Pengaruh Defoliasi dan Detasseling Terhadap Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.)

Shodikin, Aris (2016) Pengaruh Defoliasi dan Detasseling Terhadap Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan komoditi strategis yang dapat digunakan sebagai pengganti beras. Pemanfaatan tanaman jagung digunakan sebagai bahan pangan, bahan baku industri dan bahan pakan ternak. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan peternakan di Indonesia menuntut ketersediaan jagung yang cukup dan kontinyu. Produksi jagung sampai saat ini terus mengalami fluktuasi. Pada tahun 2014, produksi jagung nasional mengalami peningkatan sebesar 2,81 %. Peningkatan tersebut dikarenakan peningkatan luas area panen dan peningkatan produktivitas jagung. Sebagian besar petani di Indonesia masih menggunakan teknik budidaya yang sudah dilakukan secara turun temurun. Salah satu teknik budidaya tersebut adalah defoliasi dan detasseling. Pelaksanaan defoliasi (perompesan daun) dan detasseling (pemangkasan bunga jantan) dapat meningkatkan produksi jagung apabila dilakukan pada waktu yang tepat. Defoliasi dan detasseling ditingkat petani kecil hanya bertujuan sebatas memenuhi kebutuhan pakan ternak. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini yaitu untuk memberikan pengetahuan lebih lanjut tentang pengaruh serta waktu defoliasi dan detasseling yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu perbedaan waktu defoliasi dan detasseling berpengaruh terhadap hasil tanaman jagung. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2015 – Maret 2016 di Desa Sumberarum, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar. Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cangkul, tugal, ember, tangkil, sabit, meteran, penggaris, jangka sorong, timbangan digital, dan kamera. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu benih jagung varietas NK 99, pupuk ZA, pupuk ponska dan pupuk petroganik. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 28 petak perlakuan. Perlakuan tersebut anatar lain P0 (Kontrol), P1 (Defoliasi 70 hst), P2 (Defoliasi 80 hst), P3 (Detasseling 70 hst), P4 (Detasseling 80 hst), P5 (Defoliasi+Detasseling 70 hst), dan P6 (Defoliasi+Detasseling 80 hst). Variabel yang diamati antara lain luas daun, panjang tongkol, diameter tongkol, bobot basah tongkol pertanaman, bobot kering tongkol pertanaman, bobot kering pipilan pertanaman, bobot 1000 biji, hasil panen perhektar, dan indeks panen. Pengamatan dilakukan pada waktu panen tanaman jagung. Data pengamatan akan dianalisis menggunakan analisis ragam F pada taraf 5%. Apabila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan uji perbandingan DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir semua paremeter yang diamati tidak memberikan hasil yang signifikan yang berarti perlakuan defoliasi dan detasseling tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tanaman jagung kecuali parameter diameter tongkol jagung. Hal ini diguga karena waktu dan metode atau teknik defoliasi dan detasseling yang kurang tepat. Defoliasi menyebabkan pegurangan kanopi sehingga efisiensi fotosintesis juga berkurang. Selain itu, defoliasi juga dapat menyebabkan terganggunya metabolisme tanaman untuk sesaat sehingga perlu waktu untuk pemulihan. Kesempatan pemulihan kanopi yaitu pada pertumbuhan luas daun. Namun, pada penelitian ini pertumbuhan luas daun tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Sedangkan detasseling umumnya dilakukan sesaat setelah fase tasseling sekitar umur 53-63 hst. Meskipun perlakuan detasseling pada penelitian ini memiliki kecenderungan mampu meningkatkan hasil, detasseling yang dilakukan pada saat tanaman berumur 70 hst dan 80 hst tidak menunjukkan hasil yang berbeda nayata terhadap hasil. Selain itu teknik yang kurang tepat juga dapat merusak daun bagian atas tanaman sehingga efisiensi fotosintesis menurun. Apabila dilakukan penelitian terkait defoliasi dan detasseling pada tanaman jagung sebaiknya diperhatikan lagi waktu serta teknik pelaksanaannya. Defoliasi sebaiknya dilakukan pada saat tanaman berumur 60 hst dengan cara bertahap sesuai daun tua. Sedangkan detasseling sebaiknya dilakukan sesaat setelah fase penyerbukan dan usahakan tidak merusak daun bagian atas tanaman.

English Abstract

Maize (Zea mays L.) is a strategic commodity that can be used as a substitute of rice. Utilization of corn plants used as food, industrial raw materials and animal food . Population growth and the development of livestock in Indonesia requires the availability of sufficient and continuous corn. Maize production are continually fluctuated. In 2014, national maize production increased by 2.81%. The increase was due to an increase in harvested area and increased productivity of maize. Most farmers in Indonesia are still using farming techniques that have been done for generations. One of the cultivation techniques are defoliation and detasseling. Implementation of defoliation and detasseling can increase the production of maize, if it done at the right time. Defoliation and detasseling of small farm level detasseling aims only to meet the needs of livestocks food. Therefore, the purpose of this study is to provide an advance knowledge about the influence of proper time defoliation and detasseling on growth and corn productions. The hypothesis of this study is a time difference of defoliation and detasseling effect on corn crop’s production. This research was conducted in December 2015 - March 2016 in the Sumberarum village, Wates District, Blitar. The tools used in this study are hoes, drill, buckets, tangkil, sickle, tape measure, ruler, vernier caliper, digital scales, and cameras. Materials used in this research that NK 99 varieties of maize, ZA fertilizer, phonska fertilizer and petroganik fertilizer. This study to a randomized block design (RBD) with 7 treatments and 4 replicates so that there are 28 treatment plots. That treatments are P0 (control), P1 (defoliation 70 dap), P2 (defoliation 80 dap), P3 (Detasseling 70 dap), P4 (Detasseling 80 dap), P5 (Defoliation + Detasseling 70 dap) and P6 (Defoliation + Detasseling 80 dap). Variables observed among other leaf area, cob length, cob diameter, cob fresh weight, cob dry weight, graind dry weight, weight of 1000 seeds, yield per hectare, and harvest index. Observations begin at the time of harvest time. Observation data will be analyzed using analysis of variance F at 5% level. If there are significant differences among treatment continued with Duncan Multiple Range Test at 5% level. The results of this study indicate that almost all of the observed parameter did not show significant which means treatment of defoliation and detasseling are not significantly affect maize productions except cob diameter. It be expected due less precise to the timing and methods or techniques of defoliation and detasseling. Defoliation caused a decrease canopy drastically so the efficiency of photosynthesis is also reduced. In addition, defoliation can cause disruption of the metabolism of the plant for a while so it needs time for recovery. The recovery chance of the canopy was on leaf area growth. However, in this study the growth of leaf area did not show significantly different results. While it detasseling generally conducted shortly after tasseling phase around the age of 53-63 days after planting. Although detasseling in this study have a tendency to increase the result, detasseling was made when plant aged 70 dap and 80 dap unable to provide different results. Besides the lack of proper technique can also damage the upper leaves of the plant so the efficiency of photosynthesis decreases. When doing research related to defoliation and detasseling on maize should be payed more at time and technical implementation. Defoliation should be done at the time when the plant was 60 hst step by step due the old leaf. While detasseling should be done shortly after pollination phase and try not damage the upper leaves of the plant.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2016/727/051609414
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting
Divisions: Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 14 Feb 2017 10:41
Last Modified: 19 Oct 2021 06:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131739
[thumbnail of Jurnal_(Aris_Sodikin_125040200111121).pdf]
Preview
Text
Jurnal_(Aris_Sodikin_125040200111121).pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Cover_Skripsi.pdf]
Preview
Text
Cover_Skripsi.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Skripsi.pdf]
Preview
Text
Skripsi.pdf

Download (7MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item