Upaya Peningkatan Pendapatan di Desa Mumbu Kecamatan Woja Kabupaten Dompu NTB

RuslanWahyuddin (2006) Upaya Peningkatan Pendapatan di Desa Mumbu Kecamatan Woja Kabupaten Dompu NTB. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kawasan pesisir yang sangat luas yang dihuni sekitar 2 juta nelayan dan petambak dan diperkirakan 60% dari nelayan di desa rata-rata pendapatannya masih di bawah kebutuhan minimalnya ( Dahuri et. al, 1996 dalam Dendi,A et.al, 2005). Potensi air payau Kabupaten Dompu seluas 4.700 Ha yang tersebar di tujuh Kecamatan di Kabupaten Dompu kecuali Kec. Huu dengan luas areal yang telah dimafaatkan 1.714 Ha sedang sisannya 2.986 Ha belum dimanfaatkan. Komoditas yang dibudidayakan pada desa pantai yang berbasis tambak ini adalah bandeng dan udang yang dipelihara baik secara monokultur maupun polikultur. Potensi lahan untuk usaha budidaya tambak di Kabupaten Dompu adalah 4.700 ha (Data Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Dompu tahun 2004). Berkaitan dengan hal tersebut diatas peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut (l)Apakah sumberdaya yang yang dimiliki oleh petambak sudah dialokasikan secara optimal (2) Bagaimana jika terjadi perubahan pada pola usaha atau sumber daya yang dipergunakan terhadap pendapatan yang diterima? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (l)Aspek Teknis dari usaha tambak udang dan bandeng. (2)Alokasi sumberdaya optimal yang seharusnya digunakan oleh petambak untuk meningkatkan pendapatan yang diperoleh. (3)Peningkatan pendapatan yang terjadi dengan pengalokasian sumberdaya optimal. (4)Perubahan pendapatan jika terjadi perubahan pada pola usaha atau sumber daya yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan teknik yang digunakan adalah teknik survei. Penentuan jumlah sampel secara proporsional stratified random sampling. Jumlah sampel yang diambil sebesar 29 responden kemudian dibagi dalam 2 strata yaitu strata I sebanyak 13 responden dan strata II sebanyak 16 responden. Data yang diambil meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Analisa data menggunakan Linear Programming. Pengolahan data hasil penelitian menggunakan program LINDO {Linear Interactive Discrete Optimizer). Tahap pelaksanaan usaha tambak ini meliputi persiapan petak tambak, pemeliharaan benih atau benur, dan pemanenan. Usaha tambak masih dilaksanakan dengan sistem tradisional dengan peralatan yang sederhana proses pengerjaan yang sederhana pula. Petak pendederan, gunanya untuk mendeder benih ikan bandeng atau udang yang masih sangat lembut, selama lebih kurang satu bulan kumudian baru dilepas kepetak pembesaran. Petak pendederan/penggelondongan dibuat berdampingan dengan petak pendederan biasanya berbentuk lingkaran. Untuk memberantas hama-hama yang hidup dalam air ditambak, petambak biasanya menggunakan pestisida yang disebut Chlordan. Petambak ini mendapatkan benih udang windu dan bandeng dari hatchery (tempat penetasan). Tetapi kadang - kadang petambak mendapatkan benih dari para pemungut benur/nener di alam. Pakan yang diberikan untuk benih dalam pendederan berupa campuran telur ayam rebus dan daging udang atau ikan yang di haluskan. Setelah berada pada petak pembesaran pakan yang diberikan berupa pelet. Lama pemeliharaan untuk udag maupun bandeng lebih kurang 3-4 bulan. Dari analisis yang digunakan terhadap data hasil penelitian dengan menggunakan program LINDO pada masing-masing strata diperoleh hasil sebagai berikut: Strata I diperoleh pendapatan optimal (final value} sebesar Rp. 397.575.800,- terjadi peningkatan dari pendapatan aktual (original value) sebesar Rp. 397.575.800,- - Rp. 96.951.250,- = Rp. 300.624.550 atau mengalami kenaikan pendapatan sebesar 310.08 %. Pendapatan ini diperoleh apabila petambak mengusahakan polikultur (aktivitas Xi) dan monokultur (aktivitas X2) pada lahan seluas 27,73 ha, sedangkan untuk Strata II diperoleh pendapatan optimal (final value) sebesar Rp. 746.534.900,- terjadi peningkatan dari pendapatan aktual (original value) sebesar Rp. 746.534.900,- - Rp. 256.555.250,- = Rp. 489.979.650,- atau mengalami kenaikan pendapatan sebesar 190,98%. Pendapatan ini diperoleh apabila petambak mengusahakan pola polikultur (aktiviias Xi) dan pola monokultur (aktivitas X2) pada lahan seluas 53,76 ha. Pada Strata I Nilai kisaran pada aktivitas X 1 minimum (lower limit} adalah Rp. 378.259.300 dan maksimum (upper limit} adalah tidak terbatas (no limit). Nilai kisaran tersebut berarti perubahan pada nilai program optimal (ditunjukkan oleh value} tidak akan terjadi bilamana pendapatan per ha yang diperoleh aktivitas Xi sebesar Rp. 678.282.000/ha turun hingga Rp. 378.259.300/ha dan naik hingga tidak terbatas (tidak peka terhadap perubahan nilai program optimal sedangkan pada Strata II nilai kisaran pada aktivitas X1 minimum (lower limit) adalah Rp. 1.289.653.000 dan maksimum (upper limit) adalah tidak terbatas (no limit). Nilai kisaran tersebut berarti perubahan pada nilai program optimal (ditunjukkan oleh value) tidak akan terjadi bilamana pendapatan per ha yang diperoleh aktivitas X1 sebesar Rp. 2.102.752.000,-turun hingga Rp. 1.289.653.000,- atau naik hingga tidak terbatas (tidak peka terhadap perubahan nilai program optimal).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2006/3/050802967
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 09 Oct 2008 11:13
Last Modified: 19 Oct 2021 15:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132218
[thumbnail of 050802967.pdf]
Preview
Text
050802967.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item