MJahujuri (2007) Kajian LD50 Ikan Nila (Tilapia nilotikus) Berformalin 10% dengan Menggunakan Hewan Percobaan Mencit (Mus musculus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Maraknya penggunaan bahan tambahan pangan dalam proses pengolahan produk pangan akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan. Berbagai macam zat kimia yang masih belum jelas efek yang akan ditimbulkan dijual bebas pada masyarakat. Pada bidang perikanan terakhir ini marak diberitakan tentang kandungan bahan pengawet yang dilarang di antaranya adalah formalin, rodhamin, antibiotik dan yang lainnya. Secara umum penggunaan bahan ini dilakukan berdasarkan kebutuhan ekonomi untuk menjaga kwalitas dari produk tersebut. Minimnya sosialisasi ataupun penegakan hukum terhadap produk bahan tambahan pangan yang dilarang berakibat pada penggunaan bahan tersebut masih tetap dilakukan oleh masyarakat. Meskipun bahan tersebut sebenarnya sangat berbahaya bagi kesehatan manusia sendiri. Kondisi ini diperburuk dengan ketidakpastian informasi yang diterima oleh masyarakat. Contoh yang terjadi adalah adanya perbedaan pendapat dikalangan ilmuan atau pakar tentang bahaya atau tidaknya suatu bahan, seperti pada kasus penggunaan formalin, beberapa pakar mengatakan bahwa formalin dalam bahan pangan itu berbahaya tetapi ada beberapa pakar yang mengatakan bahwa formalin dalam bahan pangan tidak berbahaya selama dalam jumlah yang dapat ditolerir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat toksisitas dari ikan Nila berformalin 10% dengan menggunakan hewan percobaan mencit betina dewasa. Diharapkan dari penelitian ini diperoleh informasi tentang penggunaan formalin 10% pada ikan Nila, sebagai data awal bagi penelitian berikutnya dengan topik yang sama, dari sini juga nantinya diharapkan dapat muncul kebijakan oleh pemerintah tentang penggunaan formalin 10% pada ikan nila. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dimana metode ini coba untuk menggambarkan atau memaparkan jalannya sebuah peristiwa atau kejadian yang akan atau telah terjadi. Parameter utama pada penelitian ini adalah kematian hewan coba, yang kemudian akan didukung oleh beberapa parameter medis diantaranya adalah perkembangan berat badan (pertumbuhan), berat organ, SGOT, SGPT, dan kreatinin. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang pada bulan Agustus hingga Desember 2006. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan nilai LD 50 ikan Nila berformalin 10% pada hewan percobaan mencit adalah 5453 mg/kg berat badan. Hasil ini tergolong pada jenis toksikkan ringan (5-15 g/kg berat badan). Berdasarkan perbandingan ikan Nila berformalin 10% dengan nilai LD50 formalin secara tunggal, hubungan atau reaksi antara daging ikan Nila dengan formalin 10% termasuk dalam hubungan Antagonisme kimia , dimana dalam interaksi ini terjadi perlemahan nilai toksiksitas. Berat badan mencit selama percobaan pada dosis 1000 mg/kg berat badan menunjukkan tidak terjadinya perubahan berat badan yang signifikan. Tetapi pada dosis 5000 mg/kg berat badan terjadi penurunan berat badan pada lima hari pertama setelah pemberian ikan Nila berformalin 10% pada mencit, hasil ini menunjukkan adanya pengaruh negatif yang terjadi pada mencit setelah pemberian ikan Nila berformalin 10%. Setelah percobaan selesai, mencit yang masih hidup diamati organ dalamnya dan dilakukan analisa klinis pada serum darahnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan terjadinya kenaikkan berat hati mencit, indikasi ini menunjukkan telah terjadi penyimpangan pada hati mencit akibat pemberian ikan Nila berformalin 10%. Sedangkan pada ginjal tidak terjadi perubahan berat, berdasarkan beratnya ginjal dalam kondisi normal setelah pemberian ikan Nila berformalin 10%. Analisa darah (serum) bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan darah dalam tubuh, dapat juga digunakan sebagai indikator kerusakan suatu organ (hati dan ginjal). Pada penelitian ini dilakukan analisa SGOT dan SGPT dengan tujuan untuk mengetahui fungsi hati, sedangkan analisa kreatinin digunakan untuk mengetahui kesehatan ginjal. Hasil yang diperoleh pada penelitian terjadi kenaikkan pada kadar SGPT dibandingakan dengan nilai SGPT mencit normal (kontrol). Hasil analisa kreatinin pada dosis 1000 mg/kg berat badan terjadi penurunan, sedangkan pada dosis 5000 mg/kg berat badan tidak menunjukkan adanya perbedaan dibandingkan dengan kadar kreatinin kontrol (sehat).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2007/183/050803265 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 25 Oct 2008 08:53 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 17:01 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132310 |
Preview |
Text
050803265.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |