Rudiani (2007) Pengaruh Konsumsi Cumi-cumi (Loligo pealei) Berformalin Terhadap Pertumbuhan dan Organ Dalam Tikus Wistar (Rattus novergicus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Formalin adalah bahan kimia yang memiliki manfaat sekaligus membahayakan dengan pemakaian yang tidak tepat. Berdasarkan hasil penyelidikan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (Balai POM) membuktikan bahwa, mie basah, ayam potong, bakso, ikan asin, cumi dan jenis ikan lainnya adalah sebagian jenis makanan dengan kandungan formalin berkadar tinggi yang beredar di masyarakat. Menurut hasil uji laboratorium menunjukkan hasil positif untuk hampir semua produk ikan asin diteluk Jakarta. Dalam ikan asin kecil seperti jambal dan cumi-cumi, untuk setiap 10 gramnya terdapat lebih dari 1,5 ppm formalin (Anonymous, 2005a). Alasan ekonomi menjadi pangkal dari penyalahgunaan zat kimia berbahaya ini, selain itu mudah dalam mendapatkan formalin dan harga yang murah hanya Rp. 7000 per liter. Menurut Astawan (2006), tingkat pengetahuan yang rendah mengenai bahan pengawet juga merupakan faktor utama penyebab penggunaan formalin pada bahan pangan. Sedangkan beberapa survey menunjukkan alasan produsen menggunakannya sebagai bahan pengawet karena daya awet serta mutu produk yang dihasilkan menjadi lebih bagus. Namun menurut Yuswanto (2006), formalin yang berada di makanan tidak berbahaya karena metabolisme formalin yang masuk ke tubuh manusia sangat cepat. Tubuh manusia akan mengubah formalin menjadi CO 2 dan air seni dalam waktu 1,5 menit. Jadi meski formalin dikonsumsi dalam jangka waktu yang cukup lama, tidak akan terjadi proses akumulasi dan menyebabkan toksifikasi. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian makanan berformalin terhadap kesehatan tikus percobaan. Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah untuk mempelajari pengaruh konsumsi cumi-cumi berformalin pada kisaran residu yang ada di pasaran terhadap jaringan dan organ tubuh (hati, ginjal dan limpa) pada tikus percobaan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Dasar Universitas Brawijaya Malang dan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) dan Laboratorium Pangan dan Gizi, Pusat Antar Universitas (PAU) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada bulan Januari - Maret 2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan ANOVA ( Analysis of Variance ) dan dianalisis lebih lanjut dengan uji Tukey. Pada penelitian ini digunakan 2 faktor perlakuan dengan 3 kali ulangan. Faktor perlakuan tersebut terdiri dari jangka waktu pemberian ransum (A) yang terdiri dari 1 bulan (A1) dan 2 bulan (A2), dan faktor perbandingan konsentrasi kasein dan tepung cumi-cumi berformalin pada ransum (B) terdiri dari konsentrasi 0% (kontrol) (B1), konsentrasi 5% (B2), konsentrasi 10% (B3), konsentrasi 15% (B4) dan konsentrasi 20% (B5). Parameter uji yang dilakukan meliputi analisis proksimat tepung cumi-cumi berformalin, analisis proksimat ransum standart dan ransum perlakuan, uji residu formalin ransum, jumlah ransum yang dikonsumsi, penimbangan berat badan setiap 3 hari sekali dan penimbangan berat organ dalam (hati, ginjal dan limpa) serta foto jaringan pada akhir pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ransum yang mengandung cumi-cumi berformalin mengakibatkan penurunan berat badan seiring dengan peningkatan konsentrasi formalin. Berat badan paling rendah terdapat pada tikus perlakuan dengan ransum (0%:20%). Jumlah konsumsi paling rendah terdapat pada tikus perlakuan dengan ransum (0%:20%). Konsumsi ransum yang mengandung cumi-cumi berformalin pada tikus percobaan dapat mengakibatkan terjadinya degenerasi vakuola (DV) pada hati dan nekrosis kalsifikasi (N,CA) pada ginjal sedangkan pada limpa tidak diketahui jenis kerusakannya. Saran yang dapat saya berikan adalah jangan menggunakan formalin sebagai bahan pengawet karena dapat berbahaya bagi kesehatan dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh formalin terhadap saluran pencernaan (usus) dan lambung serta kadar formalin dalam darah.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2007/159/050803204 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 23 Oct 2008 14:36 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 16:45 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132286 |
Preview |
Text
050803204.pdf Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |