FatoniRahman (2007) Pengaruh Konsentrasi Ammonium Sulfat Pada Presipitasi Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Albumin merupakan komponen utama dalam plasma manusia sekitar 4,5 g/dl. Albumin mempunyai fungsi utama yaitu mengangkut molekul-molekul kecil melewati plasma dan cairan sel yang erat kaitannya dengan bahan metabolisme dan berbagai macam obat yang kurang larut, serta memberikan tekanan osmotik didalam kapiler darah. Telah dilakukan penelitian untuk memperoleh albumin, namun kebanyakan masih dalam bentuk crude albumin. Salah satu cara untuk memperoleh albumin yaitu dengan menggunakan metode presipitasi penambahan larutan garam ammonium sulfat. Keterbatasan presipitasi albumin yang hanya pada serum darah manusia, maka dilakukan penelitian lanjutan mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi ammonium sulfat pada proses presipitasi albumin ikan gabus (Ophiocephalus striatus) dari crude albumin dengan metode salting-out. Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai cara memisahkan albumin ikan gabus (Ophiocephalus striatus) dari crude albumin dengan penambahan larutan ammonium sulfat. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ammonium sulfat pada proses presipitasi albumin ikan gabus (Ophiocephalus striatus) dan menetapkan konsentrasi ammonium sulfat yang optimum terhadap proses presipitasi albumin ikan gabus (Ophiocephalus striatus) dengan kualitas dan rendemen yang terbaik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan jumlah perlakuan sebanyak 5 dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Data yang dihasilkan dianalisa dengan RAL (Rancangan Acak Lengkap) sederhana dan dilakukan uji lebih lanjut dengan Uji BNT 5% serta menggunakan metode De Garmo untuk mendapatkan perlakuan terbaik. Untuk proses ektraksi crude albumin digunakan alat ekstraktor vakum. Pertama-tama ikan dicuci bersih dan disiangi kemudian diambil dagingnya dan dihaluskan. Ditimbang berat daging sebesar ¼ kg untuk 1 kali proses ekstraksi. Sampel daging ikan gabus kemudian dimasukkan dalam tabung sampel dari alat ekstraktor vakum dengan dilapisi kain saring, proses ekstraksi dimulai, dengan suhu 35 °C selama 12,5 menit. Crude albumin yang diperoleh kemudian disentrifuse selama 20 menit pada suhu 4 °C kecepatan 10.000 rpm. Supernatan yang diperoleh kemudian ditambah dengan ammonium sulfat dengan konsentrasi 50-90% dengan perbandingan (ammonium sulfat : sampel = 2 : 1) kemudian diinkubasi selama 30 menit pada suhu 0-4 °C. Selanjutnya disentrifuse kembali selama 20 menit pada suhu 4 °C dengan kecepatan 10.000 rpm. Endapan yang diperoleh kemudian diredissolved dengan buffer phosphate pH 8.0 dan divortek sampai semua endapan tersuspensi dalam buffer phosphate, kemudian dianalisa kadar albumin dan kadar proteinnya. Data yang dihasilkan yaitu untuk kadar protein endapan tertinggi yaitu pada konsentrasi ammonium sulfat 80%) yaitu sebesar 0,757 g/dl, dan kadar protein supernatan tertinggi yaitu pada konsentrasi ammonium sulfat 60% sebesar 1,720 g/dl. Untuk kadar albumin endapan tertinggi yaitu pada konsentrasi ammonium sulfat 80% sebesar 0,647 g/dl, dan kadar supernatan tertinggi yaitu pada konsentrasi ammonium sulfat 60% sebesar 0,277 g/dl. Hasil analisa data dengan menggunakan Uji BNT 5%, untuk kadar protein endapan berbeda nyata, dimana perlakuan A4 nilainya berbeda nyata dengan perlakuan A3 dan A5. Untuk kadar protein supernatan nilainya berbeda nyata, dimana perlakuan A1 dan A2 nilainya berbeda nyata dengan perlakuan A4 dan A5. Untuk kadar albumin endapan nilainya berbeda nyata dimana perlakuan A4 nilanya tidak berbeda nyata dengan perlakuan A3 dan A5, sedangkan kadar albumin supernatan nilainya berbeda nyata, dimana perlakuan A1 berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Dari berbagai data parameter uji selama penelitian dengan metode RAL sederhana ternyata menunjukkan perbedaan yang sangat nyata dari pengaruh penambahan konsentrasi ammonium sulfat terhadap presipitasi albumin ikan gabus (Ophiocephalus striatus). Untuk mengetahui kualitas albumin hasil presipitasi maka dilakukan elektroforesis terhadap sampel dan diperoleh 10 jenis protein pada albumin endapan, dari data densitogram menunjukkan bahwa kadar albumin dalam endapan sebesar 20,3% dari total keseluruhan total protein. Penetapan perlakuan terbaik presipitasi albumin ikan gabus (Ophiocephalus striatus). dengan metode De Garmo dihasilkan perlakuan terbaik yaitu pada konsentrasi ammonium sulfat 80%. Dan yang dapat kami sarankan untuk kesinambungan penelitian berkelajutan yaitu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk pemurnian albumin ikan gabus (Ophiocephalus striatus) dari hasil presipitasi dengan ammonium sulfat, hingga diperoleh albumin murni tanpa dikotori oleh komponen protein lain sehingga diperoleh albumin murni yang dapat dikonsumsi manusia dan dilakukan penelitian lanjutan mengenai jenis-jenis garam lain yang dapat digunakan untuk presipitasi albumin ikan gabus (Ophiocephalus striatus) untuk memperoleh kualitas dan rendemen albumin yang terbaik.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2007/89/050803127 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 20 Oct 2008 09:59 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 04:02 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132389 |
Preview |
Text
050803127.pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |