Pengaruh Dosis Pgpr Terhadap Ketahanan Cabmv (Cowpea Aphid Borne Mosaic Virus) Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.)

MensaBenbowGodhamPamungkas, Aprilya (2017) Pengaruh Dosis Pgpr Terhadap Ketahanan Cabmv (Cowpea Aphid Borne Mosaic Virus) Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Virus mosaik pada kacang panjang atau sering dikenal dengan CABMV (Cowpea Aphid Borne Mosaic Virus) merupakan salah satu penyakit pada tanaman kacang-kacangan yang menyebabkan timbulnya mosaik pada daun. Selain itu, gejala yang ditimbulkan lainnya berupa timbulnya daun keriting, pertumbuhan daun tidak merata, permukaan daun melepuh, kerdil, malformasi, dan kehilangan vigor. Virus ini dapat ditularkan melalui perantara aphid Aphis craccivora Koch. Salah satu upaya untuk mengatasi penyakit mosaik dapat dilakukan dengan penggunaan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) pada media kompos dan pupuk kandang pada tanaman kacang panjang. Kelompok rhizobacteria ini merupakan kelompok mikroorganisme tanah yang menguntungkan, yang hidup dan berkembang dengan baik pada tanah yang kaya akan bahan organik. Bakteri ini diketahui aktif mengkolonisasi di daerah akar tanaman dan memiliki 3 peran utama, yang pertama sebagai biofertilizer, PGPR mampu mempercepat proses pertumbuhan tanaman melalui percepatan penyerapan unsur hara, sebagai biostimulan, PGPR dapat memacu pertumbuhan tanaman melalui produksi fitohormon dan sebagai bioprotektan, PGPR melindungi tanaman dari patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis PGPR terhadap intensitas penyakit, pertumbuhan, kualitas dan kuantitas produksi kacang panjang. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Rumah Kawat Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, dimulai pada bulan Maret 2016 – Juli 2016. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan enam (6) perlakuan, yaitu tanpa PGPR dan tanpa inokulasi CABMV (P1), tanpa PGPR dengan inokulasi CABMV (P2), PGPR 1 ml/l dengan inokulasi CABMV (P3), PGPR 5 ml/l dengan inokulasi CABMV (P4), PGPR 25 ml/l dengan inokulasi CABMV (P5), serta PGPR 50 ml/l dengan inokulasi CABMV (P6). Masing-masing perlakuan diulang lima (5) kali. Data pengamatan yang diperoleh dari percobaan dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf 5%, kemudian data yang signifikan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi PGPR tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi tanaman kacang panjang. Namun penggunaan PGPR pada tanaman kacang panjang yang terserang penyakit CABMV dapat menurunkan intensitas serangan penyakit. Berdasarkan perhitungan ketahanan tanaman, tanaman kacang panjang dengan perlakuan tanpa PGPR dan dengan pemberian dosis terkecil berada dalam kategori tahan. Hal tersebut diduga bahwa bakteri tidak hidup di dalam tanah dikarenakan belum ada proses isolasi tanah yang bertujuan untuk memastikan keberadaan bakteri dalam tanah. Penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui dosis optimal PGPR untuk kualitas dan kuantitas produksi tanaman kacang panjang dengan ditambah metode isolasi tanah untuk mengetahui perkembangan bakteri PGPR.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2017/63/051702125
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests
Divisions: Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 14 Mar 2017 10:57
Last Modified: 19 Oct 2021 07:33
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132153
[thumbnail of Aprilya_Mensa_Benbow_Godham_Pamungkas_0910483091.pdf]
Preview
Text
Aprilya_Mensa_Benbow_Godham_Pamungkas_0910483091.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item