Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan dalam Usahatani Perkebunan Karet Rakyat (Hevea brasiliensis) di Kecamatan Gido, Kabupaten Nias, Sumatera Utara

MarkZega, Benius (2016) Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan dalam Usahatani Perkebunan Karet Rakyat (Hevea brasiliensis) di Kecamatan Gido, Kabupaten Nias, Sumatera Utara. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman karet merupakan tanaman perkebunan yang penting bagi Indonesia. Selain penting bagi Indonesia, komoditas karet juga diperlukan dalam berbagai bidang usaha dan pekerjaan di tingkat internasional. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2015), perkebunan karet di Indonesia dibagi ke dalam tiga pemegang kegiatan usahatani. Pertama perkebunan karet rakyat, kedua perkebunan karet pemerintah dan ketiga perkebunan karet swasta. Luas areal tanam terbesar dimiliki oleh rakyat dimana rakyat memiliki status pengusahaan lebih dari setengah perkebunan karet di Indonesia, serta untuk produksi karet di Indonesia, perkebunan rakyat berkontribusi lebih dari setengah jumlah keseluruhan produksi karet nasional. Produktivitas perkebunan karet juga sama pentingnya untuk kontribusi karet bagi Indonesia. Produktivitas perkebunan rakyat mengalami peningkatan dari tahun 2010 hingga tahun 2013 namun pada tahun 2014 mengalami penurunan. Perkebunan rakyat memiliki produktivitas yang paling rendah jika dibandingkan dengan perkebunan pemerintah dan perkebunan swasta. Hal ini berbanding terbalik dengan luas areal tanam yang dimiliki oleh rakyat yang jauh lebih besar daripada yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta. Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Wilayah Sumatera yang memiliki potensi yang besar dalam perkebunan karet. Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2015), provinsi Sumatera Utara memiliki luas areal tanam perkebunan karet sebesar 482.657 Ha dan total produksi untuk provinsi Sumatera Utara ialah 456.024 Ton. Salah satu kabupaten penghasil karet di Provinsi Sumatera Utara adalah Kabupaten Nias. Kabupaten Nias berada di Pulau Nias, yang merupakan salah satu dari 5 kabupaten/kota di Pulau Nias yang memiliki potensi dalam perkebunan karet rakyat. Kabupaten Nias memiliki produktivitas tertinggi diantara 4 kabupaten/kota lainnya, dengan produktivitas sebesar 982 Ton/Ha. Petani karet di Kabupaten Nias dalam menjalankan usahatani karet, seringkali mengalami kendala, salah satunya jumlah produksi yang rendah dan tidak menentu, sehingga berakibat pada pendapatan dari usahatani karet yang tidak menentu pula. Kecamatan Gido yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Nias sejak dahulu telah mulai menanam karet dan memproduksi getah karet. Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dalam usahatani perkebunan karet rakyat sebagai upaya untuk peningkatan pendapatan dalam usahatani perkebunan karet rakyat. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan dalam usahatani perkebunan karet rakyat, serta menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi pendapatan dalam usahatani perkebunan karet rakyat. Penentuan responden menggunakan metode simple random sampling, dengan perhitungan menggunakan rumus Slovin, maka didapatkan 39 respoden yang dapat mewakili populasi 300 kk petani karet. Metode analisis data menggunakan analisis kualitatif, untuk mendeskripsikan lokasi penelitian dan keadaan pertaniannya, dan analisis kuantitatif yang mencakup analisis pendapatan usahatani dan metode analisis regresi berganda fungsi pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, rata-rata pendapatan petani responden pada tahun 2015 dalam usahatani perkebunan karet rakyat di Kecamatan Gido, Kabupaten Nias adalah sebesar Rp 4.522.366,67. Selain itu, dalam usahatani perkebunan karet rakyat di Kecamatan Gido dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan dalam usahatani perkebunan karet di Kecamatan Gido, Kabupaten Nias meliputi jumlah produksi, harga jual dan biaya produksi. Jumlah produksi dan harga jual berpengaruh nyata secara positif, sedangkan biaya produksi berpengaruh nyata secara negatif terhadap pendapatan dalam usahatani perkebunan karet rakyat di Kecamatan Gido, Kabupaten Nias. Dalam upaya peningkatan pendapatan, petani karet perlu untuk menjalankan teknis budidaya secara tepat sesuai dengan persyaratan dalam budidaya karet itu sendiri. Faktor jumlah produksi yang menurun disebabkan oleh tanaman karet yang telah dibudidayakan oleh para petani telah melewati umur ekonomisnya. Untuk menanggulanginya perlu dilakukan peremajaan terhadap perkebunan karet rakyat dan juga pembekalan bagi para petani karet mengenai teknis budidaya yang tepat sehingga dapat meningkatkan jumlah produksi karet kering dan akan meningkatkan pendapatan dalam usahatani perkebunan karet rakyat.

English Abstract

Rubber plant is one of important plantation crops in Indonesia. Otherwise, rubber are needed in various other businesses and duties at international level. According to Direktorat Jenderal Perkebunan (2015), rubber plantations in Indonesia are divided into three holders. First of all, smallholder rubber plantation, second one, goverment rubber plantation and the last one is private rubber plantation. In Indonesia, the largest area of rubber plantation owned by smallholder, and the biggest productions of rubber contributed by smallholder. The productivity of rubber plantations is just as vital for the contribution of rubber production in Indonesia. The productivity of smallholder rubber plantation has risen from year 2010 until 2013 but in 2014 decline. The smallholder rubber plantation had the lowest productivity compared to goverment and private rubber plantation. This was inversely with the largest area of rubber plantation owned by the smallholder far greater than owned by a government and private. The Province of North Sumatra is one of province in Sumatra Region that has the great potential in rubber plantations. According to Direktorat Jenderal Perkebunan (2015), North Sumatra has 482.657 Ha for total area of rubber plantation and 456.024 Tons of total production. One of rubber producer in North Sumatra is Sub-province of Nias. Sub-province of Nias is in Nias Island, is one of 5 sub-province that produce rubber. Sub-province of Nias has the biggest productivity compared to the others sub-province, with 982 Tons/Ha of productivity. The rubber farmers in Subprovince of Nias in running rubber crops , often has problems, one of them is low and uncertain of total production, and led to uncertain of income. District of Gido is one of district in Sub-province of Nias that has started long time ago to grow the rubber plant and produce rubber. Based on these descriptions, it is necessary to do research on the analysis of income and the factors affecting the income of the farming smallholder rubber plantations in an effort to increase the income of the farming smallholder rubber plantations. Therefore, this study aimed to analyze the income in the farming smallholder rubber plantations, as well as analyze the factors that affect the income in the farming smallholder rubber plantations. Determination of respondents using simple random sampling method, calculated using the formula Slovin, then obtained 39 respondents to represent the population 300 family of rubber farmers. Methods of data analysis are qualitative analysis and kuantitative analysis that includes the analysis of farm income and multiple regression analysis function of income. The results showed that, the average income of respondents in 2015 in the farming smallholder rubber plantations in District of Gido is Rp. 4.522.366,67. Moreover, in the farming smallholder rubber plantations in District Gido influenced by several factors. Factors that significantly affect farm income in the rubber plantation in District Gido include the amount of production, selling price and cost of production. The amount of production and the selling price of real influence positively, while the cost of production significantly negatively to earnings in the farming smallholder rubber plantations in the district Gido, Nias. In an effort to increase the income, rubber farmers need to run a proper cultivation techniques in accordance with to the terms in the cultivation of the rubber itself. Factor reduced amount of production caused by the rubber plant that has been cultivated by farmers had passed its economic life. To overcome it is necessary to replanting the rubber plants of the smallholder, and to acknowledge the rubber farmers about the cultivation techniques of rubber plantation so as to increase the amount of dry rubber production and will improve also in the farming income of smallholder rubber plantations.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/815/051610694
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 11 Jan 2017 10:57
Last Modified: 19 Oct 2021 14:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131816
[thumbnail of Benius.pdf]
Preview
Text
Benius.pdf

Download (7MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item