HikmahMaulidah (2008) Pengaruh penginfeksian White Spot Syndrome Virus (WSSV) dengan dosis yang berbeda terhadap morfologi udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di BBPBAP, Jepara, Jawa Tengah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Permasalahan yang dihadapi dalam budidaya udang khususnya udang vannamei adalah timbulnya penyakit. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang udang vannamei adalah White Spot Syndrome Virus atau biasa disebut White Spot (bintik putih). Virus merupakan ancaman yang serius karena dapat menyebabkan kematian udang vannamei secara massal dalam waktu singkat. Dampak dari penyerangan WSSV yaitu timbulnya bintik putih, perubahan warna tubuh udang, ekor gerimpis, mata rusak dan antena patah (morfologi). Dari gejala tersebut sebaiknya dikenali sejak dini dan perlu dihindari pemilihan udang denagn ciri-ciri tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat infeksi dan tahapan infeksi White Spot Syndrome Virus yang menyerang morfologi udang vannmaei. Penelitian ini dilaksanakan di BBPBAP mulai 7 Februari 2008 sampai 14 Maret 2008 pada Laboratorium Manajemen Kesehatan Hewan Akuatik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Dosis yang digunakan adalah perlakuan kontrol (0 ml), perlakuan A (0,025 ml), perlakuan B (0,05 ml), dan perlakuan C (0,1 ml). Parameter uji utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemeriksaan dan pengamatan morfologi udang vannmaei dilakukan selama penelitian berlangsung. Sedangkan parameter penunjang yang digunakan adalah kualitas air meliputi salinitas, suhu, pH, oksigen terlarut, alkalinitas dan amonia Hasil dari perhitungan sidik ragam tentang pemeriksaan dan pengamatan morfologi udang vannamei menunjukkan bahwa dosis yang paling membahayakan mempengaruhi morfologi udang vannamei adalah perlakuan C (0,1 ml) yang tergolong infeksi berat dicirikan bintik putih menyebar keseluruh bagian tubuh udang vannamei serta adanya perubahan warna menjadi kemerahan pada tubuh dan ekor udang serta ekor gerimpi, antena patah dan mata rusak. Pada perlakuan B (0,05 ml), menunjukkan perubahan warna pada tubuh dan ekor menjadi kemerahan serta ekor gerimpis, ini tergolong infeksi sedang. Perlakuan A (0,025 ml) yang termasuk infeksi ringan, pada infeksi ini belum adanya perubahan morfologi yang nampak selain perubahan tingkah laku yang tidak normal pada udang dan perubahan warna tubuh menjadi kemerahan. Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian yaitu, salinitas 19,6-20,6 ppt, pH 7,06-7,23, oksigen terlarut 4,88-5,16 ppm, suhu 27,06-29,3 0C, alkalinitas 108-122 ppm, dan amonia 0,018-0,04 ppm. Kondisi kualitas air tersebut masih dalam batas layak bagi kehidupan udang vannamei.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2008/108/050803717 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 27 Apr 2009 09:14 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 04:25 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132414 |
Preview |
Text
050803717.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |