JonathanGraydam (2008) Analisa Bioekonomi Perikanan Teri (Dussumiera acuta) di Perairan Popoh Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perairan Popoh memiliki potensi yang sangat besar karena berbatasan dengan Samudra Hindia yang memungkinkan terjadinya masukan ikan dari perairan bebas tersebut sehingga akan menambah keragaman jenis ikan yang ditangkap. Potensi itu meliputi jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi maupun komoditas ekspot yang sangat penting untuk penigkatan pendapatan nelayan. Jenis ikan yang tertangkap di kawasan ini diantaranya ikan tongkol, ikan layang, ikan teri japuh, ikan layur, ikan peperek dan ikan kembung (Anonymous, 1979). Saat ini, permintaaan ikan teri mengalami peningkatan yang cukup tinggi, baik untuk ekspor maupun konsumsi dalam negeri. Ikan teri dari Indonesia telah banyak diekspor ke beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, China dan Jepang. Volume ekspor ikan teri Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2001 mencapai 1.980 ton dengan nilai 7.930.000 US$, meningkat menjadi 1.999 ton pada tahun 2002 dengan nilai 11.890.000 US$. Pada tahun 2005, volume ekspor ikan teri meningkat tajam menjadi 2.443 ton dengan nilai 16.287.284 US$ dan tahun 2006 meningkat sebesar 5 % menjadi 2.579 ton dengan nilai 16.437.255 US$. Untuk konsumsi dalam negeri, ikan teri banyak dipasarkan ke hampir seluruh kota di Indonesia. Sementara itu, produksi ikan teri dalam negeri mulai dari tahun 2000 sampai tahun 2005 bervariasi yaitu tahun 2000 mencapai 173.944 ton; tahun 2001, 190.182 ton; tahun 2002, 168.959 ton; tahun 2003, 161.141 ton; tahun 2004, 154.811 ton dan tahun 2005 mencapai 151.926 ton (Anonymous, 1979). Meningkatnya permintaan ikan dunia memacu produksi penangkapan yang berorientasi pada keuntungan ekonomi. Menurut Marahudin dan Smith (1986), menjelaskan bahwa pola umum yang dilakukan nelayan tidak mengikuti batasan Maximum Suistenable Yield (MSY), sehingga daya dukung lingkungan yang terbatas ini akan menyusut jumlahnya, kesukaran menemukan ikan sisa berfungsi sebagai penangkal untuk mencegah kepunahan dari jenis itu. Kalau permintaan atas jenis ini meningkat dan konsumen mau membayar harga lebih tinggi, nelayan akan mendapat dorongan untuk meningkatkan upayanya dan akan terjadi tambahan tekanan pada jenis itu. Mungkin juga bahwa alat-alat penangkapan yang lebih efisien akan berkembang, dan demikian biaya penangkapan akan menurun. Ini akan mendorong upaya yang akan menyusutkan populasi lebih jauh lagi. Tujuan dari penelitian ini adalah menduga tingkat eksploitasi ikan teri, mengestimasi niai-nilai parameter populasi dalam model, sehingga pendugaan lebih dinamis dan mendekati kenyatan dilapangan, mengestimasi hasil maksimum lestari di perairan Popoh Kabupaten Tulungagung secara biologi, ekonomi dan sosial, mengetahui jumlah tangkapan yang diperbolehkan untuk ikan teri diperairan Popoh, Kabupaten Tulungagung. Materi penelitian menggunakan data sekunder yang berupa data statistik perikanan tahun 1997 sampai 2006 Dinas Kelautan dan Perikanan Tulungagung. Data yang diambil yaitu data hasil tangkap ikan teri per tahun di daerah penelitian, data hasil tangkap ikan teri per tahun dari total seluruh alat tangkap yang menangkap ikan ini dan effort pertahun untuk semua alat tangkap. Selain itu, kondisi umum daerah peneletian dan karakteristik perikanan tangkap ikan teri. Menurut Nazir (1999) metode deskriptif yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode penganbilan data yang digunakan adalah data sekunder. Dalam penganbilan data ini hanya terbatas pada pengumpulan data dan penyusunan data akan tetapi juga meliputi analisis data. Dalam penyusunan data, data produksi dan upaya ( effort) dengan mengurutkan data Catch per Unit Effort (CpUE) dari yang terkecil sampai yang terbesar. Data produksi dan data effort di rata-rata dari tahun 1997 sampai 2001 karena data effort memiliki nilai yang sama. Alat tangkap yang digunakan untuk penangkapan ikan teri di perairan Popoh adalah purse seine dan payang. Dari konversi kedua alat tangkap diperoleh hasil bahwa 1 unit alat tangkap purse seine setara dengan 0,10 unit payang. Ini berarti bahwa purse seine memiliki kemampuan paling tinggi untuk menangkap ikan teri. Pendugaan model Schaefer dan Walter Hilborn mendapatkan nilai koefisien a sebesar -7.57 dan nilai b sebesar 0.79 serta nilai r (laju pertumbuhan intrinsik) sebesar 2.47 %, nilai k (daya dukung lingkungan) sebesar 435.186 ton dan nilai q (kemampuan penangkapan) sebesar 0.13. Perhitungan estimasi hasil maksimum lestari secara biologi, ekonomi dan sosial tidak dapat dilakukan karena asumsi dasar model estimasi yang dikemukakan oleh Schaefer tidak terpenuhi. Dimana Schaefer berasumsi bahwa catch per unit effort menurun secara linier sedangkan dari hasil analisa data penelitian ini didapatkan catch per unit effort meningkat. Hal ini dikarenakan kondisi perikanan Teri Japuh ( Dussumeiria acuta ) masih dalam kondisi under fishing . Dari skenario yang pertama, data effort menurun 10 % hasil tangkapan menurun nyata. Dapat dikatakan hasil tangkapan menurun seiring penurunan effort . Hal ini kemungkinan karena stok masih belum berada pada kondisi MSY dan effort juga masih dalam keadaan under exploited . Grafik perkembangan CpUE menunjukan bahwa hubungan effort dengan CpUE berbanding terbalik, dimana effort semakin kecil, maka CpUE semakin besar dan grafik catch mempunyai bentuk yang hampir sama dengan effort yaitu menurun. Dari skenario yang kedua didapatkan bahwa bentuk grafik volume produksi meningkat secara bertahap. Dari simulasi kedua ini pada tahun 2014 didapatkan titik catch optimun sebesar 970.232 ton dengan effort sejumlah 58 unit. Hal ini terjadi karena data yang diperoleh menunjukan bahwa kondisi perairan Popoh masih dalam kondisi under fishing dan under exploited . Pada simulasi ketiga ini
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2008/11/050802915 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 15 Oct 2008 09:09 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 04:28 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132416 |
Preview |
Text
050802994.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |