AndreswariKusumaningtyas, (2007) Pengaruh konsumsi ransum berformalin terhadap pertumbuhan dan organ dalam tikus Wistar (Rattus norvegicus),. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga dilarang penggunaannya dalam makanan melalui Peraturan Menteri kesehatan No 1168/Menkes/PER/X/1999. Tetapi akhir-akhir, ini penggunaan formalin dalam makanan termasuk produk perikanan semakin santer diberitakan. Mengenai. Tetapi sampai sekarang belum diketahui secara jelas dampak yang terjadi pada kesehatan manusia yang telah lama mengkonsumsi makanan berformalin sehingga dipelukan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara pasti apakah konsumsi makanan berformalin dengan kisaran residunya dalam produk perikanan di pasaran (0,2%-1,3%) dapat mempengaruhi pertumbuhan dan menimbulkan kerusakan pada organ dalam (hati, ginjal dan limpa). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT), Laboratorium Pangan dan Gizi, Pusat Antar Universitas (PAU), dan Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada bulan Januari – Maret 2007. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan pola sebagai berikut: perlakuan utama (faktor) adalah lamanya konsumsi ransum berformalin yaitu selama satu (A1) dan dua (A2) bulan. Sebagai sub perlakuan atau level adalah konsentrasi formalin tiap 100 gram ransum, yaitu: (B1). 0%; (B2). 0,3%; (B3). 0,6%; (B4) 0,9%; dan (B5). 1,2%, Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANOVA ( Analysis of Variance ) dan dianalisis lebih lanjut dengan Uji BNJ (Beda Nyata Jujur). Parameter uji meliputi analisa analisis proksimat dan uji residu formalin pada ransum, jumlah ransum yang dikonsumsi, berat badan tikus, berat dan anatomi jaringan organ tikus (hati, ginjal dan limpa). Konsumsi ransum yang mengandung formalin dengan konsentrasi yang setara dengan produk perikanan di pasaran (0,2%-1,3%) berpengaruh terhadap pertumbuhan dan organ dalam (hati, ginjal, dan limpa) tikus wistar. Pemberian ransum berformalin dengan konsentrasi yang berbeda dan lama konsumsinya menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan berat badan dan anatomi jaringan organ dalam (hati, ginjal dan limpa) tikus wistar. Semakin tinggi konsentrasi formalin yang ditambahkan dalam ransum dan waktu konsumsi yang semakin lama maka semakin besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan kondisi jaringan organ dalam (hati, ginjal, limpa) tikus wistar. Tikus yang mengkonsumsi ransum berformalin dengan konsentrasi 1,2% selama 2 bulan menunjukkan laju pertumbuhan berat badan yang terendah dan memiliki resiko paling tinggi terhadap terjadinya kerusakan pada anatomi jaringan (perlemakan hati dan nekrosis) pada organ dalam ( hati, ginjal, limpa). Kerusakan pada anatomi jaringan organ dalam tikus wistar disebabkan karena tingginya kandungan formalin pada ransum perlakuan dan dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama sehingga formalin terakumulasi dalam tubuh tikus dan mengakibatkan terjadinya degenerasi vakuola dan nekrosis pada jaringan organ dalam tikus (hati,ginjal).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2007/79/050803117 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 20 Oct 2008 08:23 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 17:41 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132379 |
Preview |
Text
050803117.pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |