Kajian Kemitraan Lokal Bagi Hasil Pada Masyarakat Desa Dataran Tinggi Bromo (Studi Kasus Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan)

S, ErlanggaEkoFebryansyah (2016) Kajian Kemitraan Lokal Bagi Hasil Pada Masyarakat Desa Dataran Tinggi Bromo (Studi Kasus Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ketersediaan modal dan sarana produksi membuat posisi petani sangat lemah. Kondisi tersebut memacu petani untuk melakukan kerja sama atau kemitraan dengan pihak lain. Konsep kemitraan yang saling bekerja sama juga di adaptasi secara tidak langsung oleh masyarakat Desa Wonokitri. Desa tertinggi yang terletak di kawasan gunung bromo ini adalah desa yang hampir seluruh mata pencaharian masyarakatnya adalah petani. Konsep Kemitraan di desa Wonokitri mulai teradaptasi hal ini dikarenakan wonokitri yang termasuk pedesaan pegunungan sudah mulai bertransformasi secara ekonomi. Proses transformasi yang berjalan melalui pola-pola kemitraan dan kerja sama yang ada di Desa Wonokitri sangat penting untuk diteliti. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi kemitraan lokal apa saja yang terdapat pada sektor pertanian dan peternakan di kawasan Desa Wonokitri, (2) Mengidentifikasi pola apa saja yang ada pada kemitraan lokal di Desa Wonokitri, (3) Mengidentifikasi risiko dan manfaat yang terdapat pada kemitraan lokal yang ada di desa Wonokitri. Penentuan sampel dilakukan dengan metode snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlah sedikit, lamalama menjadi besar. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analasis deskriptif kualitatif beserta skala likert pada pengukuran risiko kemitraan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa Kegiatan kemitraan lokal yang terdapat di Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan pada bidang pertanian lebih banyak di pilih pada komuditas kentang, sedangkan pada bidang peternakan lebih pada komuditas Sapi dan Babi. Pelaksanaan kemitraan masyarakat Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan menggunakan sistem maro dan mertelu. Maro atau “paron“ adalah pembagian dari hasil panen kentang atau kubis dengan menggunakan perbandingan 1:1. Sedangkan pada mertelu digunakan perbandingan 1 : 3. Pada bidang pertanian selain menambah pendapatan dan relasi kemitraan memberikan manfaat bagi untuk mensiasati modal dan memberikan fungsi pada lahan kosong yang tak terpakai. Sedangkan pada bidang peternakan kemitraan memberikan manfaat yaitu menfungsikan kotoran ternak dan kandang juga untuk menambah pendapatan. Selain kebermanfaatan kemitraan juga memiliki risiko yang harus diperhatikan. Secara umum risiko kemitraan terdapat dua macam yaitu risiko yang berasal dari internal dan risiko yang berasal dari eksternal. Risiko internal terkait dengan tingkat kejujuran petani atau peternak dalam proses kemitraan. Sedangkan risiko eksternal adalah risiko yang muncul berdasarkan faktor yang berpengaruh dari luar contoh faktor alam atau mekanisme pasar yang terkait kepada risiko produksi dan risiko ekonomi. Faktor alam sangat ii berpengaruh terhadap produksi petani ataupun peternak sehingga faktor alam menjadi risiko yang paling ditakuti oleh petani. Sedangkan pada risiko harga pasar tingkat opini petani terhadap risiko ini tidak terlalu mengkhawatirkan dikarenakan petani merasa bahwa tingkat kerugian dibagi dua dengan investor. Maka dari itu seharusnya petani menyesuaikan dan mempertimbangkan jenis kemitraan apa yang akan dipilih dalam melaksanakan proses kerja sama kemitraan. Keberlanjutan kemitraan sangat penting untuk di upayakan karena memberi manfaat dalam mensiasati modal. Selain itu peneliti dan akademisi seharusnya melakukan penelitian lebih mendalam terkait faktor internal dan eksternal pada risiko agar menjadi pertimbangan yang lebih mendalam terhadap keberlanjutan kemitraan lokal pada petani.

English Abstract

Availability of capital and variable of production make peasant positions weak. This condition pushed peasants to work in partnership each other. The concept of partnerships to work together is indirectly adapted by Wonokitri society. The village location which is the highest village in the area of Bromo Mountains dominated by subsistent farmers or at the other word as peasants. The partnership concept in this area has already adapted since the rural highlands transformed its economy. The transformation process running through this partnership pattern is such an important topic to be examined in this study. As for the objectives of this study are (1) to identify local partnership activity in agriculture and husbandry sector in Wonokitri village area, (2) to identify the pattern of local partnerships in Wonokitri village area, (3)and to identify risks and benefits in this local partnership in Wonokitri village area. The sample was determined using snowball sampling method, this is a sampling technique of data sources based on small amount samples in the first time through the larger samples which follows. The data in this research were collected using observation, interviews and documentation. Data analysis method using descriptive qualitative and Likert scale to asses the partnership risk. The results showed that the local partnership activities contained in the Wonokitri village dominantly found in agriculture and animal husbandry activities where potato commodity is the most in-partnership activities in agriculture while local partnerships dominantly appeared in cows and pigs in the animal husbandry sector. Partnership implementation in this area of research is using “maro” and “mertelu” system. Maro or "halve-share" is division of potatoes or cabbage yields by using a ratio of 1: 1, while on mertelu uses ratio of 1: 3. In the field of agriculture in addition to increas revenue and partnership relations the peasant usually employ vacant land. While in the field of animal husbandry partnership provides benefits that operating the cage manure which is also to increase revenues. Besides the usefulness of partnership, this share-work also has risks that must be considered. In general, the risk of a partnership divided into two kinds of risks from internal and external. Internal risks associated with the level of peasant honesty or rancher in the partnership process. While external risks are risks that arise based on external factors that influence i.e. the natural factors or the example of market mechanisms related to production risk and economic risk. Natural factors have take effect into peasant’s production or breeder so that the natural factor is the most dreaded risk for the peasant. While peasant opinion about price risk has less effect because the loss from this risk beared by the peasant and their partner. From that the peasant must adjust the type of local partnership that will be chosen. Sustainable partnership is very important to be pursued because the benefit to get around the capital. In another that researcher or academics should do research regarding internal and external risk. iv So the research would be important consideration for peasant to use local partnership.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/932/051612664
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 14 Dec 2016 10:29
Last Modified: 21 Oct 2021 14:15
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131937
[thumbnail of Erlangga_Eko_FS_(Nim._105040101111060).pdf]
Preview
Text
Erlangga_Eko_FS_(Nim._105040101111060).pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item