Tobing, Jufrianto M L (2007) Studi Penggunaan Enzim Protease Pada Konsentrasi Etanol Yang Berbeda Sebagai Aktivator Pembelahan Sel Telur/Cleavage Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kemajuan teknologi budidaya ikan di negara maju telah memotifasi petani melakukan usaha untuk meningkatkan produksi dengan penerapan teknologi. Pada era globalisasi yang lebih bebas tentu akan melindas semua bentuk usaha yang tidak kondusif terhadap iklim persaingan. Oleh karena itu, setiap petani tidak hanya cukup berbekal pengalaman tetapi dapat proaktif mengaplikasikan pengalaman petani lain ataupun penemuan teknologi baru, sekaligus melakukan perbaikan dalam mengelola usahanya di bidang perikanan. Partenogenesis merupakan proses reproduksi aseksual dimana telur dari individu betina menjadi embrio yang berkembang tanpa adanya peranan sperma. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Reproduksi Ikan, Fakultas Perikanan, Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, pada bulan April sampai dengan Agustus 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi etanol sebagai aktivator pembelahan telur dengan penambahan enzim protease pada proses aktivasi telur ikan lele dumbo ( Clarias gariepinus ), sehingga akan dapat menghasilkan/meningkatkan keturunan yang homozygote. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model rancangan acak lengkap (RAL) yang menggunakan 3 perlakuan konsentrasi etanol yang berbeda yaitu konsentrasi etanol 3% (perlakuan A), konsentrasi etanol 5% (perlakuan B) dan konsentrasi etanol 7% (perlakuan C) dengan ulangan sebanyak 3 kali untuk masing- masing perlakuan. Dalam penelitian ini, pada setiap perlakuan ditambahkan enzim protease sebagai pelarut (pelunak) lapisan chorion dengan dosis 0,5 mg dalam 300 cc air untuk setiap liter volume telur. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan 4 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 96,45-98,89% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 99,33% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 96,22%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase 8 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 89,67-95,67 yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 95% dan tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 69,45%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan morula pada jumlah telur yang berkembang dimana diperoleh konsentrasi etanol 7% dengan jumlah telur yang berkembang 70,89% dari hasil regresi yang berbentuk hubungan linier dengan persamaan Y = 63,89+X , r = 0,84, yang masih lebih rendah dari hasil kontrol normal yang menghasilkan jumlah telur yang berkembang 89% sedangkan kontrol tanpa sperma menghasilkan jumlah telur yang berkembang 61,33%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase blastula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 25,11-31,45% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 87,78% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 22,78%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase gastrula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 3,56- masing perlakuan. Dalam penelitian ini, pada setiap perlakuan ditambahkan enzim protease sebagai pelarut (pelunak) lapisan chorion dengan dosis 0,5 mg dalam 300 cc air untuk setiap liter volume telur. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan 4 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 96,45-98,89% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 99,33% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 96,22%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase 8 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 89,67-95,67 yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 95% dan tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 69,45%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan morula pada jumlah telur yang berkembang dimana diperoleh konsentrasi etanol 7% dengan jumlah telur yang berkembang 70,89% dari hasil regresi yang berbentuk hubungan linier dengan persamaan Y = 63,89+X , r = 0,84, yang masih lebih rendah dari hasil kontrol normal yang menghasilkan jumlah telur yang berkembang 89% sedangkan kontrol tanpa sperma menghasilkan jumlah telur yang berkembang 61,33%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase blastula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 25,11-31,45% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 87,78% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 22,78%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase gastrula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 3,56- masing perlakuan. Dalam penelitian ini, pada setiap perlakuan ditambahkan enzim protease sebagai pelarut (pelunak) lapisan chorion dengan dosis 0,5 mg dalam 300 cc air untuk setiap liter volume telur. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan 4 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 96,45-98,89% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 99,33% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 96,22%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase 8 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 89,67-95,67 yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 95% dan tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 69,45%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan morula pada jumlah telur yang berkembang dimana diperoleh konsentrasi etanol 7% dengan jumlah telur yang berkembang 70,89% dari hasil regresi yang berbentuk hubungan linier dengan persamaan Y = 63,89+X , r = 0,84, yang masih lebih rendah dari hasil kontrol normal yang menghasilkan jumlah telur yang berkembang 89% sedangkan kontrol tanpa sperma menghasilkan jumlah telur yang berkembang 61,33%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase blastula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 25,11-31,45% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 87,78% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 22,78%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap fase gastrula pada jumlah telur yang berkembang yaitu 3,56- masing perlakuan. Dalam penelitian ini, pada setiap perlakuan ditambahkan enzim protease sebagai pelarut (pelunak) lapisan chorion dengan dosis 0,5 mg dalam 300 cc air untuk setiap liter volume telur. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase pembelahan 4 sel pada jumlah telur yang berkembang yaitu 96,45-98,89% yang masih lebih rendah dibandingkan kontrol normal yaitu 99,33% dan lebih tinggi dari kontrol tanpa sperma yaitu 96,22%. Penggunaan enzim protease dengan konsentrasi etanol yang berbeda ternyata tidak berpengaruh nyata terhadap fase 8 sel pada jum
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2007/17/050803014 |
Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 14 Oct 2008 15:25 |
Last Modified: | 28 Dec 2021 06:40 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132295 |
Preview |
Text
050803014.pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |