden diambil secara purposive sample. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dengan memakai teknik pengumpulan observasi, wawancara, studi pustaka. Untuk menganalisa data menggunakan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Sistem bagi hasil merupakan cara yang sampai saat ini telah dapat diterima oleh hampir semua masyarakat nelayan yang pada dasarnya adalah alat kerjasama yang menghubungkan antara pemilik armada penangkapan dengan para tenaga kerja yang melakukan penangkapan, atau lebih dikenal dengan sebutan hubungan timbal balik antara juragan terhadap nahkoda beserta ABK-nya. Sistem pembagian hasil usaha penangkapan dengan alat tangkap purse seine yang menggunakan alat bantu rumpon ikan antara juragan darat dan awak kapal, yaitu (50%) untuk juragan darat dan (50%) untuk awak kapal Kebanyakan nelayan pemilik di pesisir pantai Prigi dalam menjalankan usaha penangkapan dengan menggunakan alat bantu rumpon membutuhkan modal yang sangat besar kurang lebih 20 juta. Untuk mendapatkan modal sebesar itu nelayan purse seine melakukan pinjaman kepada pemilik modal yaitu bakul (pedagang ikan yang berskala besar). Kebanyakan pihak juragan darat dalam melakukan pinjaman lebih memilih lembaga nonformal (bakul) dari pada lembaga formal karena prosedurnya mudah, tanpa jaminan, tanpa bunga, bisa sewaktu-waktu dan hanya atas dasar kepercayaan, bila dibandingkan dengan lembaga formal lebih mudah memperoleh pinjaman, karena lembaga formal prosedur yang digunakan berbelit-belit dan belum tentu mendapat pinjaman yang diinginkan. Oleh karena itu timbul ketergantungan nelayan purse seine terhadap pemilik modal. Hubungan ini bersifat struktural fungsional dimana kedua belah pihak saling ketergantungan. Nelayan pemilik membutuhkan bakul untuk pembuatan rumpon, karena pembuatan rumpon membutuhkan dana yang cukup besar. Sebaliknya bakul membutuhkan hasil tangkapan dari nelayan pemilik untuk keberlangsungan usahanya. Usaha penangkapan dengan alat tangkap purse seine tanpa menggunakan alat bantu rumpon pada KM. Sri Mulya ini memperoleh pendapatan sebesar Rp 23.821.417,- perbulan.Usaha penangkapan dengan alat tangkap purse seine yang menggunakan alat bantu rumpon pada KM. Sri Mulya ini memperoleh pendapatan sebesar Rp 81.411.625,- perbulan. Selisih pendapatan kapal purse seine yang menggunakan rumpon dengan produksi kapal purse seine yang tanpa menggunakan rumpon yaitu sebesar Rp 57.590.200,- per bulan atau 341,75 %. Artinya pendapatan kapal purse seine yang menggunakan rumpon terjadi kelipatan sebesar 3 (tiga) kali lipat lebih dari pada pendapatan kapal purse seine yang tanpa menggunakan rumpon. Faktor Pendukung usaha penangkapan dengan menggunakan alat bantu penangkapan berupa rumpon yaitu (1) Sistem rumpon yang dapat memusatkan gerombolan ikan mempermudah nelayan dalam melakukan kegiatan penangkapan; (2) Dalam melakukan penangkapan, nelayan langsung menuju fishing ground; (3) Bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Trenggalek yang mendanai pembuatan dan pemasangan rumpon. Adapun kendala dalam usaha penangkapan dengan menggunakan rumpon antara lain (1) Rumpon hilang terseret arus laut karena tali jangkar tidak mampu menahan tahanan arus terhadap tali jangkar dan traktor; (2) Rumpon rusak karena tali rumpon terputus terpotong oleh baling-baling kapal yang lewat di perairan, pelampung tertabrak oleh kapal, atau karena vandalisme (dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab); (3) Dalam membeli hasil tangkapan bakul melakukan potongan terhadap hasil tangkap nelayan.; (4) Rumpon yang baru dipasang kurang memberikan hasil maksimal, karena ikan yang berkumpul dalam rumpon masih sedikit. Dari hasil kegiatan penelitian di wilayah perairan Prigi Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, maka disarankan untuk: (1)Terhadap aparat PPN Prigi Perlu adanya peningkatan keamanan yang lebih baik terhadap usaha ini supaya dalam melakukan operasional dilaut maupun setelah pendaratan hasil tangkap nelayan bisa merasa aman; (2) Perlu adanya pengorganisasian nelayan rumpon untuk membentuk kelompok atau paguyuban antara nelayan rumpon untuk menghindari konflik antar nelayan; (3) Perlu adanya informasi kepada investor dalam mengembangkan usaha tersebut; (4) Perlu adanya peningkatan SDM dengan cara meningkatkan tingkat pendidikan supaya lebih mampu mengelola sumberdaya perikanan di prigi; (5) Perlu adanya kajian dalam 1 tahun untuk mengetahui besarnya keuntungan dan kelayakan usaha.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2008/77/050803226 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 25 Oct 2008 09:59 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 03:31 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132536 |
Preview |
Text
050803226.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |