SuryaCahyaSukresna (2016) Respon Tanaman Gandum (Triticum Aestivum L.) Pada Berbagai Jumlah Dan Frekuensi Pemberian Air. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Upaya untuk mengantisipasi terjadinya kondisi rawan pangan yang ada di Indonesia perlu adanya peningkatan. Berorientasi pada kenyataan bahwa jumlah permintaan bahan pangan pokok (beras) masih belum diimbangi dengan jumlah ketersediaannya sebagai akibat tingginya kegiatan alih fungsi lahan. Selain itu perubahan iklim atau penyimpangan iklim yang saat ini sedang terjadi menyebabkan petani gagal panen sehingga produktivitas bahan pangan pokok menurun. Dengan demikian perlu dilakukan upaya untuk mencari bahan pangan pokok pengganti yang mengandung nilai karbohidrat tinggi yaitu gandum. Tanaman gandum (Triticum aestivum L.) hampir belum dikenal meluas oleh masyarakat Indonesia. Tanaman gandum umumnya ditanam di wilayah dataran tinggi dengan ketinggian antara 900-2000 m dpl, akan tetapi lahan yang tersedia sangat terbatas. Selain itu dengan kondisi agroklimat yang cukup ekstrim pada dataran tinggi, seperti kelembaban yang lebih (>85%), rendahnya intensitas dan pendeknya lama penyinaran matahari akan dapat menjadi kendala keberhasilan penanaman tanaman gandum di wilayah dataran tinggi. Mengingat pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sebagai langkah awal, informasi tentang tingkat kebutuhan air pada tanaman gandum sangat diperlukan. Hal ini disebabkan karena air berperan penting dalam proses metabolisme tanaman, dampak ketersediaan air akan sangat berpengaruh pda pertumbuhan tanaman baik di dataran tinggi maupun dataran medium. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh jumlah dan frekuensi pemberian air pada pertumbuhan dan hasil tanaman gandum serta menentukan jumlah dan frekuensi pemberian air yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman gandum. Sedangkan untuk hipotesis yang diajukan adalah pemberian air sebanyak 350 mm/musim yang diberikan 1 hari sekali akan diperoleh pertumbuhan dan hasil yang tinggi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2016 di Screen house Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) 2 yang terletak di Jl. Ichman Ridwan Rais, Tanjung, Malang. Alat dan bahan yang digunakan antara lain berupa gembor, cetok, polybag ukuran 7 kg, kamera, timbangan, LAM (Leaf Area Meter) dan oven. Bahan yang digunakan adalah benih tanaman gandum (varietas Dewata), pupuk N (berupa urea : 45% N), pupuk P (berupa SP-36 : 36% P205) dan pupuk K (berupa KCl : 60% K2O). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak Terbagi (Split Plot) dengan 3 kali ulangan, dengan jumlah pemberian air pada petak utama yang terdiri dari jumlah air 300 mm/musim (J1), jumlah air 350 mm/musim (J2), jumlah air 400 mm/musim (J3), dan jumlah air 450 mm/musim (J4) sedangkan untuk anak petak menempatkan frekuensi pemberian air yang terdiri dari, penyiraman 1 hari sekali (F1), penyiraman 2 hari sekali (F2), dan penyiraman 3 hari sekali (F3). Pengamatan dilakukan secara destruktif dengan mengambil 2 tanaman contoh untuk setiap kombinasi perlakuan yang dilakukan pada saat tanaman berumur 20 hst, 40 hst, 60 hst, 80 hst dan panen yang meliputi komponen pertumbuhan, komponen hasil dan panen, analisis pertumbuhan tanaman dan lingkungan mikro tanaman. Komponen pertumbuhan meliputi jumlah daun, bobot segar akar, bobot kering akar, bobot kering total tanaman, jumlah anakan per rumpun, jumlah anakan produktif, dan waktu berbunga sedangkan komponen hasil dan panen meliputi bobot kering total tanaman, jumlah malai per rumpun, bobot malai per rumpun, panjang malai, bobot spikelet per malai, bobot biji per perlakuan. Analisis pertumbuhan tanaman meliputi Laju Pertumbuhan Relatif (LPR) dan Indeks Panen (IP). Pengamatan lingkungan mikro mencakup suhu tanah dan kelembaban tanah. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf α = 0,05 untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan masing-masing perlakuan serta interaksi dari keduanya. Apabila terdapat interaksi atau pengaruh nyata dari perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji perbandingan dengan menggunakan BNJ pada taraf p = 0,05. Hasil peneltitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi nyata pada parameter bobot kering akar, jumlah daun, dan laju pertumbuhan tanaman. Pada umumnya pemberian air satu hari sekali dengan diikuti berbagai jumlah pemberian air menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang tinggi pada tanaman gandum. Dalam budidaya tanaman gandum, frekuensi pemberian air yang lebih merata lebih penting daripada jumlah pemberiannya.
English Abstract
Efforts to anticipate food shortages that exist in Indonesia need to improve. Oriented to the fact that the demand of rice still has not been matched by the number of its availability as a result of high land conservation activities. In addition to climate change or climate irregularities which are being experienced crop failures that led to the farmers the productivity of staple food items declined. Thus efforts should be made to find another food items that contain high carbohydrate value, namely wheat. Wheat (Triticum aestivum L.) extends virtually unknown by the people of Indonesia. However, wheat flour and other forms of processed products such as noodles, bread, biscuits and baby food has been produced regularly in almost all walks of life (Wiyono, 1980), thus led to increasing demand for the grain. Wheat crops are generally grown in the highlands with an altitude between 900-2000 m above sea level, but the land available is limited. In addition to the agro-climatic conditions are quite extreme at high altitudes, such as more moisture (> 85%), low intensity of solar radiation and the short will be able to constrain the success of planting wheat in the highland region. Given the growth and development of plants is strongly influenced by environmental factors, as a first step information on the water level in the wheat crop is very needed. This is because water plays an important role in the metabolic processes of plants, the impact of water availability will greatly affect plant growth both in the highlands and the plains of the medium. The purpose of this research is to study the influence of the number and frequency of water on the growth and yield of wheat as well as determining the amount and frequency of water is right for the growth and yield of wheat. And the hypothesis is the provision of water up to 350 mm / season given one day all will be acquired growth and high yield. This research conducted began from February until May 2016 at Screen house Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) 2, Jl. Ichman Ridwan Rais, Tanjung, Malang. Tools and materials are used among others, yells, trowel, polybag size 7 kg, cameras, scales, LAM (Leaf Area Meter) and oven. The materials used are the seeds of wheat (varieties of the Gods), N fertilizer (such as urea 45% N), P fertilizer (such as SP-36: 36% P205) and K fertilizers (such as KCl: 60% K2O). This research use Split Plot design with 3 replications, the amount of the provision of water to the main plot, which consists of the amount of water of 300 mm / season (J1), the amount of water of 350 mm / season (J2), the amount of water of 400 mm / season (J3), and the amount of water 450 mm / season (J4), while the subplot puts frequency of water comprising, watering once a day one (F1), watering two days once (F2), and three day watering once (F3). Observations were carried out destructively by taking two crops example for each combination treatment is done when the trees reached 20 dap, 40 dap, 60 dap, 80 dap and harvest, which includes growth, yield components and harvest, analysis of plant growth and the microenvironment of the plant. Growth observation consist of number of leaves, fresh weight of root, dry weight of root, total dry weight of plant, number of tillers per clump, number productif tiller, flowering time, while result and harvest component consist of total dry weight of plant, number panicle per clump, weight seed per treatment. Analysis plant growth consist of relative growth rate, harvest index. Observation microenvirontment consist of soil temperature and soil moisture. Data will analyzed by using the F test at 5% level. If there significantly different it will be continued by HSD test (α = 5%). The results showed that there is a real interaction observation parameter root dry weight, number of leaves, and relative growth rate. In general, the provision of water once a day followed by various amounts of water giving showed growth and high yields in wheat plants. In the cultivation of wheat, the frequency of water more even more important than the volume water giving.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2016/674/051609361 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.5 Cultivation and harvesting |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Budidaya Pertanian |
Depositing User: | Sugiantoro |
Date Deposited: | 04 Nov 2016 09:27 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 15:17 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/131683 |
Preview |
Text
JURNAL_SURYA_CAHYA_SUKRESNA_(125040201111097).pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
SKRIPSI_SURYA_CAHYA_SUKRESNA_(125040201111097).pdf Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |