ShelvyaArmandina (2016) Strategi Pengembangan Agrowisata Dan Analisis Kinerja Agrowisata Dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy Dan Balanced Scorecard (Studi Kasus: Agrowisata Belimbing Desa Moyoketen, Kabupaten Tulungagung). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pengembangan agrowisata secara langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata akan menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan petani di luar nilai kuantitas produksinya. Selain itu, pengembangan agrowisata juga dapat dimanfaatkan untuk melestarikan sumber daya alam, melestarikan kearifan dan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani atau masyarakat sekitar agrowisata. Melihat potensi yang ada, maka suatu strategi pengembangan yang tepat diperlukan bagi agrowisata ini untuk dapat bertahan, berkembang, dan bisa meningkatkan pendapatan bagi petani dan masyarakat sekitar agrowisata. Pengembangan agrowisata sesuai dengan kebutuhan serta kepuasan konsumen akan berpengaruh langsung terhadap kelangsungan agrowisata dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kabupaten Tulungagung merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang memiliki kesuburan lahan dan banyak dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Salah satu diantaranya di Desa Moyoketen, di rumah Bapak Mulyono. Di area lahan perkebunan belimbing miliknya didirikan Agrowisata Belimbing, karena tempatnya dikelilingi lahan pohon belimbing yang luas, bernuansa alami, dan berhawa sejuk. Melihat potensi yang ada, maka suatu strategi pengembangan yang tepat diperlukan bagi agrowisata ini untuk dapat bertahan, berkembang, dan bisa meningkatkan pendapatan bagi petani dan masyarakat sekitar agrowisata. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Blue Ocean Strategy dan Balanced Scorecard. Blue Ocean Strategy digunakan untuk menciptakan strategi pengembangan dan Balanced Scorecard digunakan untuk menganalisis kinerja karyawan. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah Agrowisata belimbing Tulungagung masih terjebak dalam samudera merah, hal itu diperkuat dengan kurva strategi yang belum menunjukkan adanya keunikan yang berbeda dengan pesaing. Selain itu dari kurva strategi menunjukkan bahwa strategi perusahaan belum fokus, hal ini ditandai dengan nilai dari kurva yang naik turun. Sedangkan hasil dari analisis kinerja menggunakan balanced scorecard yaitu pada perspektif keuangan peningkatan pendapatan selalu naik dari tahun 2013 hingga 2015 dan terhitung mencapai 50% sedagkan ROE sebesar 27.5%, pada perspektif pelanggan menunjukkan hasil 100.5%, hasil tersebut dapat diartikan bahwa kesesuaian total menunjukkan hasil yang seimbang antara harapan pengunjung dan kinerja agrowisata belimbing. Selanjutnya pada perspektif bisnis internal, dilihat dari jumlah produksi belimbing setiap tahunnya yang terus mengalami peningkatan dari tahun 2013 hingga 2015, dan agrowisata belimbing Tulungagung telah memenuhi Standar Operasional Produksi untuk budidaya belimbing. Pada perspektif dimana dari 9 karyawan telah bekerja selama kurang lebih 2 tahun di agrowisata belimbing tersebut. Lamanya masa kerja karyawan berkorelasi positif dengan kompetensi karyawan. Batasan minimal masa kerja supaya karyawan dikatakan memiliki kompetensi adalah 2 tahun.
English Abstract
The development of agrotourism will directly increase the positive perception of farmers and the public about the importance of preservation of agricultural land resources . Agrotourism development will create jobs and increase the income of farmers beyond the value of the quantity of production. In addition , the development of agrotourism can also be used to conserve natural resources , preserve local wisdom and technology , and increase the income of farmers and surrounding communities agrotourism . Seeing the potential is there, then a proper development strategy is required for this agro order to survive , thrive , and can increase income for farmers and surrounding communities agrotourism. Agrotourism development in accordance with the needs and customer satisfaction will directly influence the viability of agrotourism and farmers income as well as the surrounding community . Tulungagung regency is a regency in East Java province which have land fertility and widely used as agricultural land . One of them in the Moyoketen village, at the house of Mr. Mulyono . In the area of his starfruit plantations established Starfruit Agrotourism , because the place is surrounded starfruit tree vast land , natural shades , and the air is cool. Seeing the potential is there, then a proper development strategy is required for this agro order to survive , thrive , and can increase income for farmers and surrounding communities agrotourism . The analytical tool used in this research is Blue Ocean Strategy and Balanced Scorecard . Blue Ocean Strategy is used to create a development strategy and Balanced Scorecard is used to analyze the performance of employees. The results of the research performed is Starfruit Agrotourism Tulungagung still stuck in red oceans, it is reinforced with a curve that strategy has not shown the uniqueness of different competitors. Besides of the curve shows that the strategy of the companys strategy is not focused, it is characterized by the value of the curve up and down. While the results of the performance analysis using a balanced scorecard that the financial perspective increased revenues always rise from 2013 to 2015 and accounting for 50% sedagkan ROE of 27.5%, on the customers perspective shows the results of 100.5%, the result can be interpreted that the suitability of the total show results balanced between expectations and performance starfruit agrotourism visitors. Furthermore, the internal business perspective, judging from the number of leatherback annual production which continued to increase from 2013 to 2015, and has met the agro leatherback Tulungagung Production Operational Standards for starfruit cultivation. In the perspective of where from 9 employees have been working for more than 2 years in the starfruit agrotourism. The duration of the period of employment is positively correlated with the competence of employees. Limitations minimum working period so that the workers are said to have competence is 2 years old.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2016/706/051609393 |
| Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian |
| Depositing User: | Sugiantoro |
| Date Deposited: | 01 Nov 2016 13:32 |
| Last Modified: | 19 Oct 2021 04:17 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131714 |
Preview |
Text
STRATEGI_PENGEMBANGAN_AGROWISATA_DAN_ANALISIS_KINERJA_AGROWI.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |