Studi Stabilitas Kapal Tuna Longline Pada Tahap Desain / Perencanaan

AuditaRamadhanniaty (2006) Studi Stabilitas Kapal Tuna Longline Pada Tahap Desain / Perencanaan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Menurut Abdullah dalam Nurhayati ( 2003 ), Indonesia ibarat lumbung ikan dunia, karena mempunyai jumlah pulau 17.508 buah dan luas laut mencapai 5,8 juta km2, panjang pantai tak kurang dari 81.000 km, beriklim tropis, serta memungkinkan segala macam ikan hidup berlimpah ruah, termasuk ikan tuna. Ikan tuna mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dalam pasaran internasional dan harganya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Akan tetapi pengusahaannya oleh bangsa Indonesia masih sangat kurang. Kenyataan tersebut membuktikan bahwa masih perlu adanya pengembangan dalam menggali potensi yang ada, tidak terbatas hanya pada pengembangan sumberdaya hayati saja, namun juga armada perikanan yang memadai, yaitu kapal. Penangkapan ikan tuna pada umumnya menggunakan kapal longline. Telah kita ketahui bahwa sebuah kapal yang mengapung di air tidak selalu dalam kedudukan tegak. Tetapi oleh pengaruh dari luar misalnya ombak dan angin, kapal akan bergoyang.Jadi, pada suatu saat kapal akan mengalami keolengan. Mengingat kapal merupakan alat transportasi laut yang mengangkut awak kapal, penumpang dan barang, maka sangat diutamakan keselamatan daripada kapal tersebut. Untuk dapat menjamin keselamatan kapal tersebut dalam pelayarannya antara lain kapal harus mempunyai keseimbangan mantap ( stabil ) atau stabilitas yang baik. Atau dengan perkataan lain kapal harus mampu melawan semua gaya – gaya luar yang menyebabkan kemiringannya, sehingga kapal dapat kembali ke kedudukannya semula ( Santoso dan Sudjono, 1983 ). Nelayan tradisional yang merupakan ujung tombak perikanan tangkap dihadapkan pada permasalahan rendahnya adopsi IPTEK perikanan, termasuk teknologi perkapalan. Nelayan tradisional merancang kapalnya berdasarkan coba – coba bukan berdasarkan pengetahuan ilmiah, dan meskipun memakan biaya dan waktu yang banyak tetapi menghasilkan kapal yang baik. Oleh karena itu, kapal yang telah dikenal harus disempurnakan dengan memperbaiki sifat – sifat teknik sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan keselamatan kapal selama operasi penangkapan. Maka dari itu, penting dilakukan studi terhadap stabilitas kapal, dalam hal ini mengkhususkan pada kapal tuna longline berukuran 40 GT dengan kapal dalam keadaan kosong dan memprediksikan stabilitas dengan menggunakan standar IMO ( International Maritime Organization ) . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui parameter yang mempengaruhi stabilitas suatu kapal ikan. Penelitian bertempat di Laboratorium Hidrodinamika Indonesia, Surabaya pada bulan Juni – Juli 2005. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan simulasi numerik dengan software maxsurf dan hydromax kemudian menganalisa faktor – faktor yang berpengaruh terhadap stabilitas kapal. Data yang dipergunakan adalah data sekunder, berupa ukuran utama kapal ( LOA, Lpp, d, Bmax, D ), lines plan, body plan, data hidrostatik, dan data muatan kapal. Kapal A dan Kapal B yang dipergunakan dalam simulasi ini ukuran utamanya tidak terlalu berbeda. Yang berbeda adalah rancangan ruangannya ( peletakan ruangan, bentuk ruangan ), terutama pada bentuk dan volume fish hold . Kapal A memiliki 3 ruangan fish hold yang berukuran besar, sedangkan Kapal B memiliki 6 ruangan fish hold yang lebih kecil. Hal ini berpengaruh terhadap distribusi muatan kapal. Letak tangki air tawar dan storage juga berbeda, yaitu pada Kapal A tangki air berada di bagian belakang kapal sedangkan pada Kapal B berada dekat palkah (agak ke tengah). Storage pada Kapal A terletak dekat palkah kapal dan berukuran lebih kecil daripada storage Kapal B yang terletak pada bagian belakang kapal. Data – data sekunder yang telah didapatkan kemudian diolah menggunakan software maxsurf sehingga didapatkan hasil desain kulit kapal. Hasil ini kemudian diolah lagi dengan memasukkan nilai muatan kapal. Dengan software Hydromax, dapat dilakukan simulasi perhitungan stabilitas kapal. Langkah simulasi tersebut yaitu klik " open design ", kemudian pilih file Kapal A dan Kapal B yang telah diolah dengan Maxsurf. Selanjutnya sesuaikan satuan yang dipergunakan dengan memilih bar "unit" , serta sesuaikan dengan aturan yang akan dipakai, yaitu IMO pada " criteria ". Pilih " Start Stability Analysis " untuk menghitung stabilitas kapal. Menurut aturan IMO dalam Regulation 28 ( Voluntary Guideliness for The Design, Construction, and Equipment of Small Fishing Vessels , kapal memiliki stabilitas minimum 0,055 mRad, luasan dibawah kurva area 0yang baik apabila memenuhi syarat : luasan dibawah kurva perbandingan GZ dan kemiringan kapal area 00 sampai 300 0 sampai 400 minimum 0,09 mRad, luasan dibawah kurva area 300 sampai 400 minimum 0,03 mRad, GZ pada sudut 300 atau lebih besar minimum 0,2 meter, Sudut GZ maksimum minimum 250, GM minimum 0,15 meter. Dari hasil simulasi, didapatkan Nilai GM minimum tertinggi adalah pada Kapal A pada kondisi 1, sudut GZ maksimum terbesar pada Kapal A dalam kondisi 1. Nilai GZ pada sudut 300 tertinggi adalah pada Kapal A dalam kondisi 1. Nilai luasan area 00 – 300, 00 – 400, dan 300 - 400 tertinggi adalah pada Kapal A dalam kondisi 1. Hal ini disebabkan desain ruangan Kapal A lebih baik sehingga distribusi muatan lebih baik pula. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Kapal A dengan kondisi 1 memiliki stabilitas paling baik dibandingkan kondisi lainnya dan dibandingkan Kapal B. Hal ini dapat ditunjukkan dengan semua kriteria dapat dipenuhi dengan nilai yang nyaris semua tinggi, seperti GM, nilai GZ pada sudut 300, nilai luasan wilayah bawah kurva, yang paling tinggi disebabkan oleh karena desain ruang muat, terutama palkah, sudah baik, sehingga distribusi muatan dalam kapal lebih baik yang menyebabkan stabilitas lebih baik pula. Sedangkan Kapal B pada kondisi 4 memiliki stabilitas paling buruk karena banyak kriteria standar penilaian yang tidak mampu dipenuhi (luas area 00-400 dan 300-400, GZ pada sudut 300, dan sudut GZ maksimum yang dibawah standar minimum IMO). Hal ini dapat disebabkan karena desain ruang muat, dalam hal ini palkah, kurang baik sehingga stabilitas juga kurang baik. Palkah yang terlalu lebar dari port ke starboard tanpa sekat mengakibatkan distribusi muatan ikan menjadi tidak merata, muatan mudah bergeser / terombang – ambing dari sisi kiri ke sisi kanan kapal maupun sebaliknya, sehingga berakibat pada tidak stabilnya kapal. Dengan demikian, rancangan ruangan dan distribusi muatan menjadi satu komponen penting dalam menjaga stab

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2006/9/050803048
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 21 Oct 2008 12:47
Last Modified: 19 Oct 2021 15:54
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132223
[thumbnail of 050803048.pdf]
Preview
Text
050803048.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item