RaniYuwanita (2008) Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Sargassum Polycystum Terhadap Bakteri Vibrio Harveyi Pada Udang Windu (Penaeus Monodon) Secara In-Vitro. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Komoditas udang windu telah dikenal sebagai andalan utama subsektor perikanan dalam perolehan devisa. Hal ini terlihat dalam program Peningkatan Ekspor Hasil Perikanan (Protekan) 2003 dari target perolehan devisa USD 10 milyar, perolehan dari udang windu adalah komponen terbesar yaitu sebesar 6,7 milyar USD. Namun keragaan produksi udang secara nasional sejak 1994 sampai saat ini tidak menunjukkan peningkatan bahkan terjadi penurunan dari sekitar 100.000 ton/tahun menjadi 70.000 ton. Sedangkan di Jawa Timur penurunan produksi tersebut lebih serius lagi karena pada saat ini hampir 70% petambak mengalami kegagalan. Berbagai kendala telah diketahui sebagai penghambat peningkatan produksi udang windu di tambak, namun penyakit dikenal sebagai penyebab utama. Permasalahan yang paling serius dalam penyediaan benih udang windu adalah kematian massal yang disebabkan serangan penyakit terutama bakteri menyala ( Luminescent vibriosis ) atau dikenal dengan penyakit kunang-kunang yang disebabkan oleh bakteri Vibrio harveyi . Penyakit ini bersifat akut dan ganas karena dapat memusnahkan populasi udang dalam tempo 1-3 hari sejak gejala awal tampak dan udang yang terserang sulit diselamatkan. Beberapa cara pengendalian sudah dilakukan tetapi belum memberikan hasil. Mengingat pentingnya penanggulangan bakteri bercahaya bagi kelangsungan usaha usaha budidaya udang, perlu dicari metode pengendalian yang praktis dan efektif untuk diterapkan. Sampai pada saat ini penelitian penanggulangan penyakit masih terbatas pada pemakaian bahan-bahan kimia seperti formalin, malachite green serta beberapa jenis antibiotik seperti chloramfenicol , o xytetracyclin dan prefuran yang dalam penggunaannya seringkali tidak terkontrol sehingga hasil yang diperoleh tidak efektif dan tindakan ini dapat meningkatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik serta mencemari lingkungan perairan yang pada gilirannya akan menimbulkan masalah baru bagi usaha budidaya udang. Rumput laut coklat merupakan salah satu komoditi laut yang melimpah dan memiliki potensi tinggi karena kandungannya, namun masih sedikit upaya yang dilakukan untuk memanfaatkan potensi rumput laut coklat. Diantara rumput laut yang terdapat di Indonesia, rumput laut coklat adalah spesies yang paling banyak tumbuh, utamanya dari jenis Sargassum. Selain mengandung polisakarida, rumput laut juga mengandung mineral dan senyawa bioaktif. Hasil penelitian rumput laut coklat jenis Sargassum yang potensial untuk bahan obat-obatan adalah Sargassum polycystum karena mengandung iodium, protein, vitamin C dan mineral seperti Ca, K, Mg, Na, Fe, Cu, Zn, S, P dan Mn, anti-bakteri, anti-tumor, sumber alginat, fenol dan auxin , serta zat yang merangsang pertumbuhan dan zat yang dapat mengontrol polusi logam berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya antibakteri ekstrak Sargassum polycystyum terhadap pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi secara in-vitro dan mengetahui pengaruh ekstrak Sargassum polycystum dengan konsentrasi yang berbeda terhadap zona hambat bakteri Vibrio harveyi secara in-vitro. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Karantina Ikan (BKI) Juanda, Surabaya dan Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan (PPI) Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya pada bulan Maret-Mei 2008. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, sedangkan rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan yang masing-masing diulang 3 kali. Perlakuan pada penelitian ini adalah konsentrasi ekstrak Sargassum polycystum , yaitu konsentrasi 0% (kontrol), 5%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%. Sebagai parameter utama pada penelitian ini adalah zona hambat yang terbentuk di sekitar kertas cakram yang mengandung ekstrak Sargassum polycystum , sedangkan parameter penunjangnya adalah pH dan suhu inkubator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Sargassum polycystum dengan konsentrasi yang berbeda mempunyai pengaruh yang berbeda nyata terhadap zona hambat bakteri Vibrio harveyi dengan sifat obat bakteriostatik. Rata-rata untuk masing-masing perlakuan yaitu: perlakuan A (5%) menghasilkan rerata zona hambat 8,34 mm, perlakuan B (10%) dengan rerata 8,75 mm, perlakuan C (15%) dengan rerata 8,78 mm, perlakuan D (20%) dengan rerata 8,89 mm, perlakuan E (25%) dengan rerata 9,41 mm dan perlakuan F (30%) dengan rerata 9,77 mm. Berdasarkan analisa polinomial orthogonal, hubungan antara konsentrasi ekstrak Sargassum polycystum terhadap zona hambat yang dihasilkan mempunyai bentuk linier dengan persamaan y = 0,154 x + 6,295 dengan nilai r = 0,799. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak Sargassum polycystum , maka zona hambat yang terbentuk semakin besar. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan untuk menggunakan konsentrasi ekstrak Sargassum polycystum sebesar 5 % untuk menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio harveyi .
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2008/113/050803722 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 24 Apr 2009 10:07 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 04:30 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132420 |
Preview |
Text
050803722.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |