NurinPurwantini (2007) Struktur Komunitas Lamun Di Pesisir Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Struktur komunitas lamun di pesisir desa Kendang Semangkon bisa mengalami perubahan akibat adanya pembuangan limbah rumah tangga dari pemukiman, pembuangan sampah di pinggir pantai, dan penambatan kapal oleh para nelayan. Penelitian mengenai struktur komunitas lamun perlu dilakukan sebagai upaya kelestarian padang lamun dan keberlanjutan sumberdaya alam pesisir Kandang Semangkon mengingat banyaknya fungsi penting lamun. Penelitian dilaksanakan di pesisir desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada bulan Juli 2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan struktur komunitas lamun di pesisir desa Kandang Semangkon dan mengetahui pengaruh tata guna lahan terhadap struktur komunitas lamun dengan faktor-faktor ekologisnya. Materi yang diteliti adalah jenis lamun yang ditemukan, kepadatan lamun, tipe pbuhan, profil pertumbuhan lamun, substrat dan kualitas air. Dengan menggunakan metode deskriptif. Lokasi penelitian dibagi menjadi 3 stasiun, yaitu stasiun I lokasi pemukiman penduduk, stasiun II lokasi pembuangan sampah, dan stasiun III lokasi tambatan kapal nelayan. Dimana dari masing-masing stasiun dibuat garis transek mulai pertama ditemukan lamun sampai terakhir tidak ditemukan lamun lagi, disepanjang garis tansek dibuat frame ukuran 50 x 50 cm sebanyak 54 farme dengan jarak antar frame yang disesuaikan dengan kondisi lapang. Kondisi lingkungan pesisir substrat pasir dan pada daerah dekat tubir substrat pasir dengan pecahan karang mati, kedalaman selama penelitian 5 – 10 cm, suhu 26 – 29 ºC, salinitas 35 ppm, pH air 8, pH tanah 7,25 – 8, nitrat 10,82 – 17, 86 mg/kg, fosfat 7,64 – 16, 76 mg/kg. Hasil dari identifikasi lamun di pesisir desa Kandang Semangkon didapatkan dua jenis lamun dari 2 famili yaitu: Cymodochea rotundata yang termasuk famili Potamogetonaceae dan Thalassia hemprichii dari famili Hydrocharitaceae. Jenis lamun yang mendominasi dari dua jenis tersebut adalah dari jenis Cymodochea rotundata, yang selalu ditemukan di setiap stasiun dan memiliki kepadatan tertinggi di setiap stasiun. Kepadatan tertinggi adalah dari jenis Cymodochea rotundata yang terdapat pada stasiun III sebesar 175 ind/m2, sedangkan kepadatan terendah dari jenis Thalassia hemprichii sebesar 6 ind/m2 pada stasiun I. Berdasarkan jenis lamun yang ditemukan, maka karakteristik pertumbuhan lamun di pesisir desa Kandang Semangkon termasuk dalam kategori magnozosterids (daun memanjang dan agak lebar) speciesnya antara lain; Cymodochea rotundata, Thalassia hemprichii. Struktur komunitas lamun yang terbentuk pada pasisir desa Kandang Semangkon didominasi oleh jenis Cymodochea rotundata yang selalu ditemukan pada setiap stasiun dan hampir pada setiap frame pengamatan dengan jumlah kepadatan selalu tertinggi pada setiap stasiun dibandingkan dari jenis Thalassia hemprichii. Komunitas lamun pada stasiun I paling sedikit dengan jumlah kepadatan terendah dari kedua jenis lamun yang ditemukan, dengan kondisi lingkungan yang berpengaruh pada stasiun tersebut adalah suhu, salinitas dan fosfat. Sedangkan struktur komunitas lamun pada stasiun II dan III yang tetap didominasi oleh jenis Cymodochea rotundata tetapi pada stasiun II jenis Cymodochea rotundata lebih rendah dibandingkan pada stasiun III, sedangkan dari jenis Thalassia hemprichii lebih tinggi pada stasiun II dibandingkan pada stasiun III, dengan kondisi lingkungan yang berpengaruh adalah nitrat dan pH sedimen. Kondisi keseluruhan lamun di pesisir desa Kandang Semangkon dilihat dari struktur komunitasnya masih bisa dikatakan baik, hasilnya hampir sama dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya di daerah lain di Indonesia. Dari hasil struktur komunitas lamun yang didapatkan, tata guna lahan yang ada di pesisir desa Kandang Semangkon masih belum berpengaruh besar terhadap struktur komunitas lamun. Dari hasil penelitian yang dilakukan disarankan untuk lebih banyak dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai kisaran kualitas air dan bahan organik yang optimum untuk pertumbuhan lamun. Selain itu diperlukan pula pengenalan dan penyuluhan kepada warga pesisir mengenai fungsi penting lamun pada ekosisitem pesisir.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPE/2007/135/050803180 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 23 Oct 2008 08:21 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 15:37 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132199 |
Preview |
Text
050803180.pdf Download (5MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |