Analisis Rantai Nilai pada Industri Rumah Tangga Sari Kedelai “La dan Tha” Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur

Rohmah, Ainnur (2016) Analisis Rantai Nilai pada Industri Rumah Tangga Sari Kedelai “La dan Tha” Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dalam perkembangannya, agroindustri menunjukkan adanya kemajuan yang cukup pesat baik dilihat dari jumlah industri, tenaga kerja yang diserap, jumlah dan jenis produk yang dihasilkan serta nilai nilai penjualan produknya (Santoso, 2013). Perkembangan agroindustri ini dapat meningkatkan nilai tambah hasil-hasil pertanian dan diharapkan dapat menciptakan swasembada bahan pangan dan menyebarkan pembangunan secara luas kepada setiap rumah tangga sehingga gejolak kemiskinan yang cenderung terus meningkat dapat ditanggulangi (Kindangen, 2011). Menurut Cahyadi (2012), sari kedelai akhir-akhir ini telah dikenal sebagai minuman alternatif pengganti susu sapi. Hal ini dikarenakan sari kedelai memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dengan harga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan sumber protein lainnya. Selain itu, sari kedelai tidak mengandung laktosa sehingga dapat dikonsumsi penderita intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa merupakan kelainan dimana seseorang tidak mempunyai enzim lactase dalam tubuhnya sehingga tidak dapat mencerna makanan yang berlemak. Untuk meningkatkan kandungan gizinya, sari kedelai dapat diperkaya dengan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh kita. Industri rumah tangga sari kedelai “La dan Tha” merupakan salah satu produsen sari kedelai di Kabupaten Trenggalek yang berdiri sejak tahun 2008. Industri sari kedelai “La dan Tha” memiliki kelebihan antara lain tidak menggunakan bahan pengawet, menggunakan air isi ulang yang setiap tiga bulan sekali diuji oleh dinas kesehatan, melalui dua kali proses pemanasan sehingga sari kedelai yang dihasilkan tidak langu dan kedelai yang digunakan setelah direbus, dicuci untuk menghilangkan kulit ari sehingga aroma sari kedelai lebih segar. Rantai nilai merupakan suatu cara dalam menggambarkan aktivitas dalam perusahaan. Rantai nilai suatu perusahaan dan cara perusahaan menjalankan usahanya merupakan representasi dari riwayat, strategi, pendekatan terhadap strategi ekonomi yang mendasari usaha tersebut (Porter, 1994). Analisis rantai nilai akan menjelaskan lebih rinci mengenai potensi pencipta nilai yang menjadi keunggulan industri rumah tangga sari kedelai “La dan Tha”. Sedangkan nilai tambah merupakan suatu nilai yang ditambahkan pada suatu produk karena masuknya unsur pengolahan. Adanya industri yang mengubah bentuk primer menjadi produk baru yang lebih tinggi bentuk ekonomisnya setelah melalui proses pengolahan, maka akan dapat memberikan nilai tambah karena terbentuk harga baru yang lebih tinggi bila dibandingkan tanpa proses pengolahan (Subhan, 2014). Berdasarkan analisis rantai nilai pada industri rumah tangga sari kedelai “La dan Tha” diketahui bahwa aktivitas primer yang paling banyak menyumbangkan nilai adalah aktivitas logistik ke dalam dengan skor senilai 0,41. Sedangkan aktivitas sekunder yang memiliki peran terbesar adalah aktivitas pembelian, pengembangan teknologi dan manajemen sumber daya manusia dengan skor masing-masing senilai 0,27. Aktivitas primer dengan skor terendah adalah aktivitas pemasaran dan penjualan dengan skor senilai 0,18. Kemudian pada aktivitas sekunder yang memiliki skor terendah adalah aktivitas infrastruktur perusahaan dengan skor senilai 0,22. Berdasarkan analisis nilai tambah yang dilakukan pada industri rumah tangga sari kedelai “La dan Tha” diperoleh nilai tambah sari kedelai “La dan Tha” sebesar Rp 46.560 /kg bahan baku atau atau 58,2%.

English Abstract

To progress, agroindustry significant progress rapidly both in number of industry, labor absorbed, the number and kind of a product produced and values their sales (Santoso, 2013). The development of this agroindustry can improve added value agriculture, create food self sufficient and spreading development widely to every household poverty and conflict that tends to increase can overcome (Kindangen, 2011). According to Cahyadi (2012), soymilk has recently known as a beverage alternative a substitute for dairy milk. It was because soymilk having protein content a high with the price of relatively cheap compared to the source of other proteins. In addition, soymilk not containing lactose so that it can be consumed patients lactose intolerance. Lactose intolerance is abnormality where the man has no one an enzyme lactase in its body so they could not digest food fatty. To increase the womb nutrition, soymilk can enriched with vitamins and minerals required our bodies. Soymilk “La dan Tha” home industry is one of the producers soymilk in Trenggalek which stood since 2008. This industry has an excess of among others do not use preservative, using water refills that every three months tested health department, through twice warming soybean process and soybean that is used after boiled , washed to remove the skin ari so scent of soymilk fresher. The value chain is a way in describing activity in the company. Value chain of a company and the way the company business is an of the acts, strategy and approach to economic strategy underlying efforts (Porter, 1994). The analysis value chain will explain more detail about the potential of values are the aptitude of soymilk “La dan Tha” home industry. While added value is a value added to a product because of the processing elements. The industry that change a primary form a new product that in higher form economical after through processing, it will can provide added value for formed the new price higher compared without processing (Subhan, 2014). Based value chain analysis, the highest scores primary upon an activity is from inbound logistics of 0,41 and on secondary activity is purchase, technology development and human resources management with the score of 0,27. While the score the lowest in primary activity is marketing and sales of 0,18 and on secondary activity is worth 0,22 its firm infrastructure. Based added value analysis, added value produced by product soymilk “La dan Tha” is Rp 46.560 for each kg soybean as a raw materials or 58,2 % of the production and category in a high.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/831/051610941
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 10 Feb 2017 09:10
Last Modified: 20 Oct 2021 07:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131834
[thumbnail of ringkasan.pdf]
Preview
Text
ringkasan.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of skripsi.pdf]
Preview
Text
skripsi.pdf

Download (3MB) | Preview
[thumbnail of a._COVER.pdf]
Preview
Text
a._COVER.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item