Peran Penyuluh Pertanian Lapangan pada Kelompok Tani dalam Menerapkan Program Peranian Organik (Studi Kasus; Kelompok Tani Tanuse Di Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu).

Setyanto, Edy (2013) Peran Penyuluh Pertanian Lapangan pada Kelompok Tani dalam Menerapkan Program Peranian Organik (Studi Kasus; Kelompok Tani Tanuse Di Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pertanian organik merupakan suatu sistem usahatani yang memanfaatkan sumber daya alam organik secara alami dan bijaksana untuk memenuhi kebutuhan manusia khususnya pangan. Pertanian organik dikembangkan sesuai budaya lokal setempat, sehingga mampu menjamin keseimbangan aspek lingkungan, ekonomi, sosial budaya, serta mendorong terwujudnya persaingan bebas bagi petani secara berkelanjutan. Dalam menerapkan usaha pertaian organik, tentunya sangat diperlukan adanya keterlibatan langsung dari dinas-dinas pertanian, lembaga-lembaga penelitian, pihak swasta dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang dapat merangsang dan membuat petani menjadi tahu akan pentingnya penerapan pertanian secara organik sebagai salah satu alternatif dalam mengurangi unsur kimia yang digunakan oleh petani dalam meningkatkan produktivitas usahataninya. Namun faktanya, praktek pertanian organik yang telah dicanangkan mulai tahun 2009 oleh pemerintah dalam programnya “Go Organic” sampai saat ini belum mengalami perubahan yang signifikan terhadap perkembangan teori dan praktik pertanian organic. Untuk itu, hal tersebut merupakan tugas yang sangat besar bagi Penyuluh Pertanian Lapangan dalam merubahan prilaku petani terhadap pentingnya penerapan pertanian organik. Dari uraian diatas perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana pelaksanaan kegiatan program Pertanian Organik di desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu; 2) Bagaimana peranan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam program Pertanian Organik terhadap kelompok tani Tanuse; 3) Bagaimana dinamika kelompok tani Tanuse dalam program pertanian organik di desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu; 4) Bagaimana efektivitas proses penyuluhan dalam program pertanian organik. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mendeskripsikan kegiatan program Pertanian Organik di desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu; 2) Mengidentifikasi peranan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dalam program Pertanian Organik terhadap kelompok tani Tanuse; 3) Menganalisis Dinamika Kelompok Tani Tanuse dalam program pertanian organik di desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu; 4) Menemukan proses Penyuluh yang efektif dalam program pertanian organik. Dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian Descriptive Research dengan menggunakan desain penelitian menurut teori Miles dan Hubermans. Teknik penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, yaitu di Desa Sumberejo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Penentuan responden dalam penelitian ini adalah key informan yang berjumlah 5 orang, yang merupakan warga desa Sumberejo. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: peran penyuluh pada petani dalam program pertanian organik di Desa Sumberejo belum berjalan dengan optimal, kegiatan penyuluhan belum memmberikan kontribusi yang cukup besar kepada kelompok tani Tanuse. Meskipun begitu, penyuluh senantiasa mendampingi kelompok tani Tanuse untuk melaksanakan program pertanian organic sesuai dengan panduan program pertanian organic kota Batu. Dalam program pertanian organik ini terdapat beberapa kegiatan meliputi kegiatan pertemuan kelompok, kegiatan pengolahan lahan, kegiatan membuat benih organik dan pembibitan, kegiatan membuat pupuk organik dan teknik pemupukan, kegiatan membuat sistem pengairan, kegiatan pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan-kegiatan tersebut selalu didampingi oleh PPL dalam memberikan penyuluhan dengan cara demonstrasi dan turun langsung ke lahan petani. Dengan kegiatan tersebut petani mendapatkan pengetahuan dalam budidaya pertanian orgaanik. Peran penyuluh pertanian pada kelompok tani Tanuse di desa Sumberejo berjalan dengan cukup baik, meskipun banyak peran dari PPL yang belum berjalan dengan optimal. Dalam hal ini, peran PPL sebagai mediator sudah cukup berjalan dengan baik, tetapi peran PPL sebagai fasilitator, dinamisator dan teknisi penyuluh masih kurang baik. Misalnya dari segi fasilitator, penyuluh tidak memiliki wawasan yang luas mengenai pertanian organik, kemudian dari segi teknisi jumlah penyuluh masih kurang yaitu hanya 1 orang, sehingga dalam melakukan pendampingan sangat kurang. Sebagaimana diketahui bahwa peran penyuluh tersebut memberikan dampak yang baik dalam pendampingan penyuluh dan pemberian pesan yang berupa inovasi teknik pertanian organik demi menunjang keberhasilan program pertanian organik di kota Batu. Dalam penelitian ini juga diteliti mengenai dinamika kelompok tani Tanuse. Dalam dinamika kelompok tani Tanuse dilihat dalam beberapa aspek meliputi tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas kelompok, pembinaan kelompok, kekompakan kelompok, suasana kelompok, tekanan terhadap kelompok dan tingkat efektifitas kelompok. Dari aspek tersebut dapat dilihat perkembangan kelompok tani Tanuse dalam menerapkan sistem pertanian organik di desa Sumberejo. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dinamika kelompok tani Tanuse berjalan cukup baik, dimulai dari tujuan kelompok, struktur kelompok, pembinaan kelompok, kekompakan kelompok, suasana kelompok. Sedangkan dalam aspek fungsi tugas kelompok, tekanan terhadap kelompok, dan tingkat efektifitas kelompok masih dirasa kurang baik. Misalkan, kurang optimalnya kinerja kepengurusan kelompok untuk mencapai target yang ingin dicapai, tekanan dari pihak eksternal seperti dari perusahaan terlalu besar, dan keberhasilan kelompok tani Tanuse dalam mensukseskan pertanian organic masih belum optimal. Kemudian dalam penelitian ini pula diteliti mengenai proses penyuluhan yang efektif. Proses penyuluhan yang efektif merupakan proses komunikasi yang diharapkan oleh petani kepada PPL. Dalam hal ini meliputi komunikator, pesan, media, sasaran komunikasi dan dampak. Petani sudah merasa puas dengan proses penyuluhan yang dilakukan PPL, tetapi ada beberapa aspek yang dirasa kurang yaitu dari aspek pesan diharapkan pesan yang diberikan kepada petani seputar pertanian organik lebih berbobot, untuk itu PPL harus menambah wawasannya seputar pertanian organik, kemudian metode penyuluhan yang digunakan sebaiknya menggunakan metode perorangan serta Komunikasi yang dilakukan petugas PPL sebaiknya jangan terlalu kaku dan baku. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disarankan sebagai berikut, kegiatan intensitan pertemuan kelompok harus sering dilakukan, Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan harus lebih banyak mempelajari sistem pertanian organik dan juga harus lebih tanggap dalam memberikan solusi pertanian organik, Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan harus lebih memperhatikan dan lebih meningkatkan dalam pemberian praktek kepada petani yang masih belum mengerti mengenai teknologi dan inovasi pertanian organik, kelompok tani Tanuse harus lebih banyak meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya melalui kegiatan bimbingan dengan lembaga-lembaga pertanian setempat, perlu penambahan fasilitas, terutama IT supaya komunikasi antara penyuluh dengan petani dapat berjalan dengan baik.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/203/63/051305014
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 19 Jul 2013 08:59
Last Modified: 19 Oct 2021 15:33
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132193
[thumbnail of COVER_SKRIPSI.pdf]
Preview
Text
COVER_SKRIPSI.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of SKRIPSI_EDY_SETYANTO_S-1_AGRIBISNIS_2008.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_EDY_SETYANTO_S-1_AGRIBISNIS_2008.pdf

Download (3MB) | Preview
[thumbnail of KATA_PENGANTAR_DAN_DAFTAR_ISI.pdf]
Preview
Text
KATA_PENGANTAR_DAN_DAFTAR_ISI.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item