Ladelan, M.Ramadhani (2018) Evaluasi Kesesuaian Umur Berbunga 45 Galur Inbrida Jagung (Zea Mays L.) Sebagai Bahan Tanam Dengan Metode Silang Puncak. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Jagung merupakan tanaman serealia paling produktif di dunia dan sesuai dengan wilayah di Indonesia yang bersuhu tinggi. Peningkatan produktivitas jagung di Indonesia dengan strategi pemuliaan tanaman dapat menghasilkan varietas unggul dengan hasil dan kualitas optimal. Waktu pembungaan dalam persilangan jagung sangat penting, dikarenakan tanaman jagung merupakan tanaman bersari bebas. Apabila bunga jantan telah masak namun bunga betina belum siap dipolinasi maka tongkol yang dihasilkan tidak terisi sempurna karena sedikit serbuk sari yang menempel. Jika antara waktu antesis bunga jantan dan waktu reseptif bunga betina tidak bersamaan, maka perlu dilakukan sinkronisasi, caranya dengan membedakan waktu penanaman antara kedua tetua jantan dan betina, sehingga nantinya kedua tetua akan siap dalam waktu yang bersamaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi umur berbunga, mengevaluasi kesesuaian umur tetua betina terhadap tetua jantan, dan mengetahui hubungan antara ASI dengan persentase pengisihan biji pertongkol serta mendapatkan bahan tanaman (biji) yang terbaik antar kombinasi tetua. Hipotesis dari penelitian ini yaitu terdapat beberapa perbedaan kesesuaian umur berbunga antara tetua jantan dan tetua betina serta galur yang mempunyai umur berbunga yang sama atau sinkron,serta terdapat hubungan antara ASI dengan persentase pengisihan biji pertongkol.. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2015 – Agustus 2015 di di lahan kering kebun percobaan Universitas Brawijaya Desa Jatikerto, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang pada ketinggian 303 m dpl. Alat yang digunakan adalah cangkul, sabit, gunting, meteran, penggaris, kamera digital, tali rafia, RHS Colour Chart dan timbangan analitik, label, papan nama, kayu, tugal, sprayer, ember dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah 45 galur jagung inbrida sebagai tanaman induk betina dan satu galur jagung inbrida sebagai tanaman induk jantan, pupuk majemuk NPK (16,16,16), pupuk kandang kambing, pupuk ZA, pupuk daun (Gibro, Greentonik), fungisida (Akrobat, Cabrio), insektisida (Curacron) dan nematisida (Furadan). Penelitian menggunakan kombinasi dari 1 tanaman induk galur inbrida sebagai jantan dan 45 galur inbrida sebagai tanaman induk betina, pada tanaman betina dilakukan kegiatan detasseling,dan membiarkan tassel pada tanaman jantan untuk menyerbuki silk (rambut tongkol atau bunga betina) pada semua tanaman. Persilangan yang dilakukan pada percobaan ini menggunakan persilangan secara alamiah dengan bantuan angin dan serangga. Lahan yang digunakan pada penelitian ini sebesar 675 m2. Jarak antar baris 70 cm dan jarak antar tanaman dalam baris 20 cm dengan jumlah populasi jagung setiap nomor galur percobaan adalah 5 tanaman dan setiap lubang tanam berisi 1 biji jagung. Perbandingan komposisi antara tetua jantan dan betina adalah 1:3. Tanaman tetua jantan ditanam bersamaan dengan tetua betina. Untuk pengamatan menggunakan metode single plant sehingga semua tanaman dalam petak percobaan diamati. Parameter pengamatan yang diteliti meliputi umur ii berbunga jantan/tasseling (HST), umur berbunga betina/silking (HST), selang waktu berbunga jantan dengan betina (Anthesis Silking Interval), persentase ASI (%), jumlah baris biji per tongkol, jumlah biji terisi per tongkol, jumlah estimasi biji terisi penuh per tongkol, persentase pengisian biji per tongkol (%), bobot 100 biji (g) dan panjang tongkol (cm). Analisis data pengamatan dilakukan untuk menduga nilai koefisien korelasi, analisis regresi, dan koefisien determinasi pada karakter yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur berbunga tetua jantan yaitu 60 HST. Kisaran umur berbunga tetua betina adalah 51.40 – 60.60 HST. Umur berbunga betina yang sesuai untuk mendapatkan hasil terbaik tanaman jagung adalah berkisar antara umur 54.40 – 60.60 HST, yaitu pada genotip 1E3+6, 1E3+8, 1E3+61, 1E3+70, 1E3+75, 1E3+82, 1E3+90, 1E3+131, 1E3+141, 1E3+198, 1E4+32, 1E4+78, 1E4+140 dan 1E4+151. Pada genotip-genotip tersebut diketahui bahwa persentase pengisian biji per tongkolnya mencapai 100%. Persentase pengisian biji per tongkol (didapatkan dari pengisian biji per tongkol dibagi dengan estimasi pengisian biji per tongkol) mempunyai korelasi korelasi negatif dengan ASI, dengan nilai 0.682. Hal tersebut berarti ASI berpengaruh terhadap persentase pengisian biji per tongkol. Semakin besar nilai ASI maka semakin kecil persentase pengisian biji, begitu pula sebaliknya. Untuk Hasil analisis regresi antara ASI dan persentase pengisian biji per tongkol menunjukkan nilai R2 sebesar 0.706. Hal tersebut berarti sebanyak 70.6% persentase pengisian biji disebabkan oleh pengaruh ASI. Hubungan antara ASI dengan persentase pengisian biji dapat dituliskan dengan persamaan regresi kuadratik y = -1.8975x2 + 7.6261x + 94.829, artinya setiap penambahan ASI satu hari, persentase pengisian biji akan menurun 1.8975%.
