CahyaRatri, Yonita (2017) Pengaruh Konsentrasi Asam 2,4-Diklorofenoksiasetat terhadap Jumlah Kromosom dan Pertumbuhan Dua Klon Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) secara In Vitro. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Temulawak merupakan tanaman berkhasiat obat yang dimanfaatkan karena mengandung kurkumin dan xanthorrizol. Temulawak klon Jember (UB2) dan klon Pasuruan (UB3) merupakan 2 klon temulawak yang unggul berdasarkan bobot rimpang namun rendah dari segi kandungan kurkumin. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tanaman temulawak adalah dengan meningkatkan keragaman genetik temulawak melalui poliploidisasi dengan asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh interaksi antara 2 klon temulawak dengan berbagai taraf konsentrasi 2,4-D terhadap jumlah kromosom (ploidi) dan pertumbuhannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 hingga Desember 2016 di Laboratorium Kultur Jaringan, Laboratorium Pemuliaan Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian, Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya Malang. Alat yang digunakan diantaranya yaitu botol kultur, gelas ukur, gelas beker, spatula, pinset, scapel, cawan petri, autoklaf, kompor listrik, timbangan analitik, LAFC, pH meter, bunsen, kamera, color chart RHS, mikroskop ollympus, oven, heater, gelas arloji, kaca objektif, kaca penutup, dan alat tulis. Bahan yang digunakan diantaranya yaitu tunas rimpang 2 klon temulawak yaitu temulawak klon Jember (UB2) dan temulawak klon Pasuruan (UB3); larutan stok Murashige dan Skoog (MS); sukrosa 30 g L-1; agar 6,8 g L-1; Benzil Adenin (BA) 3 ppm; asam 2,4-Diklorofeniksiasetat (2,4-D) pada taraf 0, 1, 2, 4, 5 ppm; akuades steril; plastik penutup; karet gelang; alkohol 70%; spirtus; bahan sterilisasi eksplan yaitu detergen 2,5%, blanlate (fungisida) 3 g L-1, sterptomycin (bakterisida) 500 ppm, betadine, dan bayclin (Na-hipoklorit) 25%; bahan pembuatan preparat dan pengamatan kromosom yaitu etanol absolut, HCl 1 N, asam asetat galisal 45%, 8-Hydroxyquinolin 0,002 M, aceto orcein 2%, dan minyak imersi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dua factor yaitu klon temulawak sebagai gaktor pertama dan berbagai taraf konsentrasi 2,4-D sebagai factor kedua dengan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan yaitu kombinasi antara 2 klon temulawak (UB): UB2 dan UB3 dengan berbagai taraf konsentrasi 2,4-D (D) : D0 (2,4-D 0 ppm/ kontrol), D1 (2,4-D 1 ppm), D2 (2,4-D 2 ppm), D3 (2,4-D 4 ppm), D4 (2,4-D 5 ppm), sehingga diperoleh 10 kombinasi perlakuan sebagai berikut: UB2D0 (klon Jember dengan 2,4-D 0 ppm), UB2D1 (klon Jember dengan 2,4-D 1 ppm), UB2D2 (klon Jember dengan 2,4-D 2 ppm + BA 3 ppm), UB2D3 (klon Jember dengan 2,4-D 4 ppm), UB2D4 (klon Jember dengan 2,4-D 5 ppm), UB3D0 (klon Pasuruan dengan 2,4-D 0 ppm), UB3D1 (klon Pasuruan dengan 2,4-D 1 ppm), UB3D2 (klon Pasuruan dengan 2,4-D 2 ppm), UB3D3 (klon Pasuruan dengan 2,4-D 4 ppm), UB3D4 (klon Pasuruan dengan 2,4-D 5 ppm). Pengamatan dilakukan 2 tahap yaitu pengamatan non destruktif dan pengamatan destruktif. Pengamatan non destruktif meliputi panjang tunas (cm), pengamatan jumlah tunas, jumlah daun (helai), jumlah akar, warna eksplan, persentase eksplan yang membentuk kalus (%), waktu inisiasi kalus (MSI), dan warna kalus. Sedangkan pengamatan destruktif meliputi pengamatan jumlah kromosom. Data jumlah tunas, jumlah daun, jumlah akar, dan waktu inisisasi kalus ditransformasi menggunakan transformasi akar (√x+0,5), sedangkan data persentase kalus menggunakan transformasi archsin (sin-1(√y+0,5)). Data yang didapatkan dianalisis menggunakan tabel analisis ragam (Anova) dan apabila terdapat pengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara klon temulawak dengan berbagai taraf konsentrasi 2,4-D yang diberikan. Secara terpisah, konsentrasi 2,4-D yang diberikan berpengaruh terhadap jumlah kromosom (ploidi) kedua klon temulawak dimana pada klon Jember diperoleh jumlah kromosom tertinggi sebesar 3n=84±13 pada perlakuan UB2D3 (klon Jember dengan 2,4-D 4 ppm + BA 3 ppm), sedangkan pada temulawak klon Pasuruan jumlah kromosom tertinggi didapatkan pada perlakuan UB3D2 (klon Pasuruan dengan 2,4-D 2 ppm + BA 3 ppm) dengan jumlah kromosom 3n= 94±32. Perlakuan berbagai taraf konsentrasi 2,4-D secara terpisah juga berpengaruh nyata dalam menghambat pertumbuhan temulawak.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2017/89/051702419 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 15 Mar 2017 10:58 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 07:48 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132181 |
Preview |
Text
7_BAB_4.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
4_BAB_1.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
8_BAB_5+DAPUS.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
1_COVER.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
9_LAMPIRAN.pdf Download (3MB) | Preview |
Preview |
Text
3_RINGKASAN+DI.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
6_BAB_3.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
5_BAB_2.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |