Perbaikan Pori Makro Oleh Cacing Tanah Pasca Erupsi Gunung Kelud Dengan Menambahkan Bahan Organik Studi Pada Kondisi Terkontrol

KusumadewiNurahmaningsih, Mike (2016) Perbaikan Pori Makro Oleh Cacing Tanah Pasca Erupsi Gunung Kelud Dengan Menambahkan Bahan Organik Studi Pada Kondisi Terkontrol. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Abu vulkanik yang berasal dari Gunung Kelud dapat menyebabkan perubahan sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Abu vulkan apabila jatuh ke permukaan tanah mengakibatkan abu cepat mengeras dan akan sulit untuk ditembus air. Dengan adanya pengerasan menyebabkan pori-pori tanah semakin sedikit sehingga kandungan air dan udara di dalam tanah juga semakin berkurang yang dapat menyebabkan pemadatan tanah. Untuk mengurangi terjadinya pemadatan ada beberapa alternatif yang dapat digunakan. Salah satunya dengan pengolahan tanah dan penambahan seresah sebagai pakan cacing tanah. Cacing tanah merupakan salah satu organisme tanah yang berfungsi menghasilkan pori makro. Aktivitas cacing tanah dalam mencari makanan dapat menghasilkan liang-liang didalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari peran cacing tanah dalam memperbaiki pori makro tanah dengan penambahan berbagai macam bahan organik pasca erupsi Gunung Kelud. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang dimulai pada September sampai November 2015. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap factorial. Faktor pertama yaitu rasio 1:0 (100% tanah); 1:1 (50% tanah berbanding dengan 50% abu); dan 1:2 (25% tanah berbanding dengan 75% abu). Sedangkan faktor kedua yaitu penambahan bahan organik kakao, sengon, nangka, Parasponia andersonii serta tanpa bahan organik, dengan 3 kali ulangan. Panjang liang, biomassa dan populasi cacing tanah menjadi parameter pengamatan. Analisis data menggunakan genstat dan terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncan degan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya penambahan bahan organik dapat meningkatkan pertumbuhan cacing tanah, karena bahan organik merupakan pakan untuk cacing tanah. Selain itu penambahan abu dapat memperbaiki pH tanah, mulanya asam (4,2) menjadi netral (6,25-6,97). Cacing tanah dapat tumbuh dengan optimal pada pH 6,0-7,2. Penambahan abu vulkanik dapat meningkatkan pertumbuhan cacing tanah namun apabila terlalu banyak penambahan abu didalam tanah akan menurunkan populasi dan biomassa cacing tanah, karena terlalu banyaknya kandungan pasir didalam tanah. Berdasarkan hasil penelitian populasi dan biomassa cacing tanah tertinggi terdapat pada media 1:1, hal ini didukung dengan terbentuknya panjang liang yang tertinggi terdapat pada 1:1. Terbentuknya panjang liang dihasilkan dari aktivitas cacing tanah dalam mencari makanan. Terbukti pada hasil penelitian pada media 1:1 tanpa adanya tambahan bahan organik memiliki panjang liang tertinggi. Hal ini dikarenakan semakin sedikit bahan organik yang tersedia maka semakin tinggi pergerakan cacing tanah yang dihasilkan, karena ketersediaan pakan merupakan salah satu faktor keterbatasan aktivitas cacing tanah.

English Abstract

Volcanic ash from Kelud mountain may lead to changes in the chemical, physical and biological properties of soil. Addition of volcanic ash can cover the soil surface and cause hardening of surface layer that impact to impenetrable to water. The compaction caused a decrease in the soil pores, water and air content. There are several alternatives to reduce soil compaction including soil tillage and addition of organic matter to stimulate eathworm growth. Earthworm is one of soil organism that generating macropores though their activity to produce burrowas. The aim of this research was studying the role of earthworms in soil macropores rehabilitation with the addition of a various organic matter in post eruption Mount Kelud. The research was conducted in soil biology laboratory, Faculty of Agriculture University of Brawijaya from September to November 2015. This research used Randomized Complete Factorial design (RALF). The first factor as follow : Ratio of 1:0 (100% to soil); 1:1 (50% soil than 50% ash); and 1:2 (25% soil to 75% ash). The second factor was the addition of organic matter i.e. cocoa, jackfruit, albizia, Parasponia andersonii and without any organic material addition, with three replications. Length of burrow, biomass and population of earthworms were measured. Data were analyzed using Genstat program. If the result showed a significant difference then further analyzed needed (using Duncan at the level of 5%). The result showed that the addition of organic matter increased earthworms growth. In the other hand, the addition of ash improved soil pH (acid (4,2) to neutral (6,25-6,97)). It circumstance become the optimum level for earthworms growth around pH of 6,0-7,2 that increase the growth of earthworms. However, the excessive addition of volcanic ash impact to the loss of population and biomass of earthworms, because of the large amount of sand in the soil. Based on the study, the largest population and highest biomass of earthworm was on the 1:1 media, it was supported with the formation of the longest burrow found. Long burrow formation as a result from their feeding activity. Without any organic matter addition treatment, the result showed that the longest burrow. It may cause by increase of earthworm activity to find their food. The availability of earthworm food (organic matter) is one of their limiting factor for earthworm activity.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/923/0516124778
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 551 Geology, hydrology, meteorology
Divisions: Fakultas Pertanian > Ilmu Tanah
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 06 Dec 2016 09:26
Last Modified: 21 Oct 2021 13:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131927
[thumbnail of SKRIPSI_MIKE_KUSUMADEWI_N._(115040213111027).pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_MIKE_KUSUMADEWI_N._(115040213111027).pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item