English Abstract
Corn is the most productive cereal crop in the world and in accordance with regions in Indonesia that are high in temperature. Increasing corn productivity in Indonesia with plant breeding strategies can produce superior varieties with optimal yield and quality. Flowering time in crossing corn is very important, because corn is a free-cropping plant. If the male flower is ripe but the female flower is not ready to be polinated then produce is not completely filled because only a few pollen was attached. If between the time of male flower anthesis and female flower receptive time is not concurrent, it is necessary to synchronize, how to distinguish the planting time between the two male and female elders, so that later both parents will be ready at the same time. The purpose of this study was to obtain information on the time of flowering, evaluate the suitability of time of female elders to male elders, and find out the relationship between ASI with the percenttime of seeds collapsing and obtaining the best plant material (seeds) between parent combinations. The hypothesis of this study is that there are several differences in the suitability of the flowering time between male and female elders as well as lines that have the same or synchronous flowering time, and there is a relationship between ASI and the percenttime of seeds collapsing. The research was conducted in April 2015 - August 2015 on dry land of the experimental garden of Brawijaya University, Jatikerto Villtime, Kepanjen District, Malang Regency at an altitude of 303 m above sea level. The tools used were hoes, sickles, scissors, meters, rulers, digital cameras, raffia, RHS Color Chart and analytical scales, labels, nameplates, wood, concrete, sprayers, buckets and stationery. The materials used were 45 inbred lines corn as female parents and one inbred lines corn as male parent, NPK compound fertilizer (16,16,16), goat manure, ZA fertilizer, leaf fertilizer (Gibro, Greentonik), fungicide (Acrobatics, Cabrio), insecticides (Curacron) and nematicide (Furadan). The study used a combination of 1 parent of inbred lines as male and 45 inbred lines as female parent, detasseling activities were carried out on female elders, and allowed tassel on male plants to pollinate silk (hair cob or female flowers) on all plants. The crossing done in this experiment uses crossing naturally with support by wind and insects. The land used in this study is 675 m2. The distance between rows is 70 cm and the distance between plants in rows of 20 cm with the number of corn populations for each number of experimental lines is 5 plants and each planting hole contains 1 corn seed. Comparison of the composition between male and female elders is 1: 3. Male parent were planted together with female parent. For observation using a single plant method so that all plants in the experimental plot were observed. The observed observation parameters included time of male flowering / tasseling (HST), female / silking flowering time (HST), interval of male flowering with females (Anthesis Silking Interval), percenttime of ASI (%), number of rows of seeds per cob, number of seeds filled per cob, the number of estimated seeds is fully charged per cob, the percenttime of seed filling per cob iv (%), the weight of 100 seeds (g) and the length of cob (cm). Observation data analysis was conducted to estimate the correlation coefficient value, regression analysis, and determination coefficient on the observed character. The results showed that the time of male elders flowering is 60 HST. The range of flowering time of female elders is 51.40 - 60.60 HST. The female flowering time that is suitable for getting the best results of corn is between the times of 54.40 - 60.60 HST, namely in the genotype 1E3 + 6, 1E3 + 8, 1E3 + 61, 1E3 + 70, 1E3 + 75, 1E3 + 82, 1E3 + 90 , 1E3 + 131, 1E3 + 141, 1E3 + 198, 1E4 + 32, 1E4 + 78, 1E4 + 140 and 1E4 + 151. In these genotypes it is known that the percenttime of seed filling per cob reaches 100%. The percenttime of seed filling per cob (obtained from seed filling per cob divided by estimated seed filling per cob) has a negative correlation with ASI, with a value of 0.682. This means that ASI affects the percenttime of seed filling per cob. More greater ASI value, made smaller the percenttime of seed filling, and vice versa. For the results of regression analysis between ASI and the percenttime of seed filling per cob showed R2 value of 0.706. This means that as much as 70.6% of the percenttime of seed filling is caused by the influence of ASI. The relationship between ASI with the percenttime of seed filling can be written with the quadratic regression equation y = -1.8975x2 + 7.6261x + 94.829, means that each additional ASI a day, percenttime of seed filling will decrease by 1,8975%.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2018/639/051809928 |
Uncontrolled Keywords: | Galur Inbrida Jagung (Zea Mays L.), Silang puncak, Persilangan Jagung |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 584 Liliopsida (Monocotyledons) > 584.9 Poales > 584.92 Panicoideae |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 19 Feb 2019 03:41 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 14:10 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/13202 |
Preview |
Text
M.RAMADHANI LADELAN.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |