NurulHasanah (2016) Perubahan Sistem Monokultur Tebu (Saccharum Officinarum) Menjadi Sistem Agroforestri Berbasis Sengon (Paraserianthes Falcataria) Dapat Meningkatkan Cadangan Karbon Tersimpan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perubahan sistem monokultur tebu menjadi agroforestri berbasis sengon dapat meningkatkan karbon yang tersimpan, tanaman sengon dipilih karena perawatannya yang mudah, tidak perlu pengairan dan pemupukan secara berkala, serta waktu panen yang cepat, yaitu sekitar 5-7 tahun. Penelitian ini dilakukan di Desa Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang dengan tujuan untuk mengetahui besarnya perubahan simpanan karbon pada penggunaan lahan monokultur tebu menjadi sistem agroforestri berbasis sengon di Desa tersebut. Data yang diperoleh berupa data hasil pengukuran dilapang maupun di laboratorium yang kemudian di uji menggunakan anova dan dilakukan analisis multivariat dan analisis biplot Hasil penelitian menunjukkan bahwa cadangan karbon yang paling tinggi terdapat pada penggunaan lahan sengon umur 5 tahun dengan total simpanan karbon di dalam tanah maupun pada tegakan sebesar 75,29 Mg C ha-1 diikuti tebu keprasan 5 kali sebesar 49,68 Mg C ha-1, sengon umur 3 tahun sebesar 46,59 Mg C ha-1, tebu keprasan 2 kali sebesar 45,22 Mg C ha-1, dan yang paling rendah terdapat pada penggunaan lahan sengon umur 1 tahun sebesar 24,35 Mg C ha-1. Perubahan penggunaan lahan monokultur tebu menjadi agroforestri berbasis sengon mempengaruhi sifat fisik maupun sifat kimia pada tanah, untuk parameter BI tidak signifikan antar perlakuan akan tetapi antar presentase penyusun tekstur tanah berpengaruh secara signifikan. Sedangkan perubahan penggunaan lahan sistem monokultur tebu menjadi agroforestri berbasis sengon berpengaruh secara signifikan terhadap pH tanah, akan tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap %C-Organik tanah.
English Abstract
Landuse changes from monokultur sugarcane to sengon agroforestry based system can increase carbon storage. sengon has been chosen due to its easy on management of cultivation and minimun irrigation and the rapid harvesting period, which is abaout 5-7 years. The research was conducted in Wonokoyo Village, Kedungkandang Subdistrict, Malang City. the purpose of the study is for evaluating the changes of carbon stocks of sengon agroforestry system reverting from monocultur sugarcane. The data collected form the field and laboratory activity before tested with anova following multivariate and biplot analysis. The result of research showed that the higest carbon stocks was in 5 years sengon agroforestry system a counted for 75,29 Mg C ha-1 followed by sugarcane 5 years after replanting 49,68 Mg C ha-1, sengon 3 years 46,59 Mg C ha-1, sugarcane 2 years after replanting 45,22 Mg C ha-1, and the lowest found in landuse sengon 1 years 24,35 Mg C ha-1. Landuse change from monokultur sugarcane to agroforestry based sengon affect soil physical and soil chemistry, for the parameter soil bulk density did not significantly between treatment, but between percentage of composition soil texture influential significantly. Landuse change syistem monokultur sugarcane to be agroforestry based sengon significantly affected to soil pH, but not affect to soil %C-Organik.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2016/676/051609363 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 630 Agriculture and related technologies |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 04 Nov 2016 09:51 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 15:18 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131685 |
Preview |
Text
Jurnal.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Skripsi.pdf Download (3MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